Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Filosofi Kereta (2): Tabrak yang Menghalangi dan Tinggalkan yang Tidak Ikut
18 Juni 2023 20:42 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Faisal Ramzy tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam perjalanan hidup , sering kali kita dihadapkan pada rintangan-rintangan yang menghalangi kita. Rintangan ini bisa berupa kesulitan, hambatan, atau bahkan manusia yang mencoba untuk menghalangi tujuan kita.
ADVERTISEMENT
Seperti halnya kita belajar, ada saja orang yang merendahkan kita dengan kata-kata "ngapain sih belajar, ujung-ujungnya nanti pengangguran" atau "lu itu lembek, gak bisa masuk akmil". Ketika kita menghadapi rintangan tersebut, filosofi "tabrak yang menghalangi" mengajarkan untuk tidak menyerah dengan mudah.
Semua orang akan bersinar jika dimulai dari awal yang bersifat positif. Seperti kereta yang terus maju dengan kekuatan dan tekadnya, kita juga harus menghadapi rintangan tersebut dengan semangat yang tinggi dan keberanian yang tak tergoyahkan. Tabrak rintangan dengan ketekunan dan keberanian untuk melangkah maju meski ada tantangan di depan.
Tabrak yang Menghalangi Terhadap Rintangan
ADVERTISEMENT
Temukan gebrakan baru dengan cari solusi alternatif dan terus maju dengan tekad yang kuat. Seperti kereta yang mampu melintasi rel yang berliku dan menembus terowongan gelap, kita juga dapat mengatasi rintangan-rintangan seperti omongan tetangga yang menyakitkan dan melangkah maju menuju kesuksesan.
Tinggalkan yang Tak Ikut, Jauhi Orang yang Tidak Memberi Kontribusi Baik
Namun, dalam perjalanan hidup kita, tidak semua hal harus kita tabrak. Terdapat juga filosofi "tinggalkan yang tidak ikut". Kadang-kadang, ada kebijaksanaan dalam memilih untuk meninggalkan hal-hal yang tidak memberi kontribusi positif pada perjalanan kita.
Orang-orang yang sudah menjatuhkan kita atau tidak memberi kontribusi yang baik, maka tinggalkanlah orang tersebut. Seperti kereta yang meninggalkan stasiun yang tidak terjangkau atau tidak relevan dengan tujuan akhirnya, kita juga perlu belajar untuk melepaskan hal-hal yang tidak mendukung pertumbuhan kita.
ADVERTISEMENT
Dalam penerapan filosofi ini, kita harus menggunakan akal sehat dan intuisi untuk membedakan antara rintangan yang dapat kita atasi dan hal-hal yang perlu kita tinggalkan.
Keberhasilan kita tergantung pada kemampuan kita untuk mengenali rintangan mana yang harus ditaklukkan dengan ketekunan dan rintangan mana yang harus kita tinggalkan agar tidak terjebak di "lingkaran setan" lingkungan dan dalam situasi yang sia-sia. Kita perlu memiliki kebijaksanaan untuk menilai apakah suatu usaha layak untuk diteruskan atau apakah kita perlu berpindah arah ke jalan yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
Ketika kita menerapkan filosofi ini dalam kehidupan kita, kita akan merasakan kekuatan dan kebebasan untuk mencapai tujuan kita dengan lebih efisien dan membawa jati diri kita menuju kesuksesan.
Jadi, kita bisa mengambil hikmah dari filosofi kereta ini dan hadapi rintangan dengan keberanian serta bijaksana dalam meninggalkan hal-hal yang tidak ikut. Dalam perjalanan hidup, setiap langkah yang kita ambil akan membawa kita lebih dekat pada impian kita.
Dengan keberanian untuk menghadapi rintangan dan kebijaksanaan untuk mengenali hal-hal yang perlu kita lepaskan, kita dapat menjadi agen perubahan yang mampu mencapai kesuksesan sejati.