Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Kenikmatan: Bukan Hanya untuk Surga
31 Oktober 2023 12:47 WIB
Tulisan dari ewia ejha putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam sebuah dunia yang penuh dengan kecemasan dan pencarian akan makna, seringkali kita bertanya-tanya, untuk apa sebenarnya manusia bekerja, beramal, dan beribadah? Apakah tujuannya semata-mata untuk meraih surga, ataukah ada lebih banyak lagi dalam perjalanan hidup ini?
ADVERTISEMENT
Orang-orang bijak telah memahami bahwa kebahagiaan sejati tidak hanya terletak pada kenikmatan materi atau harta benda duniawi semata. Mereka telah melampaui pencarian akan kelezatan buah-buahan, kenyamanan kasur, atau bahkan janji-janji surgawi. Bagi mereka, kenikmatan tertinggi terletak dalam dunia ide, makna, dan kontribusi.
Ketika kita mempertimbangkan kenikmatan surga, seringkali jiwa kita merasa kurang puas. Kita mungkin merasa bahwa menjalani kehidupan ini hanya sebagai cara untuk mendapatkan kenikmatan surgawi adalah terlalu sempit dan meredupkan makna sejati kehidupan.
Jiwa manusia lebih merindukan jejak-jejak indah yang akan ditinggalkan di dunia ini untuk kebaikan alam dan umat manusia. Mereka mengerti bahwa kebahagiaan sejati terletak dalam perbuatan baik yang memberikan manfaat bagi orang lain dan lingkungan.
ADVERTISEMENT
Mereka juga merindukan perjumpaan dengan Nabi, para sahabat, dan orang-orang saleh. Bagi mereka, nilai tertinggi bukanlah dalam kenikmatan duniawi, melainkan dalam pertemuan dengan Tuhan dan mendengar ikrar ridha-Nya.
Di surga, Tuhan mungkin akan bertanya kepada penduduk-Nya, "Apakah kamu ingin aku tunjukkan kenikmatan yang lebih besar dari ini?" Orang-orang beriman akan merasa heran dan bertanya, "Apakah ada kenikmatan yang lebih besar daripada yang kami nikmati sekarang?" Tuhan menjawab dengan penuh kasih, "Aku meridai kalian dan takkan ada kemurkaan terhadap kalian selama-lamanya."Setiap nabi memiliki satu doa yang takkan tertolak, dan mereka menyimpan doa tersebut di dunia demi syafaat bagi umat manusia di akhirat. Mereka berdiri di pintu surga untuk menyambut dan mengantar umat mereka masuk sebelum diri mereka sendiri.
ADVERTISEMENT
Saat-saat terakhir dalam hidupnya, seorang nabi, dengan kepala yang terletak di pangkuan ibu Aisyah, mengarahkan telunjuknya ke langit dan berkata, "Menuju teman tertinggi..." Kemudian, ia menghembuskan nafas terakhir.
Inilah tekad sejati seorang nabi, dan juga cita-cita setiap individu yang telah mencapai kematangan intelektual dan spiritual. Mereka mengerti bahwa hidup bukan hanya tentang meraih surga, tetapi lebih dalam daripada itu.
Tujuan hidup sejati adalah mencari makna, memberikan manfaat bagi orang lain, berhubungan dengan Yang Maha Kuasa, dan meninggalkan warisan yang indah di dunia ini. Kenikmatan sejati terletak dalam perjalanan mencari Tuhan, bukan hanya tujuan untuk mencapai surgawi.