Konten dari Pengguna

Noken Papua: Menjaga Kearifan Lokal di tengah Perubahan Zaman

Fadila Fadlan Fiddin
Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Airlangga
22 Desember 2024 16:00 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fadila Fadlan Fiddin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Salah satu contoh noken yang dipakai masyarakat Papua, sumber: dokumen pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu contoh noken yang dipakai masyarakat Papua, sumber: dokumen pribadi
ADVERTISEMENT
Noken adalah tas tradisional khas Papua yang terbuat dari serat alam, seperti kulit kayu atau serat tanaman, yang dianyam secara manual dengan tangan. Hampir setiap suku di Papua memiliki noken dengan motif dan bentuk yang beragam, sesuai dengan karakteristik wilayah masing-masing. Noken bukan hanya sekadar kerajinan, tetapi juga merupakan kearifan lokal yang telah ada sejak zaman dahulu. Sebagai simbol identitas suku Papua, noken menyimpan makna dan filosofi yang mendalam, baik dalam aspek sosial maupun budaya.
ADVERTISEMENT
Menurut pandangan suku Papua, noken adalah lambang kebanggaan dan kebesaran hati, karena kerajinan ini mencerminkan kemahiran dan pemahaman tentang kebudayaan adat Papua (Pikei, 2012:6).
Selain itu, dalam kepercayaan suku Papua, noken juga menjadi simbol kedewasaan bagi seorang perempuan. Noken dianggap sebagai tanda kesiapan perempuan untuk menikah dan merawat keluarga, karena membuat dan menganyam noken adalah keterampilan yang diajarkan dari generasi ke generasi. Dalam aspek sosial, noken banyak digunakan dalam berbagai aktivitas, seperti dalam acara pengangkatan kepala adat, perjamuan tamu, berladang, berburu, dan kegiatan lainnya.
Dengan demikian, noken lebih dari sekadar tas tradisional; ia adalah bagian dari kearifan lokal yang mengandung makna mendalam dan merupakan identitas bagi suku Papua. Oleh karena itu, pelestarian noken sangat penting untuk menjaga warisan budaya ini agar tetap hidup dan dihargai.
ADVERTISEMENT
Tantangan dalam Melestarikan Noken di Era Modern
Namun, tak bisa dipungkiri kerajinan noken ini mulai mengalami pergeseran baik dalam aspek bahan pembuat noken dan pengrajin noken itu sendiri. Oleh karena itu, UNESCO menetapkan noken sebagai warisan budaya dunia tak benda dengan kategori in Need of Urgent Safeguarding' atau warisan budaya yang membutuhkan perlindungan mendesak.
1.Globalisasi dan Perubahan Pola Hidup
Era globalisasi telah membawa perubahan signifikan dalam kehidupan masyarakat Papua. Perubahan ini tidak hanya meliputi teknologi dan akses informasi, tetapi juga pola konsumsi dan gaya hidup. Masyarakat yang sebelumnya bergantung pada kerajinan tradisional mulai beralih ke barang-barang modern yang lebih praktis, seperti tas dari bahan sintetis atau tas yang diproduksi massal. Hal ini membuat keberadaan Noken sebagai barang tradisional mulai dilupakan bahkan dianggap kurang praktis.
ADVERTISEMENT
2.Penggunaan Material yang Terbatas
Untuk membuat Noken, diperlukan bahan baku alami seperti kulit kayu, serat tanaman, atau bahkan benang tradisional yang semakin sulit ditemukan di banyak daerah. Akibatnya, produksi Noken menjadi lebih terbatas. Dalam banyak kasus, kualitas dan kelestarian bahan baku yang digunakan mulai terancam, terutama dengan adanya alih fungsi lahan untuk pertanian atau pembangunan infrastruktur.
3.Perubahan Generasi dan Pengaruh Budaya Populer
Generasi muda Papua, yang lebih terpapar oleh budaya populer melalui media sosial dan teknologi, sering kali tidak terlalu tertarik untuk mempelajari keterampilan membuat Noken. Masyarakat adat yang lebih tua mungkin merasa kesulitan dalam mentransfer pengetahuan ini kepada generasi yang lebih muda yang cenderung lebih mengutamakan pendidikan formal atau pekerjaan di sektor industri.
ADVERTISEMENT
Peluang dalam Pelestarian Noken
Meskipun menghadapi berbagai tantangan, ada beberapa peluang yang bisa dimanfaatkan untuk melestarikan Noken Papua di tengah perubahan zaman:
1.Pemberdayaan Ekonomi melalui Kreativitas
Salah satu cara untuk memastikan kelangsungan Noken adalah dengan memanfaatkan kreativitas untuk menghadirkan Noken dalam konteks yang lebih modern. Misalnya, desain Noken yang lebih menarik dan fungsional dapat diterapkan untuk memenuhi kebutuhan pasar yang lebih luas, terutama pasar urban atau internasional. Dengan memanfaatkan platform e-commerce, para pengrajin Noken dapat memperkenalkan produk mereka ke pasar global, sekaligus meningkatkan ekonomi lokal.
2.Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan
Untuk melestarikan keterampilan membuat Noken, penting untuk memberikan pelatihan kepada generasi muda di Papua. Program-program pelatihan atau workshop yang mengajarkan cara membuat Noken dengan teknik tradisional bisa menjadi sarana untuk memperkenalkan kearifan lokal kepada generasi baru. Pendidikan tentang pentingnya Noken bagi budaya Papua juga perlu dimasukkan dalam kurikulum pendidikan lokal, sehingga anak-anak muda tidak hanya belajar tentang Noken secara praktis, tetapi juga memahami makna budaya yang terkandung di dalamnya.
ADVERTISEMENT
3.Kolaborasi dengan Desainer dan Industri Mode
Untuk menjaga relevansi Noken, kerjasama dengan desainer atau industri mode dapat menjadi peluang yang menarik. Desainer lokal atau internasional yang tertarik dengan bahan dan bentuk unik Noken bisa menciptakan inovasi baru, seperti tas fashion yang terinspirasi oleh desain Noken tradisional. Kolaborasi semacam ini akan membawa Noken ke pasar yang lebih luas, sementara itu juga memberikan peluang ekonomi bagi pengrajin Noken di Papua.
Mari Lestarikan Noken Papua
Melestarikan Noken Papua bukan hanya soal mempertahankan sebuah produk kerajinan, tetapi juga soal menjaga identitas budaya yang telah berkembang selama berabad-abad. Dalam menghadapi tantangan zaman, penting untuk terus berinovasi tanpa kehilangan nilai-nilai tradisional yang terkandung dalam setiap helai benang Noken.
ADVERTISEMENT
Dengan memanfaatkan peluang yang ada, Noken bisa terus berkembang dan dihargai, tidak hanya sebagai produk budaya, tetapi juga sebagai simbol dari kekayaan budaya Indonesia yang harus dijaga dan dilestarikan. Menjaga Noken berarti menjaga kearifan lokal yang tak ternilai yang menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas masyarakat Papua dan Indonesia secara keseluruhan.