Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Komedi Laut: Squidward dan Aksi Menolak Sistem Kapitalis
2 Juli 2024 7:24 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Dzakwan Iqbal Ramadhan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ketika saat masa kecil dahulu, sering kali kita menyaksikan tayangan kartun di televisi untuk mendapatkan hiburan di hari sekolah ataupun hari libur. Akan tetapi, semakin bertambahnya umur, kita menyadari bahwa tayangan kartun yang kita tonton dahulu memiliki pesan-pesan yang mungkin kita tidak sadari karena tertutup oleh komedi dari karakter-karakter yang konyol dan cerita yang menarik.
ADVERTISEMENT
Salah satunya adalah pada serial animasi SpongeBob SquarePants ciptaan ahli biota laut sekaligus animator dari Amerika, yaitu Stephen Hillenburg. Kartun yang digemari oleh semua kalangan dari yang muda hingga sudah tua ternyata banyak mengandung pesan tersirat di dalam setiap episodenya.
Ketika saya nonton salah satu episode yang berjudul Squid on Strike, saya menyadari sesuatu tentang mata kuliah yang membahas soal eksploitasi pada buruh ala Marx. Akhirnya saya tertarik untuk mencoba menjelaskan episode ini dalam perspektif sosiologi.
Krusty Krab, Restoran atau Kurungan
Restoran cepat saji yang dikelola oleh seekor kepiting bernama Mr. Krab yang super kapitalis dengan cara mengeluarkan modal sedikit-dikitnya dengan target keuntungan sebesar-besarnya dan kekayaan yang unlimited. Restoran yang berbentuk kurungan kepiting ini menjual burger atau biasa disebut dengan krabby patty yang menjadi favorit warga Bikini Bottom.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, di balik kelezatan burger tersebut, terdapat jerih payah karyawannya yang diberlakukan layaknya budak. Mr. Krab sebagai bos, dapat didefinisikan sebagai bos yang hanya peduli pada keuntungan dan mengambil nilai lebih dari karyawannya.
Padahal keuntungan yang didapat oleh restoran dan harga krabby patty dapat memberikan gaji yang adil, selain itu Mr. Krab juga seorang bos yang mata duitan, nggak mau rugi sedikit pun
Squidward sebagai Pembela Kaum Kerja
Karakter yang dulu kita sangka berwatak tempramen dan selalu berwajah datar seperti tidak memiliki semangat hidup, di episode ini bukannya mereka mendapatkan upah kerja malah mendapat tagihan atau denda karena memberikan kembalian uang kepada pelanggan, bahkan bernapas, makan permen karet, dan berdiri di depan mesin kasir dihitung denda oleh Mr. Krab.
ADVERTISEMENT
Oleh sebab itu, Squidward melancarkan rencana untuk mogok kerja dengan menginjak-injak topi krusty krab sebagai awalan dari pemberontakannya terhadap Mr. Krab. Dalam aksi mogok kerja yang dilancarkan sebagai bentuk perlawanan, Squidward juga menyadarkan SpongeBob yang notabenenya sesama pekerja di restoran tersebut agar ikut melakukan perlawanan.
Mereka melakukan berbagai aksi yang menunjukkan perlawanan terhadap sistem kapitalis, seperti membuat papan demo yang bertuliskan “Krusty Krab Unfair”, melakukan orasi tentang penindasan karyawan, hingga yang paling ekstrem adalah scene ketika SpongeBob membongkar bangunan Krusty Krab.
Tindakan yang diinisiasi oleh Squidward ini mencerminkan sebuah simbol perlawanan terhadap kapitalisme dan eksploitasi tenaga kerja. Dari sudut pandang sosiologi, aksi ini mencerminkan kesadaran kelas dan solidaritas pekerja dalam menghadapi penindasan yang dilayangkan oleh pemilik modal.
ADVERTISEMENT
Komedi sebagai Kritik Sosial
Meskipun disajikan dalam bentuk komedi, episode ini memiliki makna yang sangat dalam. Squidward yang menginjak-injak topi Krusty Krab dan malah ditilang polisi karena membuang sampah, serta SpongeBob yang menulis “Krusty Krab Funfair” menunjukkan sindiran bagaimana aksi protes bisa disalahartikan dan dianggap remeh. Namun, dibalik kekonyolan ini, terdapat kritik tajam terhadap sistem kapitalis yang eksploitatif. Humor dalam episode ini berfungsi sebagai cara yang efektif untuk menyampaikan kritik sosial tanpa membuat penonton merasa digurui.