Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Hubungan Kerajaan Islam awal di Asia Tenggara
10 Juni 2024 9:48 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Enricco Bintang Syahputra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sejarah Islam di Asia Tenggara sangat terkait dengan lautan dan terus menyebar ke inti kebudayaan Nusantara, sehingga menarik bagi sejarawan untuk berbicara tentang bagaimana agama itu masuk ke wilayah ini. Proses ini menyebabkan Islam melebur dan menyatu dengan beragam tradisi kehidupan yang mempengaruhi masyarakat di wilayah ini. Meskipun masih ada perdebatan tentang bagaimana Islam pertama kali bertemu dengan masyarakat lokal, pertemuan ini telah menciptakan entitas Muslim yang memiliki karakteristik unik yang membedakannya dari Muslim di seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
Kedatangan Islam di kawasan Asia Tenggara diyakini banyak disebarkan oleh para pendakwah yang menjadi pedagang. Sejarah Malaya dan Nusantara, yang terletak di jalur perdagangan utama antara Asia Barat dan Timur Jauh, dan kepulauan rempah-rempah Maluku, menunjukkan peran penting pedagang, terutama pada awalnya. Di pelabuhan-pelabuhan Nusantara yang menjadi bagian penting dari jaringan perdagangan regional, pedagang Muslim dan barang dagangannya diterima dengan baik, serupa dengan pedagang dari India. Kehadiran pedagang dari Gujarat dan pusat perdagangan lainnya di India yang menganut agama Islam meningkatkan jumlah dan kekayaan pedagang Muslim, membuat mereka menjadi mitra dagang yang signifikan dan sekutu politik bagi para penguasa setempat.
Jauh sejak abad ke-13, kerajaan bercorak Islam atau Kesultanan telah berdiri di kawasan Asia Tenggara. Salah satu kesultanan tersebut adalah Kesultanan Samudra Pasai, yang terletak di wilayah Sumatra, Indonesia. Kesultanan Samudra Pasai memainkan peran kunci dalam penyebaran agama Islam di kawasan Nusantara serta Asia Tenggara. Kerajaan Samudra Pasai tercatat sebagai Kesultanan Islam yang pertama berdiri di wilayah Indonesia serta kawasan Asia Tenggara.
ADVERTISEMENT
Kerajaan Samudra Pasai memiliki peran sentral dalam jalur perdagangan Selat Malaka, yang telah menjadi rute perdagangan sejak zaman awal abad pertama Maseshi. Berkat posisi geografisnya yang strategis di jalur perdagangan dan pelayaran internasional, penyebaran Islam di wilayah ini menjadi lebih luas.
Dampak dari pendirian Kerajaan Samudra Pasai tidak hanya tercermin dalam peningkatan jumlah penduduk yang memeluk Islam, tetapi juga dalam munculnya kerajaan Islam lain yang mempunyai hubungan dekat dengan Kerajaan Samudra Pasai, salah satu contoh kerajaan tersebut ialah Kerajaan Malaka.
Kerajaan Malaka, sebuah kerajaan Islam Melayu yang berada di wilayah Melaka, Malaysia, memiliki hubungan yang kuat dengan Kerajaan Samudra Pasai. Pembentukan Kerajaan Malaka sangat dipengaruhi oleh bantuan dan pengaruh dari Kerajaan Samudra Pasai. Kedua kerajaan ini memiliki hubungan yang erat, yang pada akhirnya membuat mereka menjadi pusat-pusat kekuasaan Islam di Asia Tenggara.
ADVERTISEMENT
Kesultanan Samudra Pasai, sebagai kerajaan pertama yang menganut Islam di Asia Tenggara, memiliki peran penting dalam penyebaran agama Islam di wilayah tersebut. Pada awal abad ke-16, saat kerajaan Samudra Pasai mencapai puncak kejayaannya, seperti yang dilaporkan oleh Tome Pires, kerajaan tersebut mengalami kemajuan signifikan dalam bidang politik, pemerintahan, agama, dan terutama ekonomi serta perdagangan. Diceritakan bahwa, Samudra Pasai selalu menjalin hubungan persahabatan dengan Malaka, bahkan melakukan hubungan perkawinan antar bangsanya.
Ketika Prameswara (pendiri kerajaan Malaka) kehilangan dukungan dari Dinasti Cina, sebagai penguasa saat itu, dia mencari perlindungan dari pihak lain untuk menjaga Kerajaan Malaka. Dalam upaya untuk memperkuat posisi politik dan ekonominya, mereka memutuskan untuk beralih ke Islam. Akibatnya, Prameswara sendiri memutuskan untuk memeluk agama Islam. Prameswara, yang kemudian dikenal sebagai Sultan Iskandar Shah, menjadi seorang muslim dengan bantuan ulama dari Samudra Pasai yang berimigrasi ke Malaka, sehingga dianggap sebagai raja pertama Malaka yang memeluk Islam. Ini menunjukkan bahwa Kerajaan Samudra Pasai memiliki peran yang signifikan dalam memberikan pengaruh dan pemahaman agama Islam kepada Kerajaan Malaka.
ADVERTISEMENT
Prameswara juga dikabarkan menikah dengan salah satu saudara perempuan dari penguasa Samudra Pasai. Ini menunjukkan bahwa hubungan antara Samudra Pasai dan Malaka tidak hanya terbatas pada diplomasi, tetapi juga melibatkan ikatan keluarga antara kedua kerajaan. Perkawinan antara anggota kerajaan menjadi salah satu faktor utama yang memperkuat hubungan erat antara Samudra Pasai dan Malaka. Dari perkawinan tersebut terjalin hubungan politik yang baik, kerajaan Samudra Pasai dapat memperkuat peran dan posisi kerajaannya terutama di jalur strategis di Selat Malaka berkat hubungannya yang sangat erat dengan Kerajaan Malaka.
Selama abad ke-14 dan ke-15, Samudra Pasai dan Malaka berfungsi sebagai pusat kekuatan Islam utama di Nusantara. Kedua kerajaan ini sangat berperan dalam upaya awal untuk memasukkan nilai-nilai Islam ke dalam kehidupan politik kerajaan; upaya ini kemudian berkembang menjadi kerajaan Islam yang lebih besar.
ADVERTISEMENT