Konten dari Pengguna

10 Tempat Wisata untuk Berakhir Pekan di Kota Tua Jakarta

Eka Situmorang
Curious soul who loves travelling and food. Mom of one. Travel Blogger. Instagram : ceritaeka. Blog at http://ceritaeka.com and http://ekalagi.com
12 Oktober 2019 13:59 WIB
clock
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:17 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Eka Situmorang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Beberapa kali menyambangi Batavia lama di akhir pekan, selalu saja memberikan pengalaman unik tersendiri. Perpaduan nuansa historis dan orang-orang yang datang sungguh dinamis, membuat saya enggak bosan ke sini.
Kota Tua, Jakarta (foto dok. Eka Situmorang)
zoom-in-whitePerbesar
Kota Tua, Jakarta (foto dok. Eka Situmorang)
Ibarat gadis, Kota Tua Jakarta memoles diri dengan cantik sehingga menjadi destinasi wisata yang seru. Plus beberapa spot malah sangat instagrammable. Kota Tua Jakarta yang sekarang tuh udah berbenah, jadi rapi dan bersih dengan fasilitas umum yang memadai. Cocok disambangi bersama keluarga dan anak-anak, atau teman. Bahkan sendirian juga tetap seru, lho.
ADVERTISEMENT
Jadi, ada apa aja sih di Kota Tua, Jakarta? Simak sampai habis, ya. Memang ini belum semua tapi lumayan, deh, spotnya.
10 Tempat Wisata Populer di Kota Tua
Museum Bank Mandiri berada di perempatan antara Jalan Pintu Besar Utara dan Pintu Besar Selatan, tepat di depan halte TransJakarta. Museum yang buka setiap hari kecuali Senin ini menyimpan banyak memorabilia perbankan. Mulai dari mesin kasir, uang kuno, sampai brankas raksasa yang dipakai dunia perbankan zaman dulu. Oh iya, di bagian tengah museum ada ruang terbuka hijau dengan pepohonan rindang, enak duduk nyantai di sini sambil membayangkan gimana sibuknya gedung ini di masa lalu.
Bagian depan Museum Bank Indonesia (foto dok. Eka Situmorang)
Lokasinya persis ada di samping Bank Mandiri. Dengan tiket masuk seharga Rp 5 ribu kita bisa mempelajari kebijakan-kebijakan perbankan Bank indonesia yang disajikan dengan teknologi kekinian. Yang unik, di depan Museum Bank Indonesia ini berjajar penjual uang pecahan, lho. Uang sungguhan dalam pecahan lebih kecil. Seru banget liatnya.
ADVERTISEMENT
Hah? Apa yang bisa dilihat dari sebuah stasiun? Weits, jangan salah. Stasiun Beos tuh legendaris banget, lho. Berdiri sejak tahun 1929, nama asli stasiun ini adalah Batavia-benedenstad. Bentuk bangunannya kuno dan klasik banget, bahkan sudah ditetapkan oleh pemerintah menjadi Cagar Budaya.
Bagian dalam Stasiun Beos (foto dok. Eka Situmorang)
Dateng pagi-pagi, deh, dan bakal terpana bahkan sama bayangan sinar mataharinya yang menerobos masuk dari sela-sela jendela dan peron. Oh iya, biar kuno tapi banyak tempat makan atau minum yang cukup hits. Saya suka nongkrong di Starbucks sambil nunggu temen di sini.
Gedung yang pada zaman Belanda dulu digunakan sebagai Dewan Kehakiman ini fasad luarnya memesona dengan pilar-pilar raksasa. Cocok banget jadi tempat foto prewedding. Menyimpan koleksi keramik dari seluruh nusantara dari zaman Majapahit juga keramik dari negara lain. Saya menyukai keramik yang mendapat pengaruh dari Tiongkok. Klasik nan cantik!
ADVERTISEMENT
Salah satu museum favorit saya karena informasi sejarahnya yang disajikan tentang Jakarta cukup lengkap. Alur informasinya juga runut. Koleksi terbaru dari museum ini adalah ruang Pangeran Diponegoro yang dulu pernah diasingkan atau penjara di sini.
Museum Sejarah Jakarta (foto dok. Eka Situmorang)
Oh iya, biar pengalaman keliling museumnya maksimal, jangan lupa ikutan tur dari pemandu lokal, ya. Bisa minta saat pemeriksaan tiket masuk.
Lapangan yang berada di depan Museum Sejarah Jakarta ini tak pernah sepi orang. Saat akhir pekan, makin siang makin ramai apalagi kalau ada panggung musik atau acara khusus digelar di sini. Ada banyak aktivitas yang bisa kita lakukan di tempat ini, mulai dari menyewa sepeda onthel, wiskul makanan Betawi hingga berfoto bersama street art performer yang mendandani dirinya dengan kostum macam-macam. Seru!
ADVERTISEMENT
Gedung ini dulunya adalah gereja. Oleh karena itu tak heran jika ada makam JP Coen (Gubernur Jenderal VOC) di sini karena pada zaman Belanda dulu, biasanya orang-orang dikuburkan di areal gereja. Museum ini memiliki koleksi wayang dan boneka tangan bukan hanya dari berbagai macam daerah di Indonesia juga ada dari Vietnam, Amerika, dan beberapa negara lainnya.
Lelah berkeliling museum serta mengikuti keriaan di Fatahillah Square, mari mampir ke Cafe Batavia yang lokasinya berada di seberang kiri Museum Wayang dan tepat di depan Museum Sejarah Jakarta. Saya selalu senang kongkow santai menikmati suasana masa lalu diiringi dengan live music yang disuguhkan cafe ini. Duduk di dekat jendela di lantai 2 selalu menjadi favorit saya. Selain makanan khas tempo dulu, toiletnya tuh enggak kalah menarik, lho. Ada apa di sana? Silakan mampir sendiri aja. Hahaha.
ADVERTISEMENT
Di masa jayanya dulu, Kali Besar merupakan salah satu sungai tersibuk di Batavia. Perahu besar dan kecil hilir mudik dengan berbagai urusan. Atur waktu deh buat mampir ke Kali Besar yang sudah bersolek cantik ini.
Kali Besar (foto dok. Eka Situmorang)
Habiskan waktu di sini dengan duduk bercengkerama bersama keluarga menikmati suasana. Seru juga. Atau menunggu senja sambil jalan-jalan bergandengan tangan dengan pasangan di antara pemandangan gedung-gedung kuno. Dijamin bakal memberikan romansa tersendiri.
Toko Merah ini adalah salah satu peninggalan kolonial Belanda dari tahun 1700-an. Informasi yang beredar di dunia maya, sih, toko ini buka dari jam 8 pagi hingga jam 10 malam tapi Beberapa kali ke sana, saya tidak bisa masuk karena tutup. Bangunan ini dominan berwarna merah, konon cukup angker di malam hari. Saya enggak mau membuktikannya, sih, cukup mampir pas tengah hari bolong aja. Tempatnya instagramable. Hehehe.
Toko Merah (foto dok. Eka Situmorang)
Cara Menuju Kota Tua
ADVERTISEMENT
Ada beberapa cara untuk bisa sampai di Kota Tua Jakarta. Yang paling mudah tentu saja menggunakan kendaraan pribadi. Parkir resmi tersedia sekitar 500 m dari Fatahillah Square walaupun ada juga parkir ala kadarnya di dekat Kali Besar.
Sementara, jika menggunakan moda transportasi umum maka bisa menggunakan Commuter Line dan turun di Stasiun Beos. Pas deh tuh bisa langsung eksplor daerah sini. Atau bisa juga menggunakan Bus TransJakarta dan turun di Halte Bus di depan Museum Bank Mandiri. Kalau naik Bus TransJakarta, untuk bisa keluar maka mesti masuk ke bagian dalam halte, ya, agak muter-muter dikit tapi tidak apa-apa, seru kok, banyak yang dagang! Hehehe.
Nah, kalau mau yang gratisan bisa naik Bus Wisata Jakarta ambil rute BW 1 atau BW 3 yang melewati Museum Bank Indonesia.
ADVERTISEMENT
Epilog
Selain tempat-tempat wisata keren di atas, saya secara pribadi menyenangi suasana Kota Tua Jakarta yang dinamis. Segala macam orang tumpah ruah di sini. Mau yang bau keringet sampe bau parfum mahal ada. Mau yang sibuk selfie sana-sini sampe yang bawa kamera dengan lensa segede lengan orang dewasa bisa keliatan. Mau jajanan mihil sampe murah meriah, tersedia. Seru! Buruan jadwalin Kota Tua Jakarta buat dimampirin, deh.
Teman kumparan, sudah main ke Kota Tua Jakarta?
Salam,
Eka Situmorang-Sir