Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Isu Ayam Murah di Yogyakarta, Pedagang Ayam Potong di Pasar Resah
19 Oktober 2024 12:11 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Dwi Marrullita Namira tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Para pedagang ayam potong di Yogyakarta mulai terasa tertekan akibat adanya penjual yang menawarkan harga di bawah harga pasar. Harga ayam potong yang biasanya berada kisaran Rp 30.000 hingga Rp 36.000 per kilogram. Kini dijual oleh beberapa pedagang lain dengan harga sekitar Rp 26.000 per kilogram. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran dikalangan pedagang pasar tradisional, yang merasa kesulitan untuk bersaing secara sehat.
ADVERTISEMENT
Banyak pedagang mengeluhkan bahwa dengan adanya pedagang yang menawarkan harga lebih murah, margin keuntungan mereka tergerus. Bahkan diantaranya mengaku mengalami penurunan penjualan karena konsumen lebih memilih penjual dengan harga yang lebih rendah terutama pedagang ayam potong pinggir jalan, konsumen akan memilih untuk membeli ayam potong yang murah di lokasi terdekat tanpa harus kepasar. Menurut salah satu pedagang di Pasar Beringharjo,"Kalau harga segitu terus, kita jadi engga bisa bersaing. Modal aja enggak ketutup." Ucap salah satu pedagang pasar yang di wawancarai secara anonim, guna mendapatkan informasi langsung terkait keresahan pedagang.
Fenomena ini memicu tanda tanya di kalangan pedagang tentang sumber pasokan yang digunakan oleh penjual ayam dengan harga lebih rendah. Kemungkinan ada permainan atau strategi pemasok tertentu, entah itu promosi besar-besaran atau praktik yang tidak adil.
ADVERTISEMENT
Kondisi ini bisa merusak ekosistem pasar secara keseluruhan. Jika harga terus ditekan, pedagang yang menjual dengan harga standar dikhawatirkan akan gulung tikar karena tidak mampu bersaing. Bagi pedagang tradisional yang tidak memiliki akses ke pemasok dengan harga lebih murah, situasi ini sangat merugikan.
Disisi lain jika tren harga murah ini bertahan, dapat menimbulkan dampak jangka panjang. Harga yang terlalu murah bisa mengurangi kualitas produk atau menyebabkan ketergantungan pedagang kecil pada pemasok tertentu yang mendikte harga.
Dalam situasi seperti ini, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) perlu mengambil peran aktif untuk memastikan tidak ada praktik predatory pricing atau monopoli yang dapat merugikan pedagang kecil.
Keluhan ini mendapat perhatian serius dari Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU). KPPU telah melakukan survey secara diam-diam dan bekerja sama dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Bantul untuk terkait data dari sejumlah Rumah Pemotongan Ayam (RPA). Beberapa RPA besar di wilayah ini juga telah dikunjungi untuk wawancara dengan para pemilik, dalam upaya mengidentifikasi sumber masalah. Sebelum survey RPA, KPPU juga melakukan wawancara dengan sejumlah pedagang di Pasar Beringharjo secara anonim, guna mendapatkan informasi langsung terkait keresahan pedagang.
ADVERTISEMENT
Menurut salah satu pedagang di Pasar Beringharjo, perbedaan harga yang signifikan ini membuat sebagian pedagang sulit bersaing dan menurunkan keuntungan harian mereka. Mereka menduga adanya praktik tertentu dibalik harga ayam potong yang murah ini, mulai dari penjualan ayam afkir hingga potensi kolusi dengan pemasok tertentu.
Langkah cepat KPPU dalam menggandeng pemerintah daerah menunjukkan komitmen untuk memastikan tidak ada praktik curang yang merugikan pasar dan konsumen. Hasil survei dan wawancara akan digunakan sebagai dasar untuk menindaklanjuti temuan lebih lanjut, termasuk mengeluarkan rekomendasi kebijakan jika ditemukan pelanggaran.
Isu ini diharapkan segera diatasi agar persaingan usaha di yogyakarta tetap sehat dan tidak ada pedagang yang dirugikan.