Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Rudolf Puspa, Membangkitkan Nasionalisme Melalui Teater Keliling
10 Mei 2020 8:57 WIB
Tulisan dari Fajar Ramadhan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Seni teater mengajarkan bagaimana mengembangkan kepribadian. Melalui teater seseorang dapat mengekspresikan diri dengan lakon yang dilakukan. Itulah yang menjadi gagasan Rudolf Puspa selama 46 tahun mendirikan Teater Keliling Indonesia.
ADVERTISEMENT
Bersama Dery Syma, Buyung Zasdar dan Paul Pengemanan serta didukung Saraswaty, Jajang C. Noer, Willem Patirajawane, Hidayat, Syaeful Anwar, dan RW Mulyadi, lebih dari 1600 pementasan telah dilakukan. Bagi Rudolf, teater menjadi jembatan untuk meneruskan cita-cita kemerdekaan. Lelaki yang usianya sudah tak lagi muda itu berharap, generasi sekarang tak menghilangkan rasa cintanya terhadap Tanah Air.
Berawal dari impian dan bermodal nekad, ia membangun Teater Keliling dari kota ke kota. Beragam jenis cerita telah dilakukan. Cerita yang dibuat selalu mengandung unsur Nasionalisme dan cinta budaya. Selain itu, dalam pembuatan cerita ia bersama tim produksinya selalu berusaha agar pementasan tersebut dibuat sesuai perkembangan zaman sehingga tidak membosankan.
Setiap latihan, Ia selalu mengajarkan olah rasa. Menurutnya, dengan olah rasa menjadikan para pemeran mendalami siapa peran dia dalam cerita tersebut. Melalui olahrasa diharapkan, pesan tersirat dari adegan yang dilakukan sampai kepada para penonton.
ADVERTISEMENT
“Kalau kamu dalam peran ini menjadi akar, kamu harus bisa membuat penonton mengetahui bahwa kamu adalah akar tanpa ada ucapan bahwa dia adalah akar,” tutur lelaki yang rambutnya sudah mulai memutih itu.
Seseorang yang Inspiratif
Walaupun sudah tak lagi muda, semangatnya tetap membara. Sudah berusia lanjut tak membuatnya berhenti berkarya. Hal itu yang menjadi inspirasi generasi muda untuk semangat berkarya melalui teater.
Bagi generasi muda, Rudolf layaknya ayah yang selalu memberikan perhatiannya. Menurut Prasiani, anggota Teater Keliling Indonesia, Rudolf adalah seorang yang teliti dan perhatian. Menurutnya, Ia akan mengomentari kesalahan yang dibuat agar mendapatkan hasil yang maksimal.
Kulitnya memang sudah tak lagi kencang seperti dahulu. Akan tetapi, kegigihannya memberikan motivasi bagi banyak generasi muda.
ADVERTISEMENT
“Saya kagum karena di usianya sekarang ini, beliau masih giat terjun ke dunia seni teater. Saya melihat eyang memiliki kerendahan hati dan kesabaran dalam melatih maupun menghasilkan karya-karyanya, bahkan mampu mewariskannya kepada anak dan cucunya,” ucap Emma, anggota Teater Keliling Indonesia.
Pendapat lain juga dikatakan Farrij, menurutnya, Rudolf Puspa adalah sosok yang tidak pernah menyerah. Ia juga menambahkan, rasa cinta Rudolf terhadap budaya Indonesia, secara tidak langsung mengingatkan diriya untuk mencintai kebudayaan itu juga.
“Rasa cintanya terhadap budaya Indonesia mengingatkan saya untuk selalu melestarikan dan mencintai kebudayaan itu,” tuturnya
Penghargaan dan Penerus Teater Keliling
Teater Keliling Indonesia juga telah mendapatkan penghargaan MURI (Museum Rekor Indonesia). Penghargaan itu diterima atas teater dengan pertunjukan terbanyak. Teater Keliling Indonesia juga telah melakukan pementasan di kota-kota di Tanah Air dan 11 negara di dunia.
ADVERTISEMENT
Kini cita-citanya diteruskan oleh putrinya Dolfry Inda Suri. Eksistensi Teater Keliling semakin naik ketika pementasan The Great Rahwana (TGR) digelar pada September 2019. Dolfry menuturkan, Teater Keliling bertujuan sebagai wadah bagi generasi muda untuk berproses dalam mengembangkan bakat.
“Proses pelatihan diharapkan mereka dapat memaksimalkan kemampuan yang dimiliki. Jadi berproses dalam pementasan banyak sekali manfaat yang didapat,” ucapnya
Dolfry berharap, semakin banyak masyarakat yang mengapresiasi seni teater. Baginya negara yang besar adalah di mana rakyatnya dekat dengan sejarah dan budayanya.
Kelak, hal yang ditanamkan Rudolf kepada setiap anak yang mengikuti teater, akan diteruskan dan terus berlanjut. Pada akhirnya, proses pengenalan budaya khususnya seni teater tak akan putus karena selalu membagikan hal positif kepada para pelaku dan penikmatnya.
ADVERTISEMENT
Penulis: Fajar Ramadhan