Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Tanaman Senduduk: Tanaman Ekologis Yang Serbaguna
18 Juli 2024 10:37 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Doni Hariandi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Tumbuhan senduduk sering dianggap sebagai gulma atau tumbuhan liar dengan tinggi mencapai 2-3 meter, batangnya berbulu halus dan memiliki banyak cabang yang tersebar dari dasar hingga ujung tanaman. Daun senduduk berbentuk lonjong dengan ujung runcing dan pangkal yang meruncing atau membulat. Permukaan daun berbulu halus dengan panjang sekitar 5-15 cm dan lebar 2-6 cm. Daunnya memiliki tiga hingga tujuh tulang daun yang menonjol di bawah permukaan daun. Buahnya sendiri berbentu kapsul berukuran kecil, berwarna hijau saat muda dan berubah menjadi cokelat kehitaman saat matang dan mengandung banyak biji.
Masyarakat lokal di Indonesia sejak lama menggunakan senduduk sebagai bahan sayuran dan obat-obatan tradisional . Di beberapa pasar tradisional di Jawa Barat, bunga senduduk (khususnya benang sari) masih dijual sebagai bahan sayuran. Di Malaysia, senduduk digunakan untuk penyembuhan luka karena memiliki aktivitas antibakteri. Tanaman ini juga dikenal dengan nama harendong di beberapa daerah.
ADVERTISEMENT
Selain bermanfaat bagi kesehatan , senduduk juga dimanfaatkan sebagai pewarna alami untuk makanan atau kain dan juga sebagai tanaman hias dengan bunganya yang cantik untuk mengisi taman atau pekarangan. Dalam folklore (budaya rakyat), senduduk sering dianggap memiliki kekuatan magis dan digunakan dalam berbagai ritual dan upacara tradisional .
ADVERTISEMENT
Secara keseluruhan, senduduk adalah tanaman serbaguna yang tidak hanya memiliki nilai ekologis tetapi juga berbagai manfaat bagi kesehatan dan memiliki potensi sebagai sumber alami yang berharga.