Konten dari Pengguna

Kenapa Musik Bisa Bikin Semangat: Pandangan dari Biopsikologi

Fakhri Ihsan Fadillah
Mahasiswa Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Brawijaya
30 November 2024 17:48 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fakhri Ihsan Fadillah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Pendahuluan

ADVERTISEMENT
Musik itu lebih dari sekadar hiburan. Terkadang, kita butuh lagu tertentu untuk ngebangkitin semangat, ngilangin stres, atau bahkan buat menemani momen-momen penting dalam hidup. Tapi, tahu nggak sih, kalau preferensi kita terhadap musik ternyata bisa dijelaskan lewat perspektif psikologi biologis? Maksudnya, bukan cuma soal rasa atau selera, tapi otak dan tubuh kita punya respon biologis terhadap jenis musik tertentu. Jadi, musik bukan hanya tentang nada dan lirik, tapi juga tentang bagaimana tubuh dan otak kita merasakannya.
orang yang sedang mendengarkan musik. Sumber foto: https://chatgpt.com/share/674a0e9f-a79c-8011-8666-643a754e1db6
zoom-in-whitePerbesar
orang yang sedang mendengarkan musik. Sumber foto: https://chatgpt.com/share/674a0e9f-a79c-8011-8666-643a754e1db6

Musik dan Sistem Saraf

ADVERTISEMENT
Coba deh, perhatiin. Kalau kamu lagi dengerin lagu-lagu pop, EDM, atau rock yang cepat, tubuh bisa langsung berasa lebih energik, kan? Itu karena musik dengan tempo yang cepat merangsang sistem saraf simpatik kita, yang bikin tubuh jadi lebih waspada dan siap bergerak. Sistem saraf simpatik ini bekerja untuk meningkatkan detak jantung dan aliran darah, yang akhirnya bikin tubuh lebih siap untuk beraktivitas.
Bukan cuma itu, otak kita juga melepaskan dopamin, zat kimia yang bikin kita merasa bahagia dan puas. Dopamin ini yang bikin kita makin semangat dan termotivasi. Itulah kenapa banyak orang yang dengerin musik upbeat saat mereka butuh energi ekstra, misalnya saat olahraga, kerja, atau belajar. Musik bukan cuma bikin kita happy, tapi juga bantu tubuh bekerja lebih efisien.
ADVERTISEMENT

Pengaruh Musik Terhadap Hormon

Selain bikin kita merasa lebih semangat, musik juga berperan dalam keseimbangan hormon dalam tubuh kita. Misalnya, lagu yang upbeat bisa merangsang pelepasan endorfin, hormon yang terkenal dengan kemampuannya mengurangi rasa sakit dan memberikan rasa bahagia. Di sisi lain, musik yang menenangkan, seperti musik klasik atau akustik, bisa menurunkan kadar kortisol, hormon stres yang sering muncul ketika kita merasa cemas atau tertekan.
Ini menjelaskan kenapa kita sering mendengarkan musik untuk mengatasi emosi negatif atau stres. Musik yang tepat bisa membantu tubuh kembali ke keadaan yang lebih seimbang. Bahkan, dalam terapi musik, para profesional menggunakan musik untuk membantu pasien mengurangi kecemasan dan meningkatkan kualitas hidup mereka.
orang yang sedang mendengarkan musik pop. Sumber foto: https://chatgpt.com/share/674a1ad5-89b8-800c-a3b1-ee18821d7559

Mengapa Musik Bisa Membuat Kita Bahagia?

Pernah nggak sih, kamu dengerin lagu tertentu yang langsung bikin mood jadi lebih baik, atau malah mengingatkan kamu pada kenangan tertentu? Ini terjadi karena musik punya hubungan erat dengan sistem limbik kita, bagian otak yang mengatur emosi. Saat mendengarkan lagu favorit, bagian ini langsung bekerja, memicu perasaan bahagia atau bahkan nostalgia.
ADVERTISEMENT
Sistem limbik kita juga terkait dengan memori, jadi lagu-lagu tertentu bisa memicu kenangan yang membuat kita merasa lebih dekat dengan momen tertentu dalam hidup. Misalnya, lagu yang sering kamu dengar bareng teman-teman atau keluarga, bisa membawa kembali perasaan hangat dan menyenangkan. Ini mengapa banyak orang yang merasa terhubung dengan musik lebih dari sekadar hiburan, karena musik bisa menjadi pengingat momen penting dalam hidup.

Musik dalam Kehidupan Sehari-hari

Musik bukan cuma buat dengerin di waktu senggang. Faktanya, banyak orang yang memanfaatkan musik dalam berbagai aktivitas sehari-hari. Misalnya, genre musik dengan tempo cepat, seperti EDM atau pop, sering digunakan untuk meningkatkan konsentrasi dan fokus, terutama saat belajar atau bekerja. Ritme yang konsisten membantu otak tetap fokus pada tugas yang sedang dikerjakan. Jadi, nggak heran kalau banyak orang yang suka dengerin musik upbeat saat mereka butuh bantuan untuk menyelesaikan pekerjaan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, musik juga sering digunakan dalam olahraga. Lagu dengan beat cepat dapat membantu kita bergerak lebih ritmis dan mengurangi rasa capek. Beberapa orang bahkan merasa lebih kuat dan mampu bertahan lebih lama ketika mendengarkan musik favorit mereka selama latihan. Sebaliknya, musik yang lebih santai seperti musik klasik atau ambient bisa sangat membantu saat berlatih meditasi, yoga, atau hanya sekadar untuk relaksasi setelah hari yang melelahkan.

Dampak Musik pada Kesehatan Mental

Selain memberikan energi atau kenyamanan fisik, musik juga punya dampak yang besar terhadap kesehatan mental kita. Penelitian menunjukkan bahwa musik bisa meningkatkan kualitas hidup dan membantu mengurangi gejala-gejala gangguan mental, seperti stres, kecemasan, dan depresi. Misalnya, mendengarkan musik favorit bisa meningkatkan mood dan membantu seseorang merasa lebih rileks setelah melalui hari yang penuh tekanan.
ADVERTISEMENT
Musik juga berfungsi sebagai alat pengungkapan diri. Melalui musik, kita bisa mengekspresikan perasaan yang mungkin sulit diungkapkan dengan kata-kata. Banyak orang yang merasa bahwa musik bisa berbicara mewakili perasaan mereka, dan ini memberikan rasa lega serta pemahaman diri yang lebih dalam.

Perspektif Biopsikologi tentang Musik

Dari sudut pandang biopsikologi, efek musik bisa dijelaskan lewat reaksi otak dan tubuh kita terhadap frekuensi suara, irama, dan melodi yang diperdengarkan. Musik cepat dengan irama yang kuat bisa meningkatkan aktivitas di area otak yang mengatur motivasi dan perhatian, seperti korteks prefrontal. Ini menyebabkan kita merasa lebih berenergi dan lebih termotivasi untuk bergerak atau bekerja.
Sebaliknya, musik dengan tempo lebih lambat dan melodi yang lembut bisa menenangkan sistem saraf parasimpatik, yang bertanggung jawab untuk membuat tubuh kembali ke keadaan lebih rileks. Makanya, banyak orang yang memilih mendengarkan musik yang lebih pelan saat mereka ingin bersantai atau tidur lebih nyenyak.
ADVERTISEMENT

Kesimpulan

Musik bukan hanya sekadar hiburan atau cara mengisi waktu. Melalui perspektif biopsikologi, kita bisa melihat bahwa preferensi musik berhubungan langsung dengan bagaimana tubuh kita merespons rangsangan dari otak dan sistem saraf. Musik mampu memengaruhi emosi, hormon, dan bahkan cara tubuh berfungsi. Dengan memahami bagaimana musik memengaruhi tubuh, kita bisa memanfaatkannya untuk meningkatkan produktivitas, mengelola stres, atau sekadar merasa lebih baik.
Jadi, nggak ada salahnya menjadikan musik bagian dari rutinitas harianmu. Baik untuk membangkitkan semangat atau menenangkan diri, musik punya kekuatan luar biasa untuk mempengaruhi kualitas hidup kita. Jadi, kalau lagi butuh energi ekstra atau hanya ingin bersantai, tinggal pilih lagu yang tepat, dan biarkan musik melakukan sisanya.
Referensi:
Greenberg, D. M., Baron-Cohen, S., Stillwell, D. J., Kosinski, M., & Rentfrow, P. J. (2015). Musical Preferences are Linked to Cognitive Styles. PLoS ONE, 10(7), e0131151. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0131151
ADVERTISEMENT
Reybrouck, M., Vuust, P., & Brattico, E. (2021). Neural Correlates of Music Listening: Does the Music Matter? Brain Sciences, 11(12), 1553. https://doi.org/10.3390/brainsci11121553