Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Menyoroti Rapuhnya Performa Barcelona di Musim Ini
9 Desember 2021 14:40 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Muhammad Dwiki Revanzha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Barcelona dikenal sebagai klub dengan deretan prestasi dan pemain bintang. Dalam dua dekade belakangan, Barcelona berhasil menjadi salah satu klub terbaik di dunia. Trofi dan prestasi lainnya silih berdatangan, termasuk 5 trofi Liga Champions yang berhasil direngkuh sejak berdiri pada 1899.
ADVERTISEMENT
Namun, musim 2021/2022 seperti menjadi mimpi buruk bagi Blaugrana. Hingga pekan ke-15 La Liga, Barcelona hanya menduduki peringkat 7 dengan mengoleksi 23 poin, tertinggal 16 poin dari Real Madrid sebagai pemimpin klasemen. Di Liga Champions, Barcelona harus rela tersisih dari kompetisi setelah takluk 0-3 dari Bayern Muenchen. Hasil tersebut membuat Bayern Munchen dan Benfica melaju ke babak 16 besar, sedangkan Barcelona harus rela turun kasta ke Liga Europa. Ini menjadi kali pertama Barcelona tersingkir dari fase grup Liga Champions setelah kali terakhir dirasakan pada musim 2000/2001.
Laju Barcelona musim ini kemudian menjadi sorotan banyak pihak. Lalu, apa yang menyebabkan Barcelona begitu rapuh musim ini?
Kondisi Keuangan
Rapuhnya performa Barcelona musim ini tentu tidak terlepas dari krisis keuangan yang melanda klub. Barcelona dilaporkan terlilit utang yang mencapai 1,35 miliar euro. Tidak sampai di situ, Barcelona juga mengalami kerugian dengan total mencapai 481 juta euro dengan kekayaan bersih sekitar 451 juta euro. Krisis keuangan Barcelona dituding karena ketidakbecusan manajemen Barcelona di era kepemimpinan Joseph Maria Bartemou.
ADVERTISEMENT
Di era Bartemou, Barcelona gencar merekrut pemain dengan harga dan gaji selangit. Perekrutan mahal tersebut sayangnya tidak diimbangi dengan performa di lapangan.
Kehilangan Pemain Bintang
Krisis keuangan yang dialami Barcelona membuat Barcelona melepas pemain-pemain bintangnya demi menjaga neraca keuangan klub. Nama-nama seperti Lionel Messi dan Antoine Griezmann terpaksa harus menemukan pintu keluar dari Barcelona.
Kehilangan Lionel Messi yang merupakan pemain sekaligus pencetak gol terbaik tentunya menjadi pukulan telak bagi Barcelona. Terbukti, Barcelona baru mencetak 23 gol hingga pekan 15 La Liga, lebih sedikit dibanding musim lalu yang berhasil mencetak 32 gol di pekan yang sama.
Selain itu, pemain-pemain yang diharapkan dapat menjadi tumpuan Barcelona musim ini justru lebih sering berkutat dengan cedera. Sebut saja Ansu Fati, Pedri, Aguero, dan Dembele yang lebih sering keluar masuk ruang perawatan. Hal itu membuat Barcelona harus memainkan banyak pertandingan dengan skuad yang tidak maksimal.
ADVERTISEMENT
Faktor Pelatih
Meskipun berhasil mendapatkan trofi Copa del Rey musim lalu, sepak terjang Ronald Koeman pada musim 2020/2021 lalu ternyata tidak membuahkan banyak hasil bagi Barcelona. Musim lalu Barcelona hanya menduduki posisi 3 klasemen akhir La Liga dan tersingkir dari Liga Champions di babak 16 besar. Hasil tersebut tentu bukan hasil yang memuaskan bagi klub sekelas Barcelona. Buruknya performa Barcelona berlanjut dan semakin memburuk musim ini sehingga harus merelakan "Si Kuping Besar". Di La Liga pun Barcelona juga tertatih-tatih setelah kehilangan banyak poin sehingga hanya menduduki posisi 7 di pekan 15.
Renteran buruk yang dituai membuat Barcelona memecat Koeman dan menggantinya dengan sang legenda klub, Xavi Hernandez. Kedatangan Xavi ternyata masih belum menuai hasil manis setelah kekalahannya berturut-turut dari Real Betis di La Liga serta Bayern Muenchen di Liga yang mengakibatkan tersisihnya Barcelona. Namun begitu, menarik untuk ditunggu kiprah Xavi sebagai pelatih Barcelona.
ADVERTISEMENT
Apakah Barcelona mampu bangkit dari keterpurukan di tangan Xavi?
Live Update
Pada 5 November 2024, jutaan warga Amerika Serikat memberikan suara mereka untuk memilih presiden selanjutnya. Tahun ini, capres dari partai Demokrat, Kamala Harris bersaing dengan capres partai Republik Donald Trump untuk memenangkan Gedung Putih.
Updated 5 November 2024, 20:55 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini