Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Saat Iran Mengesahkan RUU Hijab
5 Oktober 2023 8:19 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Donny Syofyan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sudah lebih dari setahun Iran dilanda gelombang protes. Aksi protes ini dimulai dengan kematian Mahsa Amini, seorang gadis berusia 22 tahun. Dia meninggal pada 16 September 2022 lalu. Dia meninggal setelah ditahan oleh Polisi Moral di Iran. Kejahatannya adalah tidak mengenakan hijab dengan benar dan patut.
ADVERTISEMENT
Kematian Amini ini memicu beberapa gelombang protes terbesar. Iran dipenuhi masyarakat yang berbaris di jalan-jalan sambil melantunkan kebebasan wanita. Sekarang para politisi Iran memutuskan untuk menghancurkan kebebasan perempuan, lebih jauh dan dalam.
Beberapa hari yang lalu parlemen Iran meloloskan RUU Hijab dan Kesucian. Seolah-olah hukuman sebelumnya karena melanggar pembatasan pakaian belum cukup meskipun sudah mengandung aturan suci lewat konsep aurat.
Lalu, apa pembatasan aturan ini? Perempuan di atas usia pubertas harus tertutup dalam berbusana. Rambut perempuan harus ditutup di balik hijab. Bagian tubuh di bawah leher hingga di atas pergelangan kaki tidak boleh kelihatan. Lengan hingga di atas telapak tangan juga mesti tertutup. Pakaian tidak boleh buka-bukaan atau ketat. Pakaian longgar dan panjang lebih diutamakan.
ADVERTISEMENT
Itu adalah aturannya. Sejatinya aturan baru tersebut sama saja dengan aturan sebelumnya. Ini didasarkan pada tafsiran resmi Iran tentang hukum syariah. Para ulama Iran memberlakukan pembatasan ini. Publik harus patuh. Mereka tidak punya pilihan.
Lalu, apa yang baru dalam perubahan RUU ini? Ini terkait dengan jumlah hukuman karena melanggar pembatasan berbusana. Perempuan Iran sebelumnya bisa menjalani 10 hari hingga 2 bulan penjara karena melanggar aturan ini. Sekarang masa tahanan bisa meningkat 5 hingga 10 tahun.
Ada juga unsur denda. Sebelumnya denda yang dikenakan berjumlah antara 5000 hingga 500.000 rial Iran, atau sekitar 12 sen hingga USD 12 dolar AS. Sekarang jumlahnya berkisar antara 180 juta dan 360 juta rial Iran, atau sekitar USD 4.200 hingga USD 8.500. Jumlah ini meningkat 700 kali lipat.
ADVERTISEMENT
Hukuman baru ini memang sangat draconian. RUU baru ini juga memaksa penegakan hukum dalam pemerintah dan organisasi militer untuk menegakkan hukum wajib hijab. Kalangan bisnis juga akan kena denda bahkan tuntutan karena mendorong ketelanjangan dan cara berbusana yang terbuka dengan cara apa pun.
Ada juga denda karena mempromosikan atau mengampanyekan ketelanjangan atau mengolok-olok hijab di media dan di jejaring sosial. Lalu melanggar kode berpakaian secara terorganisir, seperti yang terjadi sepanjang protes pada tahun lalu, dapat menyebabkan hukuman 10 tahun penjara
Pada dasarnya RUU ini adalah palu atas segenap penentangan terhadap hijab. RUU Hijab dan Kesucian baru ini disahkan oleh parlemen Iran pada 20 September lalu. Ia bukan keputusan bulat, tetapi sebagian besar anggota parlemen menginginkannya untuk disahkan. 152 memilih mendukung, 34 menentang dan 7 abstain. Hanya sekitar 6 persen dari anggota parlemen Iran adalah perempuan.
RUU yang keras ini terus terang dirancang oleh laki-laki. Tidak banyak yang menentang RUU baru tersebut. Gholamreza Nori, seorang anggota parlemen Irian, mengatakan dalam sebuah wawancara:
ADVERTISEMENT
Kubu moderat diabaikan dan kelompok garis keras mengesahkan RUU baru ini. RUU ini belum menjadi hukum yang tetap. Ia masih perlu disetujui oleh Dewan Wali Iran. Tetapi perlu dicatat bahwa 12 orang anggota Dewan Wali Iran yang ditunjuk oleh para mullah cenderung akan menyetujuinya.
Satu-satunya jalan yang masih terbuka akan ada masa percobaan tiga tahun. Jika ada cukup tantangan dan perlawanan, RUU ini mungkin ditarik setelah periode itu berlalu. Namun dilihat dari bagaimana rezim Iran mengencangkan cengkeramannya, banyak yang pesimistis seberapa banyak ruang yang tersisa untuk melakukan perlawanan.