Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Hatsumode, Tradisi Warga Jepang dalam Menyambut Tahun Baru
26 Maret 2023 8:43 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Mohammad Eby Fauzan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tahun Baru adalah waktu yang dinanti-nantikan oleh banyak orang. Di seluruh penjuru dunia ada banyak tradisi untuk menyambut datangnya tahun baru. Meski memiliki cara pelaksanaan yang berbeda satu sama lain, tradisi tahun baru di seluruh dunia pada umumnya memiliki makna yang sama, yakni membuang semua keburukan di tahun lalu dan berdoa akan hal-hal baik di tahun baru.
ADVERTISEMENT
Sama seperti di negara-negara lain yang memiliki keunikan budaya tersendiri, Jepang juga memiliki beberapa tradisi unik dalam menyambut datangnya tahun baru, salah satunya adalah Hatsumode.
Hatsumode (初詣) berasal dari kata hastu (初) yang berarti yang pertama dan mode (詣で) yang berarti mengunjungi kuil. Secara harfiah, Hatsumode berarti mengunjungi kuil untuk berdoa pada hari pertama tahun baru. Tujuan utama dari tradisi ini adalah untuk berdoa, membuat harapan, dan mengungkapkan rasa terima kasih.
Pada umumnya, prosesi pelaksanaan Hatsumode dilakukan di kuil Shinto atau Buddha. Meski tidak diketahui sejarah mengapa Hatsumode boleh dilakukan di kuil kedua agama tersebut, orang Jepang percaya bahwa di kuil mana pun mereka berdoa, doa mereka akan selalu didengarkan.
Tradisi Hatsumode dilakukan sesuai dengan tata cara kepercayaan kuil yang dikunjungi. Upacara dimulai ketika pukul 00:00 yang ditandai dengan dibunyikannya lonceng dalam kuil, dan berakhir pada pukul 23:59 pada hari ketiga tahun baru. Selain berdoa, pada rentang waktu tersebut pengunjung dapat membeli jimat dan memetik Omikuji (おみくじ), sebuah kertas putih yang digantung yang berisi ramalan tentang keberuntungan di tahun baru.
ADVERTISEMENT
Selama pandemi COVID-19, beberapa perubahan dilakukan dalam tradisi Hatsumode agar sesuai dengan kondisi yang terjadi. Tentu, perubahan tersebut dilakukan tanpa menghilangkan nilai luhur Hatsumode. Beberapa perubahan yang dilakukan adalah adanya larangan memasuki kuil, serta cara mendapatkan Omikuji yang dulu dilakukan dengan memetik di kuil menjadi menggunakan pemindaian kode QR yang tersedia secara daring.
Kini, setelah sekian lama terjebak dalam kondisi pandemi, masyarakat Jepang sudah dapat melaksanakan kembali Hatsumode. Namun berbeda dengan sebelum pandemi, masyarakat atau turis yang ingin mengunjungi kuil kini harus melaksanakan protokol COVID-19 yang ditetapkan Pemerintah Jepang sebagai tindakan antisipasi penyebaran virus COVID-19.