Konten dari Pengguna

Writerpreneur: Membangun Literasi Kepenulisan

Dyah Pikanthi Diwanti
Dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta penulis, peneliti, pegiat literasi Sastra, Kewirausahaan, SDM
16 Mei 2024 16:34 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dyah Pikanthi Diwanti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi menulis. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi menulis. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Menulis merupakan suatu seni dalam mengaktualisasikan ide-mengintegrasikan rasa dan mencipta karya. Menulis tidak hanya sekedar menulis, namun tanpa memulai menulis tidak akan ada karya tercipta. Artinya menulis yang diawali dengan suatu arahan atau rangka berpikir yang tertata/sistematis meskipun itu sederhana maka makna atau pesan dapat disampaikan penulis kepada pembacanya sehingga menjadikan tulisan itu bermakna.
ADVERTISEMENT
Ragam kisah dinarasikan sebagai upaya mendokumentasikan, menuangkan ide/kreatifitas, serta upaya-upaya lain yang terus dibangun dengan kesadaran penuh akan pentingnya budaya. Membangun pembiasaan yang diperoleh dari fenomena sekitar menjadikan karakter kuat seorang penulis yang menjiwai ide-ide strategis dalam pemikiran untuk selanjutnya dituangkan dalam narasi.
Sumber Dokumentasi: Dyah Pikanthi Diwanti
Dunia kepenulisan mengambil peran penting dalam membangun generasi dan suatu peradaban. Sebab transformasi ilmu, nilai, tatanan sosial dan pencerahan lain akan banyak hadir dari khasanah ilmu melalui karya berupa tulisan atau narasi.
Kelangsungan kreativitas yang terus tumbuh dan berkembang di lingkungan yang kompetitif sangat dibutuhkan bagi penulis yang berkompeten dan berkualitas. Hal ini tentunya menjadi tantangan sekaligus peluang bagi penulis dalam mengenalkan kewirausahaan melalui literasi kepenulisan.Untuk itulah diperlukan kesiapan perubahan bagi penulis terhadap lingkungan dan potensi yang dimiliki untuk menjadi penggerak yakni writerpreneur.
ADVERTISEMENT
Maka menulislah, kebiasaan ini akan melahirkan suatu profesi. Saat mengkomunikasikan ide/ gagasan yang tertuang melalui tulisan dapat menjadi suatu profesi bernama writerpreneur. Istilah writerpreneur merupakan seorang yang secara berkesadaran penuh menjadikan keterampilannya untuk mencipta usaha atas kreativitas yang dimiliki.
Saat ini mengubah kreativitas menjadi suatu profesi adalah upaya yang dapat dilakukan oleh siapa pun yang memiliki keterampilan/ kompetensi tertentu; sehingga produktivitas pun kian meningkat. Untuk tetap eksis menjadi writerpreneur, maka daya tahan dan daya juang menjadi kunci keberhasilan.
Berikut ini beberapa hal yang dapat membangun literasi kepenulisan bagi writerpreneur: Pertama, tetaplah positif dalam membangun pola pikir, optimis dan teruslah fokus pada niatan awal bahwa menulis adalah magnet menebar kebaikan. Kedua, teruslah bergerak dalam membangun ide/ gagasan kreatif.
ADVERTISEMENT
Ketiga, tetaplah fokus untuk membuat hal yang lebih baik lagi dari sebelumnya, latih dan latih sehingga kualitas tulisan pun semakin baik. Keempat, tetaplah membangun komunikasi-jaringan luas untuk menguatkan kontribusi keterampilan yang dimiliki, ikuti ragam kegiatan yang membangun kompetensi.
Kelima, tetaplah kuat dengan pilihan terbaik untuk menjadi seorang penulis; sebab kematangan dalam pengalaman akan semakin menjadikan narasi semakin teruji, berkualitas dan dinikmati oleh pembaca.
Sebagai starting point dalam narasi tentang literasi kepenulisan, ada satu kutipan inspiratif dari seorang Novelis bernama Toni Morrison “Jika ada satu buku yang benar-benar ingin dibaca namun belum pernah ditulis, maka Anda sendiri yang harus menulisnya”. Maka menulislah..]