Halal Bihalal: Tradisi Penuh Dengan Kenangan

Suasana Halal Bihalal yang meriah, foto: Exel Yan Fajar Purnama (31 Mei 2025)

Purwokerto, 31 Mei 2025 - Tradisi halal bihalal merupakan kegiatan khas Indonesia yang dilakukan setelah bulan Ramadan sebagai momen untuk saling memaafkan dan mempererat silaturahmi. Masyarakat Indonesia dari berbagai latar belakang, termasuk umat Muslim dan non-Muslim, berpartisipasi dalam acara ini. Kegiatan ini melibatkan seluruh warga desa, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.

Tradisi Halal bihalal dilaksanakan selama hari lebaran, dan tahun ini berlangsung pada 31 Mei 2025. Acara ini diadakan di berbagai tempat, salah satunya di desa Karang Miri Rt 03 Rw 06, Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas, Purwokerto. Kegiatan ini dilakukan setelah melaksanakan salat ied, lebih tepatnya pada pukul 08.00 WIB.

Tujuan utama dari halal bihalal adalah untuk memperkuat ikatan sosial, meminta maaf atas kesalahan, dan merayakan kebersamaan setelah bulan puasa. Tradisi ini juga berfungsi sebagai sarana komunikasi produktif antar warga desa.

Jalannya Kegiatan Halal Bihalal Antarwarga

Kegiatan Halal Bihalal untuk mempererat tali persaudaraan, foto: Exel Yan Fajar Purnama (31 Mei 2025)

Acara dimulai dengan pembukaan oleh MC yang mengatur jalannya kegiatan. Setelah sambutan dari ketua RT, dilanjutkan dengan doa bersama yang dipimpin oleh tokoh agama setempat. Doa ini bertujuan untuk memohon keberkahan dan keselamatan bagi seluruh warga desa. Selanjutnya, kegiatan inti adalah saling bersalaman antara warga, di mana setiap individu saling meminta maaf satu sama lain. Momen ini sangat emosional karena menjadi kesempatan bagi setiap orang untuk melupakan kesalahpahaman dan memperkuat hubungan antar tetangga.

Pelaksanaan halal bihalal dilakukan dengan cara bersalaman dan saling meminta maaf, berkumpul dalam suasana penuh keakraban dan keterbukaan. Kegiatan halal bihalal di desa Karang Miri tidak hanya terbatas pada acara formal, adanya hiburan seperti penampilan petasan kertas yang memeriahkan suasana dan membuat warga semakin akrab satu sama lain. Anak-anak juga mendapatkan perhatian khusus dengan adanya pembagian angpao atau THR sebagai bentuk kasih sayang dari orang dewasa.

"Alhamdulilah kegiatan kayak gini selalu ada pas lebaran, soalnya jadi kita makin dekat sama warga desa sini" ujar salah satu warga desa Karang Miri.

Salah seorang warga juga bilang "bagus ada kayak ginian jadi kita yang tadinya ngga kenal jadi kenal"

Tradisi Yang Tak Tergantikan

Suasana saat melakukan kegiatan Halal Bihalal, foto: Exel Yan Fajar Purnama (31 Mei 2025)

Halal bihalal bukan sekadar sebuah tradisi, juga merupakan refleksi dari nilai-nilai kemanusiaan yang mendalam serta pentingnya menjaga hubungan sosial dalam masyarakat. Tradisi ini mengajarkan kita untuk selalu saling memaafkan dan menghargai satu sama lain meskipun terdapat perbedaan latar belakang. Dengan demikian, halal bihalal menjadi salah satu bagian penting dari budaya Indonesia yang tidak hanya merayakan kemenangan setelah berpuasa tetapi juga memperkuat tali persaudaraan di antara kita semua.

Melalui kegiatan halal bihalal ini, masyarakat desa Karang Miri menunjukkan bahwa meskipun mereka memiliki latar belakang yang berbeda-beda, semangat persatuan dan kebersamaan tetap menjadi prioritas utama. Tradisi ini tidak hanya memperkuat ikatan sosial antarwarga tetapi juga menciptakan lingkungan yang harmonis dan saling mendukung.

Seiring berjalannya waktu, tradisi ini tetap relevan dan menjadi simbol persatuan dalam keberagaman masyarakat Indonesia. Melalui halal bihalal, kita diajarkan untuk menumbuhkan rasa empati dan kasih sayang kepada sesama serta menjadikan momen tersebut sebagai kesempatan untuk membangun kembali hubungan yang mungkin telah renggang selama setahun terakhir.

Tradisi ini menjadi pengingat bahwa meskipun hidup dalam masyarakat yang beragam, kita tetap bisa bersatu dalam semangat saling menghormati dan memahami satu sama lain.