Konten dari Pengguna

Pengalaman Traumatik Hasil dari Relationship

Ermy Eriyanthie
Mahasiswa Universitas Pamulang,Prodi Sastra Indonesia
1 Juli 2023 6:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ermy Eriyanthie tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Trauma. sumber: pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Trauma. sumber: pexels.com
ADVERTISEMENT
Traumatik adalah keadaan jiwa atau tingkah laku yang tidak normal akibat dari tekanan jiwa atau cedera jasmani. Jika dikaitkan dengan hubungan atau relationship, maka traumatik ini adalah tekanan jiwa yang dihasilkan dari adanya sebuah hubungan. Hubungan yang dimaksud adalah sebuah penanaman rasa cinta kepada lawan jenis.
ADVERTISEMENT
Penanaman rasa cinta kepada lawan jenis ini tidak hanya membuahkan kebahagiaan, tetapi juga melahirkan pengalaman yang traumatik. Fenomena traumatik ini tidak hanya dirasakan oleh salah satu pihak seperti lelaki atau perempuan saja, melainkan bisa dialami oleh keduanya. Namun jika melihat kodrat perempuan, perempuanlah yang menjadikan rasa sebagai prioritas.
Perempuan menaruh dan mengutamakan perasaannya dalam menjalani hubungan. Hal ini berdampak kepada pengalaman traumatik yang rentan akan dirasakan jika mendapatkan seorang lelaki yang misalnya tidak serius atau hanya main-main. Pengalaman traumatik ini membuat seorang perempuan cenderung menutup hatinya rapat-rapat dan sulit untuk membuka hatinya, terlebih kepada orang baru dalam hal relationship atau hubungan.
Ilustrasi Rasa Putus Asa Hasil Traumatik dari Hubungan. sumber: pexels.com
Misalnya dalam sebuah kasus, seorang perempuan yang kenal dan didekati oleh lelaki. Perempuan tersebut pada akhirnya menaruh rasa, dan kemudian mengenalkan lelaki tersebut kepada orang tuanya. Lelaki tersebut menjadi orang pertama yang dikenalkan oleh perempuan kepada orang tuanya, dan perempuan telah berpikir akan menjalani hubungan. Namun, nyatanya beberapa saat kemudian, lelaki tersebut justru pergi meninggalkan perempuan atau bahasa sekarangnya adalah ghosting.
ADVERTISEMENT
Pengalaman semacam ini bisa jadi membuat perempuan terpuruk secara mental. Pada akhirnya membuat perempuan tersebut takut untuk berkenalan dengan serius kepada lelaki dan tidak berani lagi membawa lelaki tersebut kepada orang tuanya. Pengalaman traumatik ini membuat seorang perempuan tersebut lebih memilih untuk menyendiri dan meratapi perjalanan relationship atau hubungannya.
Ilustrasi Menyendiri dan Meratapi Hubungan. sumber: pexels.com
Perjalanan mengenai hubungan yang menyedihkan akan membuahkan luka hati mendalam. Permasalahan luka ini tentu tidak akan pernah bisa diobati. Sekalipun sebuah luka hasil pengalaman yang traumatik ini bisa diobati, tetap saja akan membutuhkan waktu yang lama, cenderung mustahil. Maka dari itu, sebuah perasaan dan cinta merupakan sebuah anugerah yang diberikan oleh Tuhan yang tidak boleh dipermainkan. Mempermainkan perasaan berarti juga mempermainkan pemberian Tuhan yang secara otomatis juga mempermainkan Tuhan. Hal ini tidak berlaku bagi salah satu pihak entah lelaki ataupun perempuan saja, bisa saja berlaku bagi keduanya. Sehingga haruslah kedua belah pihak untuk saling menjaga perasaan satu sama lain untuk meminimalisir luka.
ADVERTISEMENT