Konten dari Pengguna

Pentingnya Ilmu Ergonomi di Perpustakaan

Faizuddin Ahmad
Librarian at National Library of the Republic of Indonesia
12 Agustus 2021 13:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Faizuddin Ahmad tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Perpustakaan (Source: Pexels)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Perpustakaan (Source: Pexels)
ADVERTISEMENT
Perpustakaan sebagai institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya diharuskan memberikan pelayanan yang optimal guna memberikan rasa nyaman pemustaka. Salah satunya dengan menerapkan sistem perpustakaan yang ergonomis. Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat,kemampuan dan keterbatasan manusiad alam rangka membuats istem kerja yang ENAS (efektif, nyaman,aman,sehatdan efesien)
ADVERTISEMENT
Namun, faktanya masih banyak perpustakaan-perpustakaan yang tidak memperhatikan aspek ergonomis. Padahal telah dijelaskan pada undang-undang Republik Indonesia Nomor 43 tahun 2007 tentang perpustakaan sekolah yang tertera pada Bab iv bagian III pasal 23 ayat 1 bahwa setiap sekolah/ madrasah menyelenggarakan perpustakaan harus memenuhi standar nasional perpustakaan.
Anggaran perpustakaan yang tidak terlalu besar, mahalnya sarana dan prasarana untuk menunjang perpustakaan yang ergonomis dan faktor ketidaktahuan pengelola perpustakaan akan pentingnya ergonomis perpustakaan menjadi salah satu kendala. Dampaknya akan mengurangi keamanaan dan kenyaman pemustaka. Misalnya jika perpustakaan terletak di lantai paling atas, pemustaka harus naik turun tangga terus menerus. Efek jangka panjangnya akan berdampak buruk pada pengapuran dini pada lutut maka dari itu direkomendasikan pembangunan gedung perpustakaan berada di lantai dasar.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Perpustakaan juga harus memperhatikan daya tampung dari perpustakaan tersebut. Jika jumlah siswanya 1-500 kebutuhan ruangannya 0,25 m2 /siswa, jika jumlah siswa 501-1000 siswa kebutuhan ruangan 0,50 m2 /siswa, sedangkan > 1001 siswa daya ruangan yang dibutuhkan sebanyak 0,75 m2 / Siswa. Pencahayaan dalam ruangan perpustakaan penting. Terang cahaya penerangan ditentukan oleh kondisi ruang (tertutup atau terbuka, letak penempatan lampu, jenis dan daya lampu, jenis permukaan benda-benda dalam ruang (memantulkan atau menyerap), warna-warna dinding (gelap atau terang), Udara dalam ruang (asap rokok dan sebagainya), pola diagram dari tiap lampu.
Tidak adanya pertukaran udara, antara udara luar dengan udara di dalam ruangan juga dapat menyebabkan ruangan terasa pengap. Sebagai antisipasinya dapat menggunakan alat bantu AC (air conditioner), ventilasi atau penempatan jendela pada dinding ruang perpustakaan.
ADVERTISEMENT
Jika aspek ergonomi ini di perhatikan secara serius akan memberikan rasa nyaman untuk belajar, meningkatkan pengunjung untuk datang keperpustakaan, menjaga koleksi agar tidak mudah rusak dan menjaga kesehatan bagi pemustaka dan pengelola perpustakaan.
DAFTAR PUSTAKA
Prinsip-prinsip dan Aplikasi Desain, Jakarta : Penerbit Bumi Aksara
Http;//health.kompas.com/read/2014/07/11/155359223/Sering.Naik.Tangga.Berdampak .
Buruk.bagi.Lutut, 2 Mei 2015, pukul 24.00
Lasa HS ,2013. Manajemen Perpustakaan , Yogyakarta : Penerbit ombak
Opong Sumiatai 2013. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah Jakarta : Universitas Terbuka
Suptandar, J. Pamudji 1999. Disain Interior : Pengantar Merencana Interior Untuk Mahasiswa Disain dan arsitektur, Jakarta : Penertbit Djambatan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan, Jakarta
PerpustakaanNasional RI