Konten dari Pengguna

Menghadapi Covid-19 di NRW, Jerman

elin a s
----------
19 Maret 2020 23:05 WIB
clock
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari elin a s tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Köln - Jerman dari Lantai 44 pada 15 Maret 2020 (Photo by Elin A.S.)
zoom-in-whitePerbesar
Köln - Jerman dari Lantai 44 pada 15 Maret 2020 (Photo by Elin A.S.)
21 Januari 2020 saya tiba di Jerman, dengan tujuan travelling ke beberapa negara di area Schengen. Namun saya tidak menduga ini ternyata bukan waktu yang tepat. Virus COVID-19 menyebar begitu cepat, terutama di negara-negara sekitar Eropa, dan semua perjalanan saya di luar Jerman terpaksa saya batalkan.
ADVERTISEMENT
Sejak tiga pekan terakhir, saya hanya bisa menetap di Jerman, tepatnya di Bonn, di apartemen salah satu keluarga, dan terkadang di rumah kerabat di Köln. Akhir-akhir ini saya hanya bepergian sekitar Bonn dan Köln yang hanya berjarak 30 menit menggunakan kereta.
Dikutip dari website interaktiv.morgenpost.de, per 19 Maret 2020 pukul 16:00, dengan sangat signifikan angka kasus COVID-19 di Jerman semakin bertambah menjadi 14.292. Mengingat angka yang sangat tinggi, virus COVID-19 ini tentu saja perlu ditangani dengan sangat serius, mulai dari keputusan-keputusan oleh pemerintah terkait regulasi, kesiapan fasilitas rumah sakit, hingga sikap masyarakat dalam menghadapi situasi kritis seperti ini. Menteri Angela Merkel pun berpendapat, "Jerman menghadapi tantangan terbesar sejak Perang Dunia II, yaitu perang melawan virus Corona".
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini, jumlah terbesar kasus COVID-19 di Jerman berada di negara bagian North Rhine-Westphalia (NRW), dan kota yang saya tempati sekarang terletak dalam kawasan tersebut. Per 19 Maret 2020 pukul 10:00, jumlah kasus COVID-19 sudah mencapai angka 4.971 di negara bagian NRW. Lalu, bagaimana saya menghadapinya? Apakah dengan takut dan panik? Tidak, menurut saya, lebih baik memilih untuk stay positive.
Selebaran di Transportasi Umum Tram Kota Köln pada 16 Maret 2020 berisi Himbauan dari Pemerintah Jerman (Photo by Elin A.S.)
Ketika saya berada dalam transportasi umum tram (kereta dalam kota), saya menemukan selebaran yang dikeluarkan pemerintah Kota Köln. Intinya, masyarakat diimbau untuk: 1) Tidak berjabat tangan, 2) Tidak menyentuh mata, hidung dan mulut, 3) Menghindari keramaian, 4) Pertahankan jarak dengan orang lain, 1 sampai 2 meter, 5) Menghindari kontak dengann orang sakit, jika memungkinkan, 6) Tetap berada di rumah jika sakit, 7) Bersin dan batuk di siku tangan, 8) Cuci tangan segera setelah batuk dan bersin, dan secara teratur, setidaknya selama 20 detik, dengan air dan sabun secukupnya, 9) Membuang sapu tangan ke tempat sampah segera setelah digunakan. Dari himbauan ini, diharapkan masyarakat dapat lebih mengerti, mematuhi, dan tanggap, guna meminimalisir penyebaran COVID-19.
ADVERTISEMENT
Terkait kebijakan dari pemerintah Jerman, pada 15 Maret 2020, Menteri Dalam Negeri Jerman, Horst Seehofer, mengumumkan bahwa Jerman menutup perbatasan dengan Austria, Denmark, Prancis, Luksemburg, dan Swiss. Tidak ada lagi yang bisa keluar masuk Jerman dari dan ke negara-negara tersebut.
Diumumkan oleh Menteri Presiden Armin Laschet, untuk beberapa minggu mendatang, semua sekolah dan pusat penitipan anak di North Rhine-Westphalia akan secara efektif ditutup dari Senin, 16 Maret 2020, sampai akhir liburan Paskah. Pemerintah juga mengumumkan bahwa seluruh universitas, restauran, dan tempat umum lainnya akan segera ditutup. Hanya supermarket, apotek, rumah sakit, dan bank saja yang akan tetap buka. Masyarakat sudah diimbau untuk melakukan social distancing, tetap di rumah saja dan sebisa mungkin tidak bepergian keluar jika tidak terlalu mendesak. Langkah ini diharapkan dapat menekan angka penyebaran virus COVID-19.
ADVERTISEMENT
Stok Sabun di Supermarket Edeka, Bonn pada 17 Maret 2020 (Photo by Elin A.S.)
Untuk stok makanan dan kebutuhan pokok sehari-hari, saya ada melihat kabar dari salah satu teman di London, Inggris, mereka kehabisan telur, ayam, dan bahan makanan lainnya. Di Texas, Amerika Serikat, mereka juga kehabisan stok makanan. Di Milan, Italia, pembeli yang masuk ke supermarket dibatasi per 10 orang.
Untungnya, situasi tersebut tidak terjadi di Bonn dan Köln. Masyarakat tetap dapat berbelanja ke supermarket tanpa dibatasi jumlah orangnya. Saya pun tidak panik karena stok makanan selalu tersedia, dan hal ini digaransi oleh pemerintah, di seluruh kota di Jerman. Sekitar 2 minggu lalu, memang ada salah satu teman sempat mengalami kehabisan stok tissue dan sabun ketika berbelanja di supermarket di Köln. Supermarket di Bonn juga mulai kehabisan stok sabun cuci tangan. Namun, sejauh ini, di supermarket Bonn dan Köln, jumlah stok makanan selalu tersedia. Pemerintah Jerman lebih berfokus ke ketersediaan yang lebih penting, yaitu makanan. Saya pun tidak melihat ada yang belanja secara berlebihan. Sikap tidak panic buying sangat penting untuk kita perhatikan dalam menghadapi situasi seperti ini.
ADVERTISEMENT
Situasi Bus dalam Kota Bonn pada 17 Maret 2020 (Photo by Elin A.S.)
Transportasi umum di Kota Bonn dan Köln terlihat masih beroperasi seperti biasanya. Tetapi anak-anak tidak lagi menggunakan transportasi umum, kebanyakan hanya orang dewasa dan sedikit lansia. Tram masih berjalan normal, yaitu datang setiap 5 menit sekali. Bus dalam kota pun juga masih normal beroperasi, setiap 10 menit sekali. Bedanya, sekarang penumpang tidak dapat melewati pintu depan lagi. Yang biasanya beli tiket bus langsung di depan dengan supir, sekarang tiket hanya dapat dibeli di mesin tiket stasiun atau via online. Area supir bus juga sudah dipasang pembatas agar tidak ada yang dapat kontak langsung dengan supir. Masyarakat juga membatasi jarak satu sama lain di dalam bus, dan menjaga sikap ketika sedang batuk. Hal ini tentu juga merupakan salah satu sikap yang perlu kita perhatikan setiap saat kita menggunakan transportasi umum.
ADVERTISEMENT
Akhir kata, meskipun saya berada di negara dengan angka kasus yang tinggi, dan di daerah yang bahkan terkena kasus paling banyak, saya menyarankan untuk tidak perlu takut dan panik berlebihan dalam menghadapi COVID-19 ini, dimanapun anda berada. Lebih baik berfikir positif dan mengambil sikap tanggap dan waspada, berusaha secara maksimal untuk menghindari virus ini dengan menjaga kesehatan juga kebersihan, dan selalu mematuhi segala aturan yang ditetapkan. Teruntuk yang sudah merasa ada gejala, jangan ragu untuk melapor agar segera mendapatkan tindak-lanjut yang sesuai oleh pihak medis. Jangan sampai apatis dan ignorant dengan kondisi sendiri, juga sekitar. Semoga perang melawan virus pandemi COVID-19 ini segera berakhir. Harapannya, yang sakit dapat segera dipulihkan, dan yang sehatpun kondisinya tetap terjaga.
ADVERTISEMENT