Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Kalau Tak Mampu Kontribusi untuk Negeri, Ya Janganlah Kita Bikin Ribut
17 Agustus 2018 20:18 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
Tulisan dari Eka Sari Lorena tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ketika Perang Kemerdekaan, setelah tahun 1945, Ayah saya GT Soebarkti ikut berperang. Ayah bercerita kepada saya, bahwa dia dan keluarganya harus mengungsi supaya tidak ditangkap tentara kolonial Belanda.
ADVERTISEMENT
Dalam sebuah perjalanan, Ayah pernah ditinggal di tengah-tengah ladang untuk menjaga barang-barang. Ini supaya gerak ayah dan keluarganya lebih cepat hingga kampung terdekat. Beliau harus sendirian di tengah ladang dalam kondisi yang mencekam.
Bagi beliau kehidupan setelah itu ya harus diisi dengan membangun negeri. Hidupnya juga harus bermakna. Setelah Indonesia benar-benar merdeka, dia tidak saja hidup bagi dirinya sendiri tetapi juga sesama.
Setelah masuk TNI AD, Ayah kemudian tergabung dalam pasukan Zeni. Tahu itu apa? Ya, pasukan yang bertugas membangun. Membangun jalan, jembatan darurat hingga barak dan tidak masuk pasukan yang tugas utamanya membunuh tapi membangun!
Tahukah teman-teman, kenapa beliau mendirikan Lorena? Awalnya, bukan karena uang. Beliau ternyata ingin memberikan layanan transportasi yang baik bagi warga Jakarta dan Bogor. Dia sebal karena harus naik bus yang bobrok di ruas Jakarta-Bogor.
ADVERTISEMENT
Hari ini, adalah hari kemerdekaan RI, kemerdekaan kita. Inilah hari di mana kita diingatkan sebagai bangsa Indonesia. Nah, sebagai anak bangsa, apa yang mau kau lakukan? Malas-malasan? Atau membangun negeri?
Apakah kalian ingin merekatkan persatuan negeri ini? Atau, ingin memecah belah? Ketika Pemilu tinggal beberapa bulan lagi, ya apa sumbangan kalian? Ingin menciptakan kedamaian supaya Indonesia terbebas dari gejolak ekonomi dunia, atau ingin memperburuk kondisi?
Tahun ini, memang tahun politik. Di semester II-2018 dan semester I-2019. Saat-saat ini, penting bagi kita untuk mengingatkan diri tentang pentingnya menjaga ke-Indonesia-an. Lagipula siapa lagi yang akan menjaga kalau tidak kita sendiri?
Dan, kalau kita sungguh ingin memecah belah Indonesia, ingatlah pengorbanan leluhurmu atau keluargamu di kampung halaman kira-kira 70-an tahun lalu saat mereka merebut dan mempertahankan kemerdekaan negeri tercinta ini. Tegakah kita?
ADVERTISEMENT