Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Kebanggaan Setnov Pamerkan Kebodohan Kepada Rakyat
15 November 2017 10:07 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
Tulisan dari Fajarudin Shodiq tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Anggota Generasi Muda Partai Golkar (GMPG), Mirwan BZ Vauly menilai banyaknya alasan Setya Novanto untuk sekadar memenuhi panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi merupakan suatu kebodohan. Menurutnya, Setnov mempertontonkan dan memamerkan stupidity atau kebodohan ke hadapan publik negeri.
ADVERTISEMENT
“Dia sudah banyak berdalih, harus izin presiden lah, sakit lah. Ini kan stupidity, kebodohan yang dipamerkan ke rakyat-rakyat kita,” kata Mirwan di Jakarta, Sabtu (11/11).
Seperti diketahui, KPK kembali menetapkan Setnov sebagai tersangka dalam mega skandal penyelewengan dana proyek pengadaan kartu tanda penduduk berbasis elektronik yang diduga merugikan negara senilai Rp 2,3 triliun.
Sebelumnya KPK sudah menetapakn status Setnov sebagai tersangka dalam kasus yang sama. Namun, Ketua Umum partai Golkar itu menang dalam praperadilan. Yakin dengan keterlibatan Setnov dalam korupsi berjamaah proyek e-KTP, KPK kembali menjeratnya untuk yang kedua kali.
Belakangan, Setnov mangkir ketika kembali dipanggil KPK untuk diperiksa. Beragama alasan disampaikan Setnov untuk menghidari pemeriksaan tersebut. Sikap Setnov ini pun menjadi tontonan dan buah bibir publik, semua gerak-gerik Setnov seperti tak pernah luput dari sorotan.
ADVERTISEMENT
Karenanya, Mirwan mendesak KPK segera menangkap dan menahan Setnov, bahkan dengan paksaan sekalipun. Menurut Mirwan, sikap Setnov ini justru akan membuat malu Partai Golkar. Apalagi saat ini, seperti diakui internal partai, elektabilitas Golkar terus anjlok dan merosot. Salah satu penyebabnya adalah kasus yang tengah menimpa Setnov.
Langkah kedua untuk menebus rasa malu partai Golkar, kata Mirwan, ialah dengan segera menggelar Musyawarah Luar Biasa atau Munaslub untuk mencari Ketua Umum baru. Apalagi dalam kurun waktu dua tahun berturut-turut, Golkar akan dihadapkan pada dua momen pesta demokrasi yakni Pilkada Serentak 2018 dan Pemilu 2019.
Menurut Mirwan, terlalu sia-sia jika Golkar hanya mengurusi Setnov tetapi lupa dengan sejumlah agenda penting partai yang harus segera dijalankan.
ADVERTISEMENT
“Bagaimana caranya, semua keluarga besar Partai Golkar harus duduk sama-sama. Partai nggak boleh dimatiin, dirusak terus namanya. Sudah harus berpikir bagaimana caranya untuk Munas dan mencari ketua baru. Nggak ada lagi cara yang lain,” ujar Mirwan.
Jika memang Setnov berencana kembali mengajukan praperadilan, menurut Mirwan itu bukan urusan partai tetapi pribadi Setnov.
“Organisasi ini kan bukan hanya ngurusin Novanto, ini organisasi besar yang ngurusin seluruh kadernya di semua daerah, ngurusin kaderisasi, menyeleksi cabup, cagub. Nggak bisa dilakukan dengan elektabilitas kayak begini, dengan citra yang buruk seperti ini,” papar Mirwan. (red/uck )