Konten dari Pengguna

Antusiasme Peserta Dalam Workshop Robotika dan AI Untuk Pendidikan

Dwi Novia Puspitasari
Pranata Humas Penyelia, Biro Komunikasi Publik, Umum dan Kesekretariatan, Badan Riset dan Inovasi Nasional
2 November 2022 19:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dwi Novia Puspitasari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Lisnawati, antusiasme peserta dalam pembuatan robot
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Lisnawati, antusiasme peserta dalam pembuatan robot
ADVERTISEMENT
Perhelatan InaRIE (Indonesia Research and Innovation Expo) yang diselenggarakan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional pada 27-30 Oktober 2022 mendapat animo yang luar biasa dari pengunjung. Terutama saat kegiatan workshop robotika dan artificial intelligence (AI) untuk pendidikan pada Sabtu (29/10).
ADVERTISEMENT
InaRI Expo 2022 merupakan suatu ajang yang menampilkan hasil riset dan inovasi karya anak bangsa dan akan digelar secara periodik setiap tahunnya. Kegiatan pameran diikuti oleh berbagai organisasi riset yang ada di BRIN dan juga perwakilan dari BUMN, perwakilan BUMD, Asean-India startup festival, perwakilan negara G20, perusahaan swasta nasional, perguruan tinggi, dan Sekolah-sekolah setingkat SMA dan SMP. Selain itu ada kegiatan Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) dan National Young Inventors Award (NYIA) dan workshop dengan berbagai tema yang menarik yang membuat pengunjung antusias. Salah satunya adalah workshop robotika dan artificial intelligence untuk pendidikan.
Apa Itu Artificial Intelligence (AI)
Artificial intelligence (AI) dapat diartikan sebagai kecerdasan buatan. Namun secara harfiah artificial intelligence (AI) adalah kecerdasan atau teknologi yang dibuat dan diciptakan oleh manusia di dalam suatu mesin. AI sendiri merupakan kecerdasan yang ditambahkan dalam sebuah sistem komputer sehingga bisa menciptakan teknologi menyerupai cara berpikir dan berperilaku manusia. Ai memang bukan suatu hal yang baru bagi kita, namun perkembangan dan inovasinya selalu menjadi sesuatu yang menarik perhatian kita semua.
ADVERTISEMENT
Diperkiran dalam 100 tahun kedepan, AI akan mengubah kebiasaan manusia dalam bidang kesehatan, pendidikan, keamanan, pekerjaan, transportasi, hiburan. Menurut AICI (Artificial Intelligence Centre Indonesia), strategi nasional KA (Kecerdasan Artifisial) memiliki bidang prioritas yaitu etika dan kebijakan, pengembangan talenta, infrastruktur dan data, riset dan inovasi industri. Saat ini layanan seperti layanan kesehatan, reformasi birokrasi, pendidikan dan riset, ketahanan pangan dan mobilitas kota pintar sudah mulai menggunakan teknologi AI.
Antusiasme Pengunjung Workshop Robot dan AI
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini tidak bisa kita hambat. Perubahan dalam kehidupan manusia semakin cepat dan tidak bisa kita hindari. Perubahan tersebut seperti kebiasaan, ragam kebutuhan yang bertambah, dunia industri yang berkembang pesat hingga kurikulum dunia pendidikan yang sangat dinamis. Hal-hal yang mempengaruhi diantaranya adalah adanya perkembangan berbagai teknologi seperti artificial intelligence, big data, internet of things, dan sistem otomatisasi. Agar setiap warga bisa berkembang dan dapat mengikuti perkembangan teknologi tersebut maka kita perlu menyiapkan talenta-talenta yang memiliki kompetensi dalam bidang tersebut terutama AI dalam bidang pendidikan.
ADVERTISEMENT
Untuk itu Pusat Riset Pendidikan dan AICI (Artificial Intelligence Center Indonesia) Universitas Indonesia melakukan kolaborasi dalam penyelenggaraan Expo dan Workshop Robotika dan Artificial Intelligence untuk pendidikan. Tujuannya untuk memperkenalkan robotika dan AI kepada agar siswa, mahasiswa, praktisi, tenaga pendidik dan masyarakat luas. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Evi Sopandi, selaku PIC kegiatan bahwa tujuan dari workshop tersebut adalah agar anak-anak dapat terus belajar dan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan bijak sehingga tidak tertinggal dengan bangsa lain.
Kegiatan ini juga dilakukan untuk memperkenalkan kepada masyarakat luas tentang apa itu AI, bagaimana cara membuat robot dan perannya untuk pendidikan. Selain itu workshop ini merupakan momen yang pas untuk memperkenalkan BRIN kepada masyarakat luas terutama Pusat Riset Pendidikan yang berada di bawah Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Sosial dan Humaniora. Karena saat ini banyak program yang ada di Pusat Riset Pendidikan yang bermanfaat bagi pendidikan di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Kegiatan wokshop dan expo AI ternyata memiliki animo yang cukup besar dari peserta. Peserta yang mendaftar untuk hadir langsung sebanyak 200 orang terdiri dari siswa, guru/dosen dan kalangan pendidikan dari seluruh Indonesia. Pesertanya juga beragam, ada anak-anak, setengah baya maupun orang tua. Karena keterbatasan tempat maka panitia pun menyiapakan link zoom untuk memfasilitasi peserta yang masih antusias untuk mengikuti kegiatan tersebut. Peserta yang hadir secara daring pun tidak kalah ramai. Ratusan peserta zoom baik dari siswa, guru, dosen, praktisi pedidikan, maupun masyarakat luas ikut meramaikan kegiatan tersebut.
Dalam kesempatan tersebut, Ahmad Najib Burhani selaku Kepala Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Sosial dan Humaniora menyampaikan terima kasihnya kepada Pusris Pendidikan yang telah menginisiasi acara tersebut sehingga menarik minat peserta untuk mengikutinya. Najib juga berharap agar kegiatan ini memiliki manfaat yang besar terhadap dunia poendidikan. “Kegiatan Robotic and Artificial Intelligence Expo 2022 serta Workshop ini diharapkan dapat membangun minat bagi para siswa, guru, mahasiswa, dosen dan pemerhati pendidikan untuk belajar dan mencoba mempraktekkan langsung pembelajaran robotika dan Artificial Intelligence di arena Expo” imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Kegiatan workshop tersebut tidak menyajikan presentasi yang membosankan. Namun lebih kepada praktek merangkai robot dan menjalankannya secara langsung. Di sini peserta diajari bagaimana merangkai robot dalam waktu yang singkat. Seluruh peserta yang hadir dikumpulkan dan dibagi menjadi 21 kelompok dan akan dibuat kompetisi. Namun ini hanya untuk peserta yang hadir langsung.
Peserta sangat antusias dan mereka berlomba-lomba untuk menjadi juara. Suara riuh peserta menggema di ruangan saat kompetisi berlangsung. Seluruh anggota kelompok berteriak mendukung kelompoknya masing-masing. Robot yang berjalan mencapai garis akhir pertama kali itulah yang menjadi pemenangnya. Akhirnya didapatkan tiga pemenang utama yang berhasil membawa hadiah dari panitia. Para peserta merasa senang dengan kegiatan tersebut. Bahkan Raja seorang peserta cilik yang bercita-cita ingin menjadi ilmuwan pun merasa senang sekali. Karena baru pertama kali dia mengikuti kegiatan merangkai robot seperti ini hingga robotnya bisa jalan.
ADVERTISEMENT
Bukan hanya peserta, tamu undangan pun merasa bangga dengan kegiatan tersebut. Yusri selaku Sekretaris Daerah Kabupaten Kampar menyambut baik kegiatan ini karena akan memberikan dampak yang positif bagi dunia pendidikan. Yusri juga berharap kegiatan seperti ini akan berlanjut dan dapat melibatkan pemerintah daerah kedepannya.
Baiq Hana Susanti selaku Direktur Artificial Intelligence Center Indonesia dalam sela-sela kegiatan tersebut menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan suatu ajang dan kesempatan bagi guru praktisi, mahasiswa, siswa untuk mencoba artificial intelligence. "Merangkai robot itu tidak sesulit yang dibayangkan, bahkan dalam waktu 2 jam peserta bisa merangkai dan menjalankannya" tandasnya. Baiq juga menjelaskan bahwa dengan praktek langsung tersebut para peserta sudah belajar tentang kesabaran, ketelitian, keseriusan dan kebersamaan. Sehingga bukan hanya AI saja yang didapatkan dan dipelajari namun pelatihan emosional juga mereka terima.
ADVERTISEMENT
Sementara di tempat yang sama Trina Fizzanty, Kepala Pusat Riset Pendidikan BRIN menyampaikan bahwa ke depannya pendidikan dibidang robotik sama AI itu perlu menjadi bagian dari kegiatan di sekolah dan pemerintah seharusnya bisa mendukung itu. "Saat ini memang belum ada kurikulumnya, tetapi kita mulai memberikan ruang kepada anak didik agar mereka mengenal dan belajar mengenai robotic dan AI dalam bentuk ekstrakurikuler terlebih dahulu” imbuh Trina.
Dengan adanya penerapan teknologi AI banyak yang mengkhawatirkan bahwa peran guru nantinya akan tergantikan oleh robot dan mesin cerdas. Namun kekhawatiran itu tidak mungkin terjadi di dunia pendidikan karena secanggih apapun AI tidak bisa menggantikan peran guru atau pendidik. AI memiliki peran hanya sebatas membantu dan memberdayakan guru dalam membuat proses pembelajaran sebagai pengalaman yang menyenangkan bagi siswa. Jadi tidak perlu dikhawatirkan karena robot hanyalah buatan manusia yang tidak memiliki rasa empati, simpati dan emosional lainnya yang penting untuk pengembangan kepribadian manusia. Sehingga peran guru tidak akan pernah tergantikan sampai kapan pun.
ADVERTISEMENT
Jika sebelumnya peran manusia semakin terdegradasi oleh mesin, maka visi ke depannya adalah mengembalikan peran manusia kembali ke industri. Tidak lagi bagaimana membuat mesin semakin cerdas namun bagaimana manusia bisa memanfaatkan teknologi untuk menuju kehidupan yang lebih baik di masa mendatang (Human Centered Design).