Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Perpustakaan dan Digitalisasi
15 September 2023 19:12 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Dr Edy Purwo Saputro SE MSi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dipastikan tidak banyak yang tahu bahwa setiap 14 September ditetapkan sebagai Hari Kunjungan Perpustakaan . Pun tiap September yang juga diperingati sebagai Bulan Gemar Membaca.
ADVERTISEMENT
Terkait ini, catatan menariknya bahwa eksistensi perpustakaan di era digitalisasi justru semakin tergerus sementara gemar membaca juga semakin terkubur oleh aktivitas lain. Keberadaan perpustakaan secara fisik sudah semakin terkubur oleh ritme kehidupan di masyarakat, termasuk juga akademisi.
Hal ini tidak bisa terlepas dari keberadaan sumber referensi atau bacaan yang bisa diakses di mana saja dan kapan saja karena digitalisasi di era online memang sangat dimungkinkan. Oleh karena itu, akses perpustakaan dapat dilakukan secara realtime online dan daring.
Artinya, akses bisa dilakukan 24 jam per hari dan 7 hari seminggu tanpa mengenal jeda ruang dan waktu. Jadi, logis jika potensi kunjungan ke perpustakaan secara fisik mengalami penurunan.
Fakta penurunan kunjungan ke perpustakaan bukan hanya terjadi di perpustakaan yang ada di publik (perpustakaan umum, terutama milik daerah) tapi juga jamak terjadi pada perpustakaan kampus.
ADVERTISEMENT
Dunia akademis yang sejatinya berkebutuhan terhadap eksistensi perpustakaan ternyata insan cerdik cendekia yang ada di dalamnya justru semakin tidak lagi berkebutuhan untuk hadir secara fisik.
Hal ini tentu tidak bisa disalahkan. Sebab ada banyak potensi yang bisa dilakukan secara online dan digital, begitu juga untuk sekadar urusan kunjungan ke perpustakaan. Oleh karena itu tidak bisa dipungkiri bahwa potensi mendasar yang juga harus dipacu adalah minat dan niat baca.
Betapa tidak, kunjungan ke perpustakaan tidak bisa terlepas dari kepentingan membaca dan pastinya aktivitas ini membutuhkan berbagai sumber bacaan yang menarik, terutama referensi untuk proses penulisan karya ilmiah dan juga karya akademis lainnya.
Aspek lain yang juga tidak bisa diabaikan yaitu minat baca. Tidak dipungkiri intensitas minat baca masyarakat semakin menurun. Padahal ada korelasi antara minat baca untuk meningkatkan pengetahuan dan kecerdasan (akademis dan intelektual).
ADVERTISEMENT
Memacu sinergi antara minat baca dan kunjungan ke perpustakaan menjadi tantangan yang tidak mudah karena ada banyak faktor yang mempengaruhi, baik aspek internal dan eksternal sehingga sinergi keduanya menjadi penting.
Jadi, kata kuncinya yaitu memberikan daya tarik kunjungan di perpustakaan, terutama memperbanyak bahan bacaan dengan ragam alternatif pilihan.
Termasuk untuk kepentingan semua usia dari balita sampai remaja dan dewasa, dari kepentingan akademis dan non-akademis (untuk perpustakaan umum) dan juga memberikan apresiasi terhadap mereka yang rajin berkunjung ke perpustakaan dan membangun persepsian positif terkait perpustakaan melalui Duta Perpustakaan.
Terkait ini, data Perpustakaan Nasional menegaskan bahwa pertumbuhan jumlah pengunjung di tahun 2020 sebanyak 253.722 orang, jumlah terbitan yang diakses tahun 2022 sebanyak 487.830 buah.
ADVERTISEMENT
Peta pengunjung tahun 2022 di Aceh (0,32 persen), Jakarta (45,93 persen), Jabar (11,31 persen), Jateng (7,92 persen), DIY (5,33 persen), Jatim (10,99 persen), Kaltara (0,04 persen), dan Papua (0,21 persen).
Fakta ini menjadi peluang dan tantangan untuk membangun minat baca untuk memperbaiki daya tarik kunjungan ke perpustakaan, sekalipun di era digital.