Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Komunikasi Verbal dalam Resolusi Konflik
3 Oktober 2024 14:07 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Fadilla Novia Fitri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Komunikasi verbal sering dianggap sebagai media utama dalam komunikasi. Apa itu komunikasi verbal ? komunikasi verbal adalah komunikasi yang dilakukan dengan menggunakan bahasa, baik secara lisan maupun tulisan. Biasanya komunikasi ini dilakukan secara lansung face to face, tetapi bisa juga melalui perantara media seperti handphone dan juga sosial media.
ADVERTISEMENT
Materi komunikasi verbal juga terdapat pada buku The Interpersonal Communication Book karya Joseph A.DeVito. Buku ini dapat menjadi sumber yang sangat baik untuk memahami dinamika komunikasi interpersonal, terutama dalam konteks pesan verbal. DeVito juga membantu pembaca menyadari bahwasanya komunikasi verbal bukan hanya sekedar menyampaikan komunikasi, tetapi juga bagaimana cara membangun hubungan dan memahami orang lain.
Pada buku The Interpersonal Communication Book ini menjelaskan beberapa konsep yang ada pada pesan verbal.
1. Pemilihan kata
Devito membahas bahwa pemilihan kata yang tepat sangat penting untuk dapat menyampaikan pesan dengan jelas dan juga efektif. Kata-kata dapat membawa makna yang berbeda, sehingga penting bagi kita untuk memperhatikan kemasan atau pemilihan kata ketika akan berkomunikasi.
ADVERTISEMENT
2. Makna Ganda
DeVito juga menjelaskan banyak kata yang memiliki makna ganda. Misalnya pada kata “cinta”. Kata ini dapat berarti banyak hal tergantung pada konteks pengirim dan penerima. Hal ini sering terjadi pada kehidupan sehari hari, sehingga menimbulkan adanya miskomunikasi.
3. Pengaruh Budaya
Budaya juga dapat mempengaruhi cara kita dalam berkomunikasi. Setiap budaya memiliki Bahasa nya sendiri, lengkap dengan nuansa dan idiom nya yang unik. Apa yang menjadi sopan dan biasa dalam bahasa budaya tertentu, belum tentu memiliki makna yang sama dengan Bahasa budaya lain. Pengaruh budaya dalam komunikasi sangat signifikan. Dengan memahami bagaimana budaya dapat membentuk cara kita berkomunikasi, kita dapat memperbaiki interaksi kita dengan orang lain, dapat menghindari timbulnya kesalahpahaman dan juga dapat menjalin hubungan yang baik. Buku “ The Interpersonal Communication Book’’ ini memberikan wawasan yang berharga tentang aspek aspek ini dan dapat mengajak pembaca nya untuk lebih sadar akan pentingnya konteks budaya dalam komunikasi sehari hari.
ADVERTISEMENT
4. Pengaruh Emosi
Emosi memainkan peran penting dalam komunikasi verbal, terutama jika pesan yang disampaikan itu secara bertatap muka atau face to face. Emosi bisa berdampak banyak dalam berkomunikasi. Yang pertama yaitu emosi dapat membawa motivasi, misalnya perasaan marah dapat mendorong seseorang untuk mengungkapkan ketidakpuasan. Lalu emosi juga dapat mempengaruhi bagaimana kita menafsirkan pesan yang disampaikan orang lain. Misalnya pada saat kita sedang cemas, kita mungkin lebih cenderung menafsirkan umpan balik yang konstruktif sebagai kritik yang keras. Pengaruh emosi pada komunikasi interpersonal ini sangat signifikan. Emosi bukan hanya mempengaruhi cara kita berkomunikasi, akan tetapi juga bagaimana cara kita merespons dan memahami pesan tersebut.
Dari semua aspek yang telah disebutkan, terdapat kunci agar terciptanya komunikasi verbal yang efektif. Menurut DeVito kunci itu adalah dengar dan respons. Dengan kita mendengar secara aktif pesan apa yang disampaikan dan memberikan respons yang tepat, kita tidak hanya mendapatkan pemahaman, akan tetapi kita juga bisa menjalin hubungan yang baik lain. Ini sangat penting dalam konteks interpersonal dan efektif.
ADVERTISEMENT
Salah satu permasalahan yang muncul pada komunikasi verbal yaitu dalam resolusi konflik. Komunikasi verbal merupakan salah satu elemen fundamental dalam interaksi manusia. Dalam dunia yang semakin kompleks dan saling terhubung ini, kemampuan untuk berkomunikasi dengan jelas, efektif dan persuasif sangat dibutuhkan, terutama dalam upaya untuk menyelesaikan suatu konflik dan mencapai kesepakatan.
Dalam dunia yang penuh dengan interaksi sosial, konflik menjadi salah satu hal yang tidak bisa terhindarkan. Salah satu cara untuk menyelesaikan konflik adalah dengan komunikasi verbal. Kita dapat mengambil contoh dari isu yang sedang hangat di perbincangkan di Tiktok, Instagram, Twitter dan sosial media lainnya saat ini, yaitu kasus Loly, anak dari seorang selebriti Nikita Mirzani memberikan contoh nyata bagaimana komunikasi verbal dapat memainkan peran krusial dalam menyelesaikan masalah yang melibatkan perasaan, harapan, dan realitas kehidupan. Dimana mereka saling menyatakan pendapat dan juga perasaan secara lisan tetapi melalui media perantara yaitu sosial media.
ADVERTISEMENT
Peran komunikasi verbal disini sangat penting dalam menjembatani kesenjangan antara Nikita Mirzani dengan Loly. Melalui dialog yang terbuka, mereka bisa saling mengungkapkan perasaan dan harapan. Dalam situasi konflik, seringkali masing-masing pihak merasa tidak didengarkan. Dengan berbicara secara langsung, baik Nikita maupun Loly dapat mengkomunikasikan kekhawatiran dan ketidakpuasan mereka, sehingga mengurangi ketegangan yang ada.
Dalam penyelesaian kasus ini, terdapat poin poin komunikasi verbal yang terdapat pada buku The Interpersonal Communication Book yang di terapkan. Yang pertama yaitu pemilihan kata, pemilihan kata dan nada bicara Nikita saat berbicara tentang Loly di media sosial juga sangat berpengaruh. Jika dia menggunakan bahasa yang mendukung atau positif, maka citra dia akan di pandang baik,jika dia berbicara dengan nada yang negative atau merendahkan, hal itu dapat menimbulkan kesalahpahaman dan dampak emosional pada Loly. Lalu yang berikutnya yaitu makna ganda. Kasus loly dan Nikita Mirzani mencerminkan bagaimana makna ganda dapat muncul dalam komunikasi interpersonal. Pernyataan yang dibuat oleh Nikita Mirzani atau Loly di media sering kali memiliki makna ganda. Misalnya, sebuah pernyataan yang tampaknya mendukung dapat diinterpretasikan secara berbeda oleh audiens. Publik bisa menafsirkan kata-kata tersebut sebagai bentuk cinta, tetapi juga bisa dilihat sebagai manipulasi atau pengalihan perhatian dari isu yang lebih besar. Terakhir, poin poin pesan verbal pada buku The Interpersonal Communication Book adalah pengaruh emosi. Dalam situasi yang melibatkan emosi tinggi, seperti konflik antara Loly dan Nikita, penting bagi keduanya untuk menyadari bagaimana emosi mereka bisa memengaruhi pesan yang disampaikan. Komunikasi yang emosional, jika tidak dikelola dengan baik, dapat menghasilkan pesan yang kontradiktif atau menyakitkan. Seperti video yang beredar belakangan di sosial media tentang penjemputan Loly secara paksa di Apartemen. Itu merupakan bukti bahwasanya emosi membawa motivasi ketika berkomunikasi. Loly pada saat itu sedang marah dan kesal karena dijemput oleh Nikita Mirzani di apartemen nya secara paksa sehingga mendorong nya untuk menyampaikan pesan yang menggambarkan ketidakpuasan.
ADVERTISEMENT
Secara keseluruhan, konsep-konsep dari buku The Interpersonal Communication Book ini memberikan kerangka yang berguna untuk memahami bagaimana komunikasi verbal dapat mempengaruhi hubungan interpersonal, terutama dalam konteks konflik yang dialami oleh Loly dan Nikita Mirzani. Dengan memahami prinsip-prinsip yang dibahas dalam The Interpersonal Communication Book seperti pemilihan kata, penggunaan makna ganda, dan pengelolaan emosi mereka dapat berkomunikasi dengan lebih efektif dan memperbaiki hubungan mereka. Keterampilan dalam komunikasi verbal adalah kunci untuk menciptakan hubungan yang sehat dan dan terhindar dari kesalahpahaman, terutama dalam situasi yang penuh tantangan.