Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Kucing Bernama Gajah Itu Ternyata Tidak Punya Sembilan Nyawa
29 Oktober 2021 13:31 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Edmiraldo Siregar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kucing punya sembilan nyawa. Setidaknya itu yang kami harapkan saat pertama kali menemukan seekor kucing kecil berumur sekitar 3 bulan di tempat parkir kantor istri saya, pertengahan 2018 lalu. Kondisinya cukup parah. Dia menempel di jebakan tikus yang berbahan lem. Seluruh badan, bahkan sampai kepala juga berlumuran lem.
ADVERTISEMENT
Untuk melepaskannya dari jebakan, istri saya harus melumuri bagian-bagian tubuh kucing kecil itu dengan minyak zaitun. Bahkan, setelah berhasil lepas, kami butuh sekitar 5 hari untuk menghilangkan semua lem yang menempel di bulu si kucing. Mulai dari mengolesi badannya dengan berbagai jenis minyak yang kami anggap aman dan mengelap dengan handuk basah. Salah seorang kenalan merekomendasikan untuk mencukur bulu si kucing, tapi kami memilih tidak mengambil opsi itu.
Kucing kecil itu berhasil selamat dan kami menamainya Gajah, sesuai dengan merek lem tikus yang sempat menempel di sekujur tubuhnya.
Gajah pun memulai kehidupannya yang baru bersama kami. Dia diberi makan yang layak, tempat berteduh yang menurut kami nyaman, hingga memberi vaksin untuk menjaga daya tahan tubuhnya.
ADVERTISEMENT
Pertumbuhan Gajah cukup bagus. Badannya lumayan gemuk dan setelah setahun lebih kami pelihara, Gajah berhasil melahirkan 3 anak, walaupun kami tidak pernah tahu siapa yang menghamilinya. Kebiasaan hamil Gajah pun berlangsung hingga tiga kali sampai akhirnya kami memutuskan untuk melakukan sterilisasi. Alasannya, kucing di rumah sudah semakin banyak.
Bahkan, anak Gajah dari generasi pertama pun sudah melahirkan kucing baru. Total kucing yang ada di rumah waktu itu sampai 12 ekor. Belum lagi kucing-kucing liar yang kerap datang untuk meminta jatah makanan ke depan pintu kami.
Hidup dengan Gajah dan keturunannya pun berlangsung dengan damai hingga beberapa tahun. Paling hanya muncul sedikit masalah kesehatan seperti flu dan skabies (penyakit kulit pada hewan) yang membuat kami beberapa kali harus bolak-balik ke dokter hewan.
ADVERTISEMENT
Sampai pada Akhir September 2021, Gajah hilang. Kami tidak menemukannya walau sudah mencari ke beberapa tempat di sekitar rumah. Satu hal tentang Gajah, dia tidak mengeong dengan keras. Bahkan, ngeongannya hampir tidak terdengar. Hanya sebatas mulut yang terbuka tapi tak mengeluarkan suara.
Setelah berhari-hari hilang, kami sudah pasrah dan ikhlas sampai akhirnya seorang tetangga menemukan Gajah. Dia terjebak di loteng salah satu rumah tetangga. Kami memperkirakan durasinya sampai 12 hari. Tak jelas dia makan dan minum apa selama berada di loteng itu.
Saat ditemukan badannya kurus dan dia tidak bisa berjalan dengan sempurna. Tidak ada luka di permukaan tubuhnya. Menurut dokter yang memeriksa kondisi Gajah, keseimbangan tubuhnya yang terganggu diakibatkan kurangnya nutrisi dalam tubuh. Bukan karena adanya luka dalam.
ADVERTISEMENT
Dokter berpendapat, kondisi Gajah saat itu masih bisa ditolong. Nafsu makannya masih ada dan matanya masih terlihat bersemangat.
“Kucing ini memang punya sembilan nyawa,” kata dokter yang kebetulan memang tahu sejarah hidup dan rekam medis Gajah. Dia adalah dokter yang sama yang memeriksa kesehatan Gajah ketika berhasil kami selamatkan dari jebakan lem tikus.
Mitos sembilan nyawa pada kucing sudah muncul ribuan tahun lalu. Salah satunya pada masyarakat Mesir kuno. Mereka meyakini, dewa matahari Atum-Ra memakai wujud kucing saat berkunjung ke dunia. Ra lalu melahirkan delapan dewa lain sehingga mewakili sembilan kehidupan dalam satu jiwa.
Namun, kucing bernama Gajah yang kami pelihara tidak memiliki sembilan nyawa. Setelah 12 hari hilang, dia kembali dan bertahan sekitar 2 pekan. Minggu, 24 Oktober lalu kondisinya menurun. Saya dan istri harus membawanya lagi ke dokter hewan dan memutuskan untuk rawat inap. Dia bertahan dari asupan infus sampai 28 Oktober sore. Lalu, pergi untuk selamanya.
ADVERTISEMENT