Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Nilai Tukar Rupiah Melemah
14 Februari 2022 10:55 WIB
Tulisan dari Dwi kasiyati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Seperti yang kita ketahui bersama, perkembangan nilai tukar Rupiah selama beberapa tahun terakhir melemah terhadap Dolar AS dan mata uang lainnya. Dalam dunia perdagangan internasional, nilai tukar akan sangat mempengaruhi neraca pembayaran. Hal ini terjadi bukan hanya karena kondisi ekonomi negara berkembang lainnya, tetapi juga kebijakan pemerintah dapat sangat mempengaruhi fluktuasi nilai tukar.
ADVERTISEMENT
Kuat dan lemahnya nilai tukar rupiah tidak terlepas dari kebijakan ekonomi dan politik Amerika Serikat, ketika Amerika Serikat memutuskan untuk menaikkan atau menurunkan suku bunga maka akan mempengaruhi posisi mata uang rupee terhadap dolar Amerika Serikat. Bahkan para ekonom sering bercanda bahwa jika AS terkena flu, Indonesia akan ikut demam.” Ini karena kita sangat bergantung pada AS, terbukti dengan sebagian besar transaksi valuta asing dari Indonesia dalam dolar Amerika. Dengan demikian, Indonesia sangat dipengaruhi oleh Amerika Serikat.
Kelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menjadi perbincangan hangat publik. Kejadian ini sempat membuat sebagian orang bertanya-tanya apakah kelemahan atau penguatan rupiah akan berdampak begitu berat terhadap perekonomian kita, sehingga banyak pihak yang berbondong-bondong mengingatkan presiden. Nilai rupiah benar-benar tidak biasa.
ADVERTISEMENT
Terkadang menguat, terkadang melemah terhadap dolar. Di masa lalu, rupee sama lemahnya terhadap dolar. Situasi ini muncul ketika Suharto masih menjadi presiden pada tahun 1998 dan kemudian mengundurkan diri karena tidak mampu menghadapi krisis ekonomi yang diikuti jatuhnya rupee. Ada banyak aspek berbeda yang menyebabkan nilai tukar Rupiah melemah. Mulai dari diferensiasi inflasi, divergensi suku bunga, defisit transaksi berjalan, utang publik, kondisi perdagangan, stabilitas politik dan ekonomi