Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Kejujuran Untuk Anabul Tersayang
24 Desember 2024 11:23 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Eka Yona Aprilia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pernahkah Anda merasa kesulitan menjelaskan keluhan kesehatan Anda kepada dokter, hanya untuk merasa bingung atau frustasi karena penjelasannya tidak cukup jelas? Bayangkan jika Anda tidak dapat berbicara sama sekali tentu akan lebih sulit untuk mengungkapkan apa yang Anda rasakan. Hal yang sama berlaku untuk hewan peliharaan kita. Mereka tidak bisa berbicara, tidak bisa mengungkapkan rasa sakit atau ketidaknyamanan yang mereka rasakan, dan kita sebagai pemilik mereka harus menjadi suara mereka. Dalam situasi seperti ini, komunikasi yang efektif antara pemilik hewan dan dokter hewan menjadi sangat krusial. Namun, meskipun pentingnya komunikasi dalam dunia medis sudah dipahami dengan baik, kenyataannya banyak pemilik hewan yang masih merasa kesulitan dalam berkomunikasi dengan dokter hewan. Banyak yang merasa tidak yakin apa yang sebenarnya terjadi pada hewan peliharaan mereka, atau bagaimana cara menjelaskan keluhan yang mereka amati secara tepat. Di sisi lain, dokter hewan juga menghadapi tantangan besar dalam memahami kondisi hewan tanpa bisa mendapatkan penjelasan langsung dari sang pasien. Gejala yang terlihat kadang tidak cukup untuk membuat diagnosis yang akurat, dan keputusan pengobatan harus diambil berdasarkan informasi yang terbatas.
ADVERTISEMENT
Komunikasi yang tidak efektif antara dokter hewan dan pemilik hewan sering kali menjadi akar masalah dari berbagai kesalahpahaman. Pemilik hewan mungkin fokus pada perilaku hewan peliharaannya, seperti kehilangan nafsu makan atau kecenderungan untuk bersembunyi, sementara dokter hewan mungkin lebih memperhatikan gejala medis yang lebih tersembunyi, seperti perubahan dalam fungsi organ atau tanda-tanda infeksi. Ketidaksesuaian antara apa yang dilihat pemilik hewan dan apa yang dianalisis oleh dokter hewan bisa menyebabkan kebingungannya penanganan dan bahkan perawatan yang tidak optimal. Padahal, baik pemilik hewan maupun dokter hewan memiliki tujuan yang sama, yaitu memberikan perawatan terbaik dan memastikan hewan peliharaan merasa lebih baik. Sama seperti kita yang menginginkan pemahaman yang jelas dan transparansi dalam perawatan kesehatan kita, hewan peliharaan kita juga membutuhkan perhatian yang sama dalam hal komunikasi medis. Namun, untuk mencapai hal itu, kedua belah pihak antara pemilik hewan dan dokter hewan harus bekerja sama untuk menjalin komunikasi yang saling mendukung. Di sinilah pentingnya membangun hubungan yang didasari oleh saling percaya. Ketika ada rasa saling menghargai dan pemahaman yang mendalam, komunikasi akan berjalan lebih lancar dan perawatan pun akan lebih efektif.
ADVERTISEMENT
Keberhasilan pengobatan hewan peliharaan bukan hanya ditentukan oleh keterampilan dokter hewan, tetapi juga oleh kualitas komunikasi antara pemilik dan dokter. Pengobatan yang optimal bukan hanya soal obat atau prosedur medis yang diberikan, tetapi tentang bagaimana pemilik dan dokter hewan dapat bekerja sama dalam memahami dan merespons kondisi hewan secara menyeluruh. Hal ini menciptakan dasar yang kuat bagi pengobatan yang lebih baik, yang tidak hanya memperhatikan aspek medis, tetapi juga kesejahteraan emosional dan fisik hewan peliharaan. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya komunikasi dalam dunia kedokteran hewan, kita dapat lebih siap memberikan perawatan yang terbaik bagi teman berbulu kita. Melalui artikel ini, kita akan membahas mengapa komunikasi antara dokter hewan dan pemilik hewan sangat penting, bagaimana membangun komunikasi yang efektif, dan apa yang bisa kita lakukan untuk memastikan bahwa hewan peliharaan kita mendapatkan perawatan terbaik yang mereka butuhkan.
ADVERTISEMENT
Pertama kali menginjakkan kaki di Rumah Sakit Hewan Airlangga dengan ditemani salah satu kakak yang sedang menjalankan koas atau Program Pendidikan Profesi Dokter Hewan (PPDH). Berkeliling rumah sakit hewan, melihat banyak pernak-pernik selayaknya seperti di rumah sakit umum. Semuanya sama namun hanya pasien yang membedakan antara hewan dan manusia. Melihat banyak owner (pemilik hewan) yang berkunjung entah untuk berobat ataupun untuk menitipkan anabulnya di rumah sakit hewan. Banyak hal baru untuk pertama kali saya lihat dan saya ketahui di rumah sakit hewan. Belajar banyak dari kakak-kakak yang sedang koas dengan menceritakan perjalanan serta pengalaman mereka untuk menjadi seorang dokter hewan. Ada banyak lika-liku di dalamnya. Salah satu cerita yang menarik saat kakak menemani praktik dokter hewan, dimana komunikasi antara dokter hewan dan owner (pemilik hewan) sangat amat penting. Banyak owner yang tidak jujur atas apa yang telah dialami oleh anabul. Salah satu contoh anabul mengalami luka namun tidak segera dibawa ke rumah sakit hewan untuk ditangani. Beberapa hari kemudian baru datang karena melihat perubahan dari anabul. Ketika dokter melakukan anamnesis owner tidak berkata sejujurnya mengenai luka anabulnya, owner mengatakan lukanya baru tadi pagi. Namun, pada faktanya luka tersebut sudah terlihat kering dan tidak mungkin jika lukanya baru. Hal tersebut sangat menghambat dokter dalam menjalani pemeriksaan. Menghambat penanganan yang akan diberikan kepada anabul. Dokter berusaha berkomunikasi dengan baik agar owner dapat berkata sejujurnya apa yang telah terjadi pada anabulnya. Dari cerita tersebut tentang owner atau pemilik peliharaan yang tidak jujur kepada doker tentang luka anabulnya membuktikan bahwa, membangun komunikasi yang baik antara owner dengan dokter sangat diperlukan karena, dengan adanya komunikasi yang baik dan jujur membuat penanganan dari masalah kesehatan anabul bisa segera ditindak lanjuti. Selain dari penanganan perawatan anabul komunikasi yang baik bisa menumbuhkan rasa saling percaya antara owner dengan dokter, dari rasa percaya itu si pemilik peliharaan atau owner muncul rasa aman untuk memeriksakan maupun menitipkan hewan peliharaanya kepada dokter.
ADVERTISEMENT
Agar permasalahan komunikasi antara owner yang tidak jujur dengan dokter bisa diselesaikan dengan beberapa solusi seperti memberikan edukasi singkat yang mudah dimengerti dan menarik untuk para owner yang sedang berkunjung ke rumah sakit hewan, memberikan panduan singkat mengenai gejala kesehatan pada anabul dan tindakan yang harus diambil, dari pihak rumah sakit hewan mungkin bisa lebih terbuka mengenai kemungkinan tidak lanjut pemeriksaan hewan serta biayanya agar owner bisa jujur mengenai gejala yang terjadi pada anabulnya. Penerapan dari solusi ini bisa diaplikasikan di media sosial mengingat saat ini semakin berkembangnya teknologi rasanya tidak akan berguna bila tidak dimanfaatkan dengan baik. Melalui media sosial seperti Instagram, Tik Tok dan lain sebagainya sebagai platform penyebaran informasi dan edukasi tentang pentingnya komunikasi yang efektif antara dokter hewan dan owner. Membuat poster atau video pendek yang dapat dipublikasikan di media sosial. Dengan cara tersebut diharapkan dapat mengedukasi semua owner hewan. Komunikasi bukan hanya menyampaikan pesan dari pengirim dan penerima pesan namun juga bagaimana cara penyampaian yang baik agar bisa diterima dengan baik dan tidak salahpaham. Bagi owner mungkin Ketika memeriksakan anabulnya ke rsh terdapat keraguan tentang kualitas dan bagaimana anabulnya mendapat perawatan, hal ini bisa diselesaikan dengan memantau anabul secara langsung selama pemeriksaan atau bisa dengan memastikan secara langsung kepada dokter mengenai penanganan anabul. Maka dari sinilah perlunya membangun kepercayaan dan komunikasi yang jujur antara owner dengan dokter karena akan saling menguntungkan juga, dari owner akan merasa aman dan tenang Ketika memeriksakan anabulnya, dari hewan peliharaan akan memberikan manfaat berupa kesehatan yang terjamin, dan dari dokter juga dimudahkan dalam pengambilan keputusan untuk penanganan anabulnya. Mari bekerja sama demi anabul tercinta.
ADVERTISEMENT