Konten dari Pengguna

Dari Pandu ke Pramuka, Tetap Sukarela dan Non-politik

Dr Sudjoko Kuswadji SpOk
Dokter Kesehatan Kerja, Fakultas Kedokteran UI (1972), TNI AU Wamil (1974-1980), Chief Medical Officer Indomedika, Trainer dan Konsultan
27 Juli 2024 12:31 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dr Sudjoko Kuswadji SpOk tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Pramuka. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pramuka. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Tahun 1961 adalah tahun perubahan pendidikan luar sekolah kepanduan menjadi pramuka. Tahun ini mudah sekali diingat. Jika angka 1961 dibalik, tetap akan terbaca 1961.
ADVERTISEMENT
Bung Karno melantik merger beberapa organisasi kepanduan ketika itu menjadi satu. Pandu Rakyat dengan dasi hitam rela mengubah dasinya menjadi merah putih. Hisbul Wathon dengan dasi hijau dan topi anyaman bambu, rela diganti menjadi merah putih dan peci nasional hitam.
Baju diubah menjadi putih. Dipadukan dengan celana biru untuk Pramuka udara, abu-abu untuk Pramuka laut, coklat untuk Pramuka darat. Tak lama kemudian seragam diganti warna coklat muda dan tua, seperti seragam gerilyawan semasa perjuangan kemerdekaan. Lambang bunga lily diganti dengan tunas kelapa. Organisasi Pramuka dinyatakan tak berpolitik. Janji pandu diubah jadi Trisatya dan Dasa Dharma, mirip visi dan misi.
Pelatihan Pramuka terpisah antara pria dan wanita. Pelatihan terbagi atas tiga kelompok usia: Siaga (Kurcaci), Penggalang (Perintis), dan Penegak. Yang lebih tua tergabung dalam Pandu Wreda. Pembagian ini sesuai dengan perkembangan fisik dan mental manusia. Tujuan pendidikan luar sekolah ini adalah pelatihan life skill. Bagaimana manusia tetap survive sesuai dengan perkembangan peradaban.
Ilustrasi Pramuka. Foto: Shutterstock
Peradaban manusia berkembang sejak mereka hidup di gua-gua. Mereka berburu dan bercocok tanam. Ketika manusia menemukan roda, zaman industri dimulai. Lalu ketika menemukan mesin hitung, awal peradaban teknik informasi dimulai. Pengetahuan dan keterampilan Pramuka adalah kemampuan penggunaan berbagai peralatan dalam zaman peradaban itu.
ADVERTISEMENT
Kemampuan komunikasi antara lain, bahasa tubuh atau body language, listening, literacy, kemampuan presentasi, kemampuan public speaking, dan komunikasi verbal.
Pelatihan dimulai dari sandi morse, semaphore, baca sandi rumput, hingga internet, hingga Facebook dan lainnya. Resiliency lentuk, jika ditekuk lalu dilepas segera kembali ke bentuk semula. Mereka juga belajar mengenal rokok dan narkoba, ketika disuruh coba akan otomatis menolak. Belajar juga decision making, SWOT analysis, strategy menuju jalan perkembangan bisnis, creative thinking.
Ada juga kim spell Kimball O'hara yang merupakan game untuk mengingat beberapa benda dalam satu menit, lalu dia harus menguraikannya dengan benar. Keterampilan lainnya adalah cooperation, problem solving, emphaty, stress management, flexibility, dan conflict resolution juga diberikan.
Bentuk barisan pelatihan Siaga adalah lingkaran. Pelatihannya disebut Yanda untuk pria, dan Bunda untuk wanita. Ini menunjukkan bahwa keterampilan siaga terbatas pada hubungan orang tua dan anak.
ADVERTISEMENT
Barisan Penggalang berbentuk angkare, berbentuk huruf U, artinya ada celah pintu dan jendela untuk melihat ke luar lingkungan rumah. Sedangkan barisan Penegak berbentuk shaf, artinya dia sudah berada di dalam masyarakat.
Pendidikan unisex ini berlaku sejak didirikan oleh Lord Baden Powell. Ada beberapa kritik mengenai sistem ini terkait dengan adanya homoseksual. Namun belum bukti otentik soal kecenderungan itu.
Ilustrasi Pramuka. Foto: Shutterstock
Tokoh kepanduan Indonesia adalah Sri Sultan HB IX dan Husein Mutahar. Yang pertama adalah Raja Yogya dan Wakil Presiden Suharto, dan yang kedua adalah Lurah Istana Bung Karno.
Ada satu ucapan Sri Sultan HB IX yang terkenal, "Langkahi mayatku dulu, jika kau mau masuk istana." Itu diucapkan kepada serdadu Belanda yang mau menggeledah Istana Yogya. Sementara itu banyak gerilyawan kita yang bersembunyi di Istana saat itu. Kak Mut lalu menciptakan beberapa lagu di sana, seperti Hari Merdeka, dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
Ketika Sri Sultan IX menjadi Kakwarnas, dia menekankan bahwa Pramuka harus diselenggarakan secara sukarela sesuai dengan prinsip Baden Powell. Saat itu di Kwarnas juga digelar Jamboree Grandprix Nasional, balapan motor di arena Ancol.
Saya sebagai Pramuka pernah mendapat tugas menjadi Medical Officer. Saya mengajak dr Aryono Djonetpoesponegoro dan dr Mulyadi sebagai tim Ambulans 118. Ada empat ambulans 118 dari Dinas Kesehatan DKI yang standby di empat sudut track, ada satu helikopter Pelita Air Service yang standby. Dulu lapangan jalan Borobudur masih terbuka sebagai lapangan bola, jadi bisa dijadikan helipad, lalu dijemput dengan ambulans 118 yang standby di RSCM.
Di acara itu ada seorang pembalap jatuh. Saat diperiksa ternyata dia patah tulang selangka, itu terjadi karena saat jatuh tangannya menahan ke jalan. Dokter Aryo menganggap itu bukan emergency berat, jadi diangkut dengan ambulans. Tak lama kemudian ambulans kembali, jalanan macet, jadi akhirnya diangkut dengan helikopter Pelita.
Mantan Presiden Indonesia Soeharto dikediamannya, di Jakarta, 8 Maret 2000. Foto: Agus Lolong/AFP
Jelang Pemilu, Soeharto butuh dukungan. Ada banyak jalur. Lalu muncul ide untuk membelokkan Pramuka ke ranah politik. Tentu saja Sultan tidak setuju. Sampai sekarang ada UU Pramuka dan ada anggaran dari pemerintah.
ADVERTISEMENT
Sampai sekarang Pramuka masih jadi alat kekuasaan. Tanpa jelas sampai kapan. Kantor Kwarnas diperbesar oleh Pertamina dengan sistem BOT: bangun-guna-serah, atau build-operate-transfer. Biasanya ini adalah bentuk metode penyelesaian proyek infrastruktur berskala besar, di mana entitas swasta dapat konsesi dari sektor publik--atau kadang dari swasta--untuk mendanai, merancang, membangun, memiliki, dan mengoperasikan.
Tapi kayaknya sekarang itu sudah lunas. Jadi tinggal bagaimana penggunaannya oleh Kwarnas. Bisa dibikin proyek kajian bonus demografi. Banyak generasi Z berpendidikan rendah. Mereka umumnya gemuk, mengidap diabetes dan hipertensi. Bisa diduga mereka tidak akan seproduktif seperti dugaan semula.
Jika life skill sebagai dasar kemampuan hidup dilatih sejak kecil, mereka dapat diharapkan lebih produktif. Biarkan mereka secara sukarela mendaftar jadi Pramuka. Anak dan cucu bisa jadi Siaga, Penggalang, dan Penegak, Pandega.
ADVERTISEMENT