Konten dari Pengguna

Kimchi dan Rendang: Simbol Perpaduan Budaya dalam Pernikahan Indonesia-Korea

Evra Raya Rizkya Wudd Diaz
Saya adalah seorang penulis dan pengamat sosial yang memiliki minat besar pada isu-isu multikulturalisme dan hubungan lintas budaya. Saya adalah mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi di Universitas Pamulang.
5 Desember 2024 13:16 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Evra Raya Rizkya Wudd Diaz tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi ini dibuat oleh DALL-E, Open Ai.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ini dibuat oleh DALL-E, Open Ai.
ADVERTISEMENT
Perkawinan antarbudaya selalu menarik untuk dibahas, terutama ketika dua budaya yang berbeda bersatu dalam sebuah pernikahan. Salah satu contoh yang menarik adalah perpaduan budaya antara Indonesia dan Korea. Kimchi, makanan fermentasi khas Korea, dan rendang, makanan kebanggaan Indonesia, bisa menjadi simbol dari keindahan pertemuan dua budaya ini.
ADVERTISEMENT
Ketika pasangan Indonesia dan Korea menikah, ada begitu banyak hal yang harus dipadukan, mulai dari tradisi, bahasa, hingga gaya hidup. Sebagai contoh, di Korea ada tradisi pyebaek, di mana pasangan suami istri memberikan penghormatan kepada orang tua dengan membungkuk dan memberikan hadiah simbolis. Di Indonesia, tradisi pernikahan sangat beragam, tergantung adat daerah, seperti prosesi siraman pada budaya Jawa atau tradisi makan bersama dalam adat Minangkabau.
Ketika kedua tradisi ini digabungkan, acara pernikahan menjadi unik dan penuh makna. Misalnya, pasangan bisa mengenakan hanbok khas Korea untuk pyebaek, lalu berganti kebaya dan batik untuk sesi adat Indonesia.
Tentu saja, menyatukan dua budaya tidak selalu mudah. Ada perbedaan pandangan tentang cara mengatur upacara, makanan yang disajikan, bahkan detail kecil seperti musik yang dimainkan. Di Korea, makanan seperti kimchi hampir selalu hadir dalam acara besar, sementara di Indonesia, rendang sering menjadi menu wajib.
ADVERTISEMENT
Untuk mengatasi perbedaan ini, banyak pasangan memilih mengadakan dua sesi acara: satu dengan nuansa tradisional Korea, satu lagi dengan sentuhan budaya Indonesia. Dengan cara ini, keluarga dari kedua belah pihak merasa dihargai.
Meski penuh tantangan, keindahan dari perkawinan Indonesia-Korea terlihat ketika kedua budaya saling melengkapi. Misalnya, dekorasi pernikahan bisa menggabungkan elemen tradisional seperti lampion khas Korea dengan kain tenun Indonesia. Atau, dalam hal makanan, tamu dapat menikmati hidangan khas dari kedua negara, seperti bibimbap dan sate ayam.
Kimchi, yang dikenal dengan rasa asam pedasnya, dan rendang, dengan cita rasa kaya rempah, adalah simbol dari perpaduan ini. Keduanya memiliki karakter yang kuat, namun ketika disajikan bersama, justru menciptakan harmoni. Sama seperti pasangan dari dua budaya ini, yang meskipun berbeda, bisa saling melengkapi dan memperkaya kehidupan satu sama lain.
ADVERTISEMENT
Lebih dari sekadar penyatuan dua individu, perkawinan antarbudaya seperti ini mengajarkan pentingnya toleransi, penghargaan, dan keterbukaan terhadap perbedaan. Pasangan tidak hanya belajar tentang tradisi masing-masing, tetapi juga memperkenalkan budaya mereka kepada keluarga besar dan masyarakat sekitar.
Pernikahan antara orang Indonesia dan Korea adalah contoh nyata bahwa cinta mampu melampaui batas budaya. Di balik semua tantangan, selalu ada keindahan yang lahir dari perpaduan, seperti kimchi dan rendang yang berdampingan di meja makan: berbeda, namun sempurna bersama.
Kimchi dan rendang bukan hanya makanan, tetapi simbol dari harmoni dan keberagaman dalam perkawinan Indonesia-Korea. Dengan saling menghargai dan menggabungkan tradisi, pasangan dari dua negara ini membuktikan bahwa perbedaan bukanlah halangan, melainkan kekuatan. Perpaduan budaya dalam pernikahan ini tidak hanya memperkaya hubungan, tetapi juga menjadi inspirasi bagi dunia untuk menerima dan merayakan keberagaman.
ADVERTISEMENT