Konten dari Pengguna

Blind Box: Perjudian Tersembunyi yang Menjebak Gen Z

Emily Fay Marjono
Penabur International Secondary Kelapa Gading
1 Desember 2024 18:58 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Emily Fay Marjono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Labubu, Sonny Angels, Pop Mart, dan merek-merek lainnya telah berkembang pesat selama beberapa tahun terakhir. Merek-merek ini dikenal sebagai pemasok mainan baru yang dikenal sebagai blind box. Blind box atau kotak misteri telah menjadi tren yang sedang meluas di kalangan anak-anak dan remaja, terutama anak-anak yang dianggap Gen Z. Dibuat dengan konsep yang unik seolah-olah tidak berbahaya, blind box menghadirkan sensasi "kejutan" yang memikat, di mana pembeli hanya dapat mengetahui isi kotaknya setelah membukanya. Namun, di balik pesonanya, muncul kekhawatiran yang mendalam: apakah blind box merupakan bentuk perjudian tersembunyi bagi generasi muda?
ADVERTISEMENT

Mengapa Blind Box Sangat Ngetren?

Mengapa mainan ini sangat digemari generasi muda sekarang? Terdapat tiga faktor alasan mainan ini sangat digemari. Pertama, penggunaan sosmed untuk mendapatkan reaksi emosional saat seseorang mendapatkan barang langka, dapat membuat anak-anak berasa FOMO. FOMO merupakan singkatan dari “Fear Of Missing Out”, di mana seseorang dapat merasa terpinggirkan karena tidak memiliki barang yang sama.
Kedua blind box sangat terkait dengan budaya koleksi yang sedang trending saat ini, di mana jika seseorang mempunyai koleksi lengkap menjadi sesuatu yang dibanggakan. Terakhir, konsep kejutan menjadi salah satu faktor utama yang membuat blind box tersebut booming.

Blind Box VS Perjudian

Konsep blind box sebenarnya sederhana; pembeli harus membayar sejumlah uang yang cukup besar untuk mendapatkan mainan tersembunyi. Di antaranya, ada yang langka yang sedang diidam-idamkan, sementara yang lain mungkin mainan, kartu koleksi, atau figur yang biasa dan umum ditemukan. Sensasi ‘kejutan’ merupakan daya tarik utama yang membuat anak-anak lebih terpikat dan ingin membelinya lagi.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya konsep ini mirip dengan mesin slot dalam perjudian. Blind box juga memanfaatkan psikologi manusia untuk meningkatkan penjualan produk. Ketidakpastian dan harapan untuk mendapatkan sesuatu yang berharga akan menghasilkan pola pikir yang membuat anak-anak cenderung merasa terdorong untuk membeli lebih banyak demi mendapatkan hadiah yang mereka inginkan. Sistem kerja blind box cukup mirip dengan pola kerja perjudian, di mana pemain terus-menerus menghabiskan uang untuk mengejar ‘kemenangan’ yang sering kali tidak akan dapat.

Taktik Pemasaran

Perusahan-perusahan lain sering kali menggunakan taktik pemasaran seperti membuat barang langka, dan sulit untuk didapatkan dengan sengaja, sehingga menciptakan ilusi bahwa pembelian berikutnya memiliki peluang lebih besar untuk mendapatkan keberuntungan. Dengan menjadikan anak-anak sebagai sasaran, perusahaan dapat meraup keuntungan besar. Karena anak-anak masih dalam tahap belajar mengelola keuangan atau bahkan belum memahami konsep pengelolaan keuangan sama sekali, mereka menjadi target yang mudah dan menguntungkan bagi perusahaan.
ADVERTISEMENT
Strategi pemasaran lain yang sering digunakan untuk mendorong konsumen agar membeli lebih banyak adalah dengan menampilkan iklan pada blind box di platform seperti Shopee. Penelitian dari Universitas Multimedia Nusantara (UMN) menunjukkan bahwa Gen Z memiliki perilaku konsumen unik, terutama dengan mayoritas Gen Z lebih suka menggunakan platform e-commerce seperti Shopee, yang mendukung bahwa menampilkan iklan pada platform seperti ini efektif. Dengan adanya iklan di platform tersebut, mereka secara tidak langsung mendorong konsumen agar tergiur membeli mainan ini.

Apakah Pembelian Blind Box itu Worth It?

Berdasarkan pengalaman pribadi saya, saya pernah membeli blind box bersama teman-teman saya sebagai kenang-kenangan. Toko tempat kami membeli blind box tersebut berada di MOI, di sebuah toko bernama Multi. Kami memilih model yang kami semua sukai, dengan harga sekitar Rp180.000 per box. Pada setiap blind box terdapat gambar yang menunjukkan variasi item yang bisa didapatkan, dan kami bertiga mengincar varian yang sama. Kami semua ingin mendapatkan item dengan gambar kucing, yang memiliki peluang 1 banding 9 untuk didapatkan.
Foto dus blind box dari penulis
Setelah kami membayar, kami membuka box tersebut bersama-sama di toko dengan harapan mendapatkan item yang kami inginkan. Namun, tidak mengherankan, sebagian besar item dari blind box yang kami beli ternyata bukan yang kami harapkan. Dari tiga box yang kami buka, hanya satu yang berhasil mendapatkan item yang kami inginkan. Secara keseluruhan, kami menghabiskan lebih dari Rp500.000 hanya untuk mendapatkan satu item yang kami inginkan. Mengeluarkan lebih dari setengah juta rupiah hanya untuk satu item yang diinginkan adalah jumlah yang sangat besar. Fakta ini membuktikan bahwa membeli blind box mirip dengan berjudi.
Foto pembelian blind box dari penulis

Dampak Negatif Pembelian Blind Box pada Gen Z

Meskipun mungkin tidak terlihat, pengeluaran seperti ini dapat membawa dampak jangka panjang bagi generasi Z. Kerugian finansial adalah salah satu hal yang sangat mungkin terjadi seiring waktu. Membeli barang yang harganya mahal dengan peluang yang tidak pasti untuk mendapatkan varian yang diinginkan adalah mekanisme yang dapat menyebabkan kerugian finansial.
ADVERTISEMENT
Selain itu, dengan mendorong popularitas blind box, hal ini menciptakan kebiasaan pola hidup yang boros. Ini membuat pengeluaran uang sejumlah besar untuk barang kecil menjadi hal yang normal, padahal sebenarnya ini adalah pola hidup yang sangat boros. Daripada menghabiskan uang untuk mainan seperti ini, lebih baik menyimpan uang untuk tujuan yang lebih bermakna.
Secara keseluruhan, menurut saya blind box adalah barang tren yang dalam beberapa hal mirip dengan perjudian. Mirip dengan perjudian, faktor-faktor seperti antisipasi, kerangka psikologis, dan hadiah acak adalah beberapa poin yang membuat pembelian blind box menjadi ketagihan. Membeli blind box sebagai kenang-kenangan atau hadiah masih merupakan pembelian yang normal. Namun, membeli barang-barang ini secara tidak kira-kira merupakan hal yang tidak sehat dan harus dihindari. Dengan pola pikir yang benar, generasi Z dapat menghindari jebakan blind box ini.
ADVERTISEMENT