Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Berkurban: Lebih dari Sekadar Penyembelihan Hewan
16 Juni 2024 13:53 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari ewia ejha putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ketika kita berbicara tentang kurban, banyak yang langsung mengaitkannya dengan penyembelihan hewan. Namun, sebenarnya kurban memiliki makna yang jauh lebih dalam. Kurban bukan hanya tentang hewan; ini adalah tentang ego, tentang kepemilikan, dan tentang pengorbanan perasaan.
ADVERTISEMENT
Sebagaimana kisah Nabi Ibrahim AS yang menjadi teladan utama dalam ibadah kurban, kita diingatkan akan pengorbanan yang luar biasa. Nabi Ibrahim diperintahkan oleh Allah SWT untuk menyembelih putranya yang sangat dicintai, Ismail AS. Ini bukan hanya ujian fisik, tetapi juga ujian perasaan dan ego. Beliau harus menurunkan egonya dan merelakan kepemilikannya atas Ismail, demi cinta dan ketaatannya kepada Allah SWT.
Kurban Perasaan dan Kepemilikan
Dalam Al-Quran, Allah SWT berfirman:
"Sesungguhnya Aku hendak menjadikanmu pemimpin bagi seluruh manusia." Ibrahim berkata: "(Dan saya mohon juga) dari keturunanku." Allah berfirman: "Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim." (QS. Al-Baqarah: 124)
Ayat ini menggambarkan bagaimana Nabi Ibrahim diuji dan diberi tanggung jawab besar. Pengorbanan yang beliau lakukan bukan hanya simbolis, tetapi penuh makna spiritual yang dalam. Nabi Ibrahim mengorbankan perasaannya, bukan hanya untuk memenuhi perintah Allah, tetapi juga untuk menunjukkan bahwa segala sesuatu di dunia ini hanyalah titipan dari-Nya.
ADVERTISEMENT
Begitu pula kita di Hari Raya Idul Adha ini, diingatkan kembali oleh sejarah dan kisah-kisah yang mengiringinya. Kita belajar bahwa kepemilikan sejati hanyalah milik Allah SWT. Segala sesuatu yang kita miliki di dunia ini, baik itu harta, teman, pasangan, anak, orang tua, rumah, atau kendaraan, semuanya adalah amanah dari Allah. Dalam hadits, Nabi Muhammad SAW bersabda:
"Tidaklah seorang Muslim menanam tanaman atau berkebun, lalu hasilnya dimakan oleh burung, manusia, atau hewan, melainkan itu menjadi sedekah baginya." (HR. Bukhari dan Muslim)
Memaknai Kurban dalam Kehidupan
Ketika kita memahami bahwa tidak ada yang benar-benar kita miliki, kita belajar untuk lebih ikhlas dan rendah hati. Hidup ini adalah tentang bagaimana kita menjalani amanah yang diberikan kepada kita dan bagaimana kita mempersiapkan diri untuk pertanggungjawaban di akhirat nanti.
ADVERTISEMENT
Kurban mengajarkan kita untuk memangkas ego dan perasaan kepemilikan yang berlebihan. Kita harus menyadari bahwa semua yang kita miliki akan diminta pertanggungjawaban di hadapan Allah. Hal ini tercermin dalam firman-Nya:
"Kemudian, kamu pasti akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu)." (QS. At-Takatsur: 8)
Dengan demikian, mari kita jadikan momen kurban ini sebagai pengingat untuk tidak hanya mengorbankan hewan, tetapi juga untuk memangkas ego dan perasaan kepemilikan. Kita harus sadar bahwa segala sesuatu yang kita genggam hari ini, suatu saat nanti akan diminta pertanggungjawabannya.
Penutup
Tidak hanya dalam kurban, tetapi dalam seluruh aspek kehidupan, kita harus ingat bahwa segala sesuatu yang kita miliki adalah titipan dari Allah. Kita harus menjalani hidup dengan kesadaran bahwa semuanya akan kembali kepada-Nya dan kita akan diminta pertanggungjawaban. Mari kita hidup dengan makna dan tujuan, berusaha menjadi manusia yang lebih baik, dan siap memberikan yang terbaik saat pertanggungjawaban itu tiba.
ADVERTISEMENT
Dengan begitu, kita bukan hanya merayakan Hari Raya Idul Adha dengan menyembelih hewan, tetapi juga dengan menyembelih ego dan perasaan kepemilikan kita. Semoga kita semua bisa mengambil hikmah dari ibadah kurban ini dan menjadi insan yang lebih dekat dengan Allah SWT.