Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Anies Baswedan Tekankan Peran Pemuda dalam Demokrasi di Era Digital di UGM
9 September 2024 17:20 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Dani Egison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Yogyakarta, 9 September 2024 - Radio UGM Swaragama FM sukses menyelenggarakan diskusi bertema "Kepemimpinan Anak Muda di Era Digital" yang berlangsung di Pendopo Kagama Universitas Gadjah Mada (UGM). Acara yang dimulai pukul 13.00 WIB ini dihadiri oleh para mahasiswa dan masyarakat umum, dengan menghadirkan dua pembicara utama: Gielbran Muhammad Noer, aktivis dan mantan Ketua BEM KM UGM 2023, serta H. Anies Rasyid Baswedan, mantan Gubernur DKI Jakarta.
ADVERTISEMENT
Acara dibuka dengan sambutan dari Ketua Panitia yang menyampaikan apresiasi kepada seluruh peserta dan pembicara yang telah berkontribusi dalam terselenggaranya kegiatan ini. Sesi diskusi pertama dipandu oleh Gielbran Muhammad Noer, yang menekankan pentingnya peran aktif pemuda dalam menjaga demokrasi. Gielbran mengingatkan bahwa pemuda harus menjadi agen intelektualitas dalam demokrasi, berperan dalam mencegah munculnya pemimpin yang hanya mengandalkan gimmick tanpa gagasan yang jelas. Ia menyatakan, "Gimmick dalam politik mungkin diperlukan, tetapi pemuda sebagai pemilih terbesar di Indonesia harus mampu memahami bahwa gimmick hanya sekadar kemasan, dan tidak boleh memilih pemimpin yang hanya kuat dalam kemasan namun kosong dalam gagasan.
" Sesi diskusi kemudian berlanjut dengan keynote speech dari H. Anies Rasyid Baswedan. Dalam penyampaiannya, Anies membuka dengan cerita nostalgianya semasa kuliah di UGM, khususnya tentang kantin favoritnya, Kantin Bonbin di seberang Fakultas Psikologi, tempat ia bertemu dengan pasangannya yang merupakan mahasiswi Psikologi. Anies menekankan bahwa pemuda memiliki potensi luar biasa untuk membawa perubahan, dengan kelebihan seperti kebaruan (newness), keberanian karena tidak ada beban, serta kemampuan berorganisasi yang hebat. "Pemuda memiliki jangkauan global, low barrier to entry, dan kekuatan multiplier effect yang dahsyat dalam menggerakkan gagasan," ujarnya.
Pada sesi tanya jawab, salah satu peserta mengajukan pertanyaan mengenai dampak negatif digitalisasi terhadap demokrasi, khususnya ketika setiap orang bebas bersuara tanpa batasan. Menjawab pertanyaan tersebut, Anies menyoroti contoh nyata dari dunia digital yang menjadi sorotan publik. Ia mengingatkan pemuda untuk berhati-hati dalam menggunakan media sosial, "Pemuda harus menjaga perilaku di media sosial agar tidak menanggung malu di masa depan akibat ucapannya sendiri," tegas Anies.
Acara diakhiri dengan sesi foto bersama dan pemberian cinderamata kepada para pembicara. Diskusi ini diharapkan mampu menginspirasi para pemuda untuk lebih aktif berperan dalam demokrasi, terutama di era digital yang penuh tantangan dan peluang.
ADVERTISEMENT