Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Literasi dan Numerasi dalam Kurikulum Merdeka : Fondasi menuju Generasi Mandiri
16 September 2024 14:51 WIB
·
waktu baca 3 menitDiperbarui 9 Oktober 2024 9:29 WIB
Tulisan dari Elisabet Allo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dengan penerapan Kurikulum Merdeka yang menekankan peningkatan kemampuan membaca dan berhitung sebagai landasan utama pembelajaran, pendidikan di Indonesia sedang mengalami transformasi yang signifikan. Selain kemampuan membaca, menulis, dan berhitung, literasi dan numerasi juga melibatkan pemahaman menyeluruh dan penggunaan kemampuan tersebut dalam konteks kehidupan sehari-hari. Kedua elemen ini digunakan dalam Kurikulum Merdeka sebagai penanda utama untuk mewujudkan potensi siswa secara maksimal, yang dimaksudkan untuk membekali mereka dalam menghadapi kesulitan dunia yang terus berkembang.
ADVERTISEMENT
Paradigma baru dalam pendidikan dihadirkan melalui Kurikulum Merdeka yang mengintegrasikan pengajaran literasi dan numerasi ke dalam sejumlah bidang keilmuan, bukan hanya mengajarkannya sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri. Misalnya, literasi mencakup lebih dari sekedar kemahiran linguistik; ini juga melibatkan kemampuan siswa untuk mengevaluasi informasi, memproses data dan membuat penilaian yang tepat setelah membaca dari berbagai sumber. Berhitung, di sisi lain, adalah kemampuan untuk memecahkan masalah yang melibatkan angka, pola, dan penalaran logis. Ini melampaui keterampilan berhitung sederhana.
Tujuan penerapan membaca dan berhitung dalam Kurikulum Merdeka adalah untuk membekali siswa dengan alat yang mereka perlukan untuk berpikir kritis, kreatif, dan kooperatif. Hal ini penting karena, seiring dengan semakin kompleksnya dunia, generasi muda harus lebih mudah beradaptasi dan kreatif dalam memecahkan berbagai tantangan. Siswa didorong untuk menerapkan pengetahuan yang dipelajarinya pada keadaan aktual di lingkungannya selain diinstruksikan untuk mengingat fakta dan rumus. Misalnya, untuk membantu mereka memahami relevansi materi yang dipelajari, siswa diminta untuk mengatasi permasalahan dunia nyata saat belajar matematika, seperti memperkirakan biaya perjalanan atau menghitung anggaran rumah tangga.
ADVERTISEMENT
Namun terdapat hambatan signifikan terkait implementasi yang harus diatasi. Kurangnya fasilitas yang memadai dan pengajaran berkualitas tinggi, khususnya di daerah pedesaan, merupakan salah satu tantangan terbesar. Banyak sekolah masih kesulitan menyediakan lingkungan belajar yang memadai, baik dari segi teknologi maupun staf yang siap menerapkan strategi baru ini. Selain itu, beberapa pendidik masih mengalami kesulitan karena mereka terbiasa dengan strategi pengajaran tradisional ketika mencoba memasukkan literasi dan numerasi ke dalam setiap topik.
Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah telah memulai sejumlah inisiatif pelatihan guru selain menawarkan alat digital yang dapat digunakan sekolah-sekolah di Indonesia. Guru harus lebih mudah menerapkan pendekatan integratif dalam pengajaran membaca dan berhitung dengan menggunakan platform pembelajaran online dan modul yang disesuaikan dengan Kurikulum Merdeka. Selain itu, keterlibatan masyarakat dan orang tua juga sangat penting dalam keberhasilan implementasi kurikulum karena menekankan pentingnya lingkungan sekitar anak dalam mengembangkan keterampilan membaca dan berhitungnya.
ADVERTISEMENT
Selain meningkatkan standar pendidikan, keterampilan membaca dan berhitung yang dikembangkan oleh Kurikulum Merdeka diharapkan dapat membantu siswa menjadi orang dewasa yang lebih mandiri, analitis, dan fokus pada solusi. Generasi mendatang akan lebih siap untuk memberikan kontribusi lokal dan global terhadap pembangunan nasional dengan cara ini.