Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Tolak Pelaku KDRT!
31 Oktober 2023 14:00 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari ewia ejha putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT ) adalah masalah serius yang kerap kali melibatkan tindakan kekerasan yang dilakukan oleh seorang laki-laki terhadap perempuan dalam lingkup rumah tangga.
ADVERTISEMENT
Meski tak dapat dimungkiri bahwa perempuan juga bisa menjadi pelaku KDRT, statistik menunjukkan bahwa laki-laki memiliki persentase yang lebih tinggi dalam hal ini.
Kendati demikian, kasus KDRT tak memandang latar belakang sosial. Dan kadang-kadang, bahkan mewabah hingga ke masyarakat yang bekerja sebagai figur publik.
Penting untuk dicatat bahwa pada tahun 2023, Indonesia mengalami penurunan kasus KDRT dibandingkan tahun sebelumnya. Ini adalah tanda positif bahwa upaya perlindungan dan kesadaran masyarakat terhadap isu KDRT semakin meningkat.
Namun, yang masih menjadi pertanyaan besar adalah mengapa para pelaku KDRT masih diberi ruang untuk tampil di ranah publik, termasuk di layar TV nasional?
Komisi Penyiaran Indonesia (KPI ) pada bulan Juli 2023 telah mengimbau lembaga penyiaran, seperti stasiun TV dan radio, agar tidak memberikan ruang bagi pelaku KDRT untuk tampil di ruang publik. Langkah ini diambil untuk menjaga komitmen dalam memberikan perlindungan kepada perempuan dan anak di media penyiaran.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, masih ada beberapa stasiun TV nasional yang sengaja mengundang pelaku KDRT sebagai tamu dalam program-program mereka. Hal ini patut disayangkan karena tidak hanya menjadi cacat sosial, tetapi juga memiliki dampak yang serius.
Mengapa penting untuk menghentikan penyiaran pelaku KDRT di ruang publik? Dampaknya sangat besar, terutama terhadap para penyintas dan korban KDRT.
Kemunculan figur publik yang dikenal memiliki rekam jejak kekerasan justru dapat membuat penyintas kehilangan semangat dan merasa tidak didukung dalam upaya memperjuangkan hak-hak mereka. Hal ini bisa membentuk persepsi masyarakat bahwa KDRT adalah hal yang biasa, dan ini tidak boleh dibiarkan terjadi.
Oleh karena itu, kita berharap bahwa televisi dan radio menjadi ruang yang ramah bagi perempuan dan anak. Media penyiaran memiliki peran penting dalam membentuk opini publik dan memengaruhi perilaku sosial.
ADVERTISEMENT
Dengan menghentikan penyiaran pelaku KDRT di ruang publik, kita bisa menciptakan lingkungan yang lebih aman dan mendukung bagi semua individu, terutama bagi mereka yang selama ini menjadi korban KDRT.
Kita semua memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa isu KDRT tidak dipandang sebelah mata, dan itu dimulai dari apa yang kita tayangkan di media massa.