Konten dari Pengguna

Manfaat Jamur Tiram bagi Kesehatan dan Lingkungan

Esti Wisnawati
Pranata Humas BRIN
22 Juli 2022 12:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Esti Wisnawati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) (sumber BRIN)
zoom-in-whitePerbesar
Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) (sumber BRIN)
ADVERTISEMENT
Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) adalah jamur pangan yang mudah dibudidayakan dan sudah dikenal masyarakat. Jamur ini merupakan jenis jamur kayu yang bisa tumbuh di berbagai macam jenis substrat dan mampu beradaptasi terhadap lingkungan. Akhir-akhir ini menjadi salah satu komoditas pertanian yang berkembang dengan pesat.
ADVERTISEMENT
Keanekaragaman hayati sangat bermanfaat untuk kehidupan manusia sebagai sumber pangan, industri, dan obat. Indonesia negara kepulauan beriklim tropis memiliki keanekaragaman dan kekhasan ekosistem yang luar biasa. Ini menjadikan Indonesia sebagai negara yang memiliki keanekaragaman yang tinggi. Salah satu sumber daya hayati yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan adalah jamur pangan.
Jamur merupakan organisme tingkat rendah berukuran mikroskopis, tidak berkhlorofil dan menyerap makanan dari lingkungan sekitarnya. Dalam ilmu taksonomi biologi, jamur dimasukkan dalam kerajaan (kingdom) tersendiri yaitu Fungi, yang merupakan peralihan antara kerajaan tumbuhan (Plantae) dan hewan (Animalia). Jamur pangan (edible mushroom) adalah jenis jamur yang biasa dijadikan bahan makanan, bisa berupa produk hasil budi daya atau panen dari alam dan memiliki cita rasa yang enak.
ADVERTISEMENT
Jamur Pangan
“Jamur pangan yang kita konsumsi merupakan tubuh buah jamur golongan Basidiomycota yang berukuran makroskopis dan merupakan organ yang menghasilkan spora untuk perkembang biakan jamur,” ujar Iwan Saskiawan yang merupakan peneliti jamur pangan dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Menurut Iwan Saskiawan, asam amino penyusun protein pada jamur menyerupai asam amino yang terdapat pada protein hewani, namun tidak mengandung senyawa yang terdapat pada protein hewani seperti kolesterol yang kurang baik bagi kesehatan.
Sesuai SK Menteri Pertanian RI No. 511 Tahun 2006 ada 6 jenis jamur yang menjadi komoditas binaan Direktorat Jenderal Hortikultura yaitu jamur merang (Volvariella volvacea), jamur tiram (Pleurotus ostreatus), Jamur kuping (Auricularia sp.), jamur kancing (Agaricus sp.), jamur lingzhi (Ganoderma lucidum), dan jamur shiitake (Lentinula edodes).
ADVERTISEMENT
Kandungan Gizi Jamur Tiram
Jamur memiliki kandungan gizi yang tinggi, sehingga jamur dimasukkan ke dalam bahan pangan fungsional, baik yang bersifat sebagai nutraceutical (jamur segar) maupun nutriceutical (bahan olahan atau ekstraksi jamur), dan pilihan bahan yang sangat tepat untuk bayi karena nilai gizinya yang variatif.
Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pangan fungsional adalah bahan makanan alamiah, bisa juga diperoleh melalui penambahan dari luar atau telah melalui proses, mengandung satu atau lebih senyawa yang terbukti secara ilmiah mempunyai fungsi-fungsi fisiologis tertentu yang bermanfaat bagi kesehatan dan dikonsumsi sebagaimana layaknya makanan. Jika fungsi obat terhadap penyakit bersifat kuratif, pangan fungsional dapat dikonsumsi tanpa dosis tertentu, dapat dinikmati sebagaimana makanan pada umumnya, sebagai diet atau menu sehari-hari lezat dan bergizi.
ADVERTISEMENT
Jamur tiram memiliki kandungan nutrisi seperti vitamin, fosfor, besi, kalsium, karbohidrat, dan protein. Memiliki kandungan protein sekitar 10.5-30.4 persen. Komposisi dan kandungan nutrisi setiap 100 gram jamur tiram adalah 367 kalori, 10.5-30.4 persen protein, 56.6 persen karbohidrat, 1.7-2.2 persen lemak, 0.20 mg thiamin, 4.7-4.9 mg riboflavin, 77.2 mg niacin, dan 314.0 mg kalsium. Kalori yang dikandung jamur ini adalah 100 kj/100 gram (http://u.lipi.go.id).
Manfaat Jamur Tiram bagi Kesehatan dan Lingkungan
Walapun perlu penelitian lebih mendalam, jamur tiram diyakini mempunyai potensi untuk membantu menangkal dan mengatasi berbagai masalah kesehatan, antara lain: Pertama, jumlah kandungan serat jarum tiram berkisar antara 7,4 hingga 24,6 persen sehingga sangat baik untuk pencernaan. Kedua, jamur juga mempunyai kandungan kalori yang sangat rendah sehingga cocok bagi pelaku diet. Ketiga, sebanyak 72 persen lemak dalam jamur tiram adalah asam lemak tidak jenuh sehingga aman dikonsumsi baik yang menderita kelebihan kolesterol maupun gangguan metabolisme lipid lainnya.
ADVERTISEMENT
Keempat, jamur tiram juga sebagai antibakteri dan antitumor, serta dapat menghasilkan enzim hidrolisis dan enzim oksidasi. Selain itu, dapat membunuh nematoda. Kelima, jamur ini juga dipercaya mempunyai khasiat obat berbagai penyakit seperti penyakit lever, diabetes, dan anemia. Keenam, sebagai immunomodulator, dan probiotik dan dapat meningkatkan sistem imun karena adanya polisakarida, khususnya Beta-D-glukan pada jamur tiram.
Jamur juga merupakan salah satu komoditas sayuran organik yang tidak menggunakan pupuk sintetik dan pestisida sehingga sangat membantu upaya penyediaan bahan pangan yang sehat dan aman serta dalam menjaga kelestarian lingkungan.
Di samping itu limbah yang berasal dari media tumbuh jamur dapat dijadikan sebagai pupuk organik yang sangat baik untuk kesuburan tanah dan tanaman. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa limbah media jamur dapat digunakan sebagai bahan pakan ternak.
ADVERTISEMENT
Salah satu kelompok riset yang melakukan penelitian tentang jamur pangan adalah Kelompok Riset Jamur Edible yang berada di bawah Pusat Riset Mikrobiologi Terapan BRIN. Di kelompok riset ini diteliti karakter biologi, genetik dan senyawa aktif sehingga jamur pangan sebagai bahan pangan fungsional. Hasil penelitian tersebut diharapkan dapat mendukung kenaikan produksi baik secara kualitatif maupun kuantitatif jamur pangan di Indonesia.
Kesimpulan
Jamur tiram merupakan sumber pangan yang lezat, bergizi tinggi dan sudah dikenal oleh masyarakat. Oleh sebab itu kita dapat mengoptimalkan pemanfaatan jamur tiram sebagai bahan pangan alternatif.