Konten dari Pengguna

Cerita tentang Aku dan Sahabatku

Eva Septya
Mahasiswi Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan Jakarta
6 Maret 2022 17:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Eva Septya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar sendiri foto bersama sahabat
zoom-in-whitePerbesar
Gambar sendiri foto bersama sahabat
ADVERTISEMENT
Persahabatan memanglah hal yang terindah dalam kehidupan kita, karena kita bisa melakukan sesuatu hal yang mungkin bisa mudah dalam menjalankan kalau ketika kita melewatinya dengan sahabat kita tetapi tak semua dari persahabat itu selalu merasakan yang namanya kebahagia karena pasti akan ada saatnya kita menemukan hal yang mengecewakan satu sama yang lain, seperti hanya cerita persahabat saya.
ADVERTISEMENT
waktu saya mempunyai empat sahabat dalam satu kosan saat saya berkuliah, dan salah satu dari sahabat saya itu berbeda kampus dengan saya. Saya mengenalnya sejak SMA tapi kita baru dekat di masa perkuliahan. Dia mengambil kuliah program study fisika sudah jelas dia pintar, selain pintar dia juga cerdas dan aku suka berteman dengan seorang yang cerdas. Dia mempunyai ukuran badan yang tinggi layaknya model dan dia suka berbandan, sedangkan saya dengan tubuh yang ideal tidak terlalu tinggi juga tidak terlalu pendek dan saya tidak cukup minat berias diri supaya terlihat menarik waktu itu.
Lewat satu bulan saya bisa menyesuaikan dengan dia dan menganggap dia seperti kedua sahabatku sewaktu kecil yang ada dikampung. Memang saya akui, dia lebih mengerti dan lebih peka terhadap saya dalam keadaan tertentu, dia lebih dewasa dibanding kedua sahabat saya, dia mampu menyelesaikan masalah secara instan. Selain itu, dia cukup lebih cepat beradaptasi dengan lingkungannya.
ADVERTISEMENT
Sedangkan saya dengan sifat pemalu saya tidak akan mungkin bisa mudah berbaur seperti dia, terlebih bersama pria. Pria yang dekat dengan saya dapat terhitung oleh jari, karena memang saya membatasi diri, berbeda halnya dengan dia, dari yang tidak kenal bisa langsung dekat dan bersahabat karena memang dia lebih mudah berbaur kepada siapapun.
Setelah 3 bulan mengenal dia saya masih menganggap dia baik kepada saya, tapi semua itu berubah setelah dia saya kenalkan dengan teman pria saya. Padahal sejak awal dia sudah tahu bahwa teman pria saya sedang mendekati saya, tapi entah dia tertarik dengannya. Apa mungkin karena dia tahu juga, saya belum tertarik dan membuka hati untuk pria.
Perihal asmara, buatku memang tidaklah mudah dan tidak bisa dipaksakan meski teman pria saya mendekati saya dengan cara apapun. Tapi lain dengan dia berawal dari mata kemudian sering adanya perjumpaan dengan teman pria saya dan akhirnya timbul benih - benih cinta. Dia sering mengajak jalan berdua teman pria saya keliling kota maupun luar kota. Pernah juga mereka jalan pagi hingga larut malam, tetapi ini bukan perihal saya cemburu karena saya tidak memiliki rasa.
ADVERTISEMENT
Tetapi lebih mengarah dimana sahabat saya semakin berubah sifat dan karakter nya terhadap saya bahkan terhadap semuanya temanya yang ada di kosan, entah apa yang terjadi pada dia sehingga dia bisa berubah ketika dia mengenal dan lebih akrab dengan teman pria saya itu, perubahan sifat dia sangat berdampak dalam persahabat kita karena sekarang dia lebih sering marah - marah dan tidak peka lagi dengan sahabatnya, dari situ saya merasa dilema dengan persahabatan kita karena sahabat saya yang sudah saya anggap sebagai saudara sendiri ternyata berubah ketika dia bersamanya.