Konten dari Pengguna

Tanda Baca: si ‘Kecil’ Penuh Arti

Fakhriya Azzahra
mahasiswa
27 Oktober 2021 13:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fakhriya Azzahra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi orang sedang mengetik pesan. (Foto: freestocks on Unsplash)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi orang sedang mengetik pesan. (Foto: freestocks on Unsplash)
ADVERTISEMENT
Tanda baca merupakan sebuah hal kecil yang umum kita jumpai setiap harinya. Terlebih ketika pandemi, orang-orang banyak mengandalkan aplikasi berkirim pesan untuk berkomunikasi. Meski terkesan sepele, tanda baca dapat berpengaruh bahkan mengubah pemaknaan suatu kalimat, apabila tidak digunakan atau ditaruh dengan tepat. Salah satunya pada penggunaan tanda baca koma (,). Seperti contoh kalimat berikut,
ADVERTISEMENT
“Ayo makan Anak-anak!” memiliki makna yang jauh berbeda dengan “ayo makan, anak-anak!” kalimat pertama terkesan seperti perintah untuk memakan anak-anak, sedangkan kalimat kedua terkesan seperti mengajak anak-anak untuk makan bersama.
Penggunaan tanda baca yang kurang tepat juga dapat mempengaruhi kesan pembaca atau penerima teks. Saya menemukan beberapa pengguna media sosial Twitter mengaku merasa risih, terganggu atau tidak nyaman dengan seseorang yang menggunakan tanda baca tanda tanya dengan membubuhkan spasi sebelumnya.
Contohnya seperti ini, “untuk hari Senin ada tugas tidak ?” atau “menurutmu lebih baik yang mana ?” jadi, mana yang benar, beri spasi atau tanpa spasi?
Jawabannya telah tertera dengan jelas pada pertanyaan tersebut. Menurut Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia, tanda baca yang paling sering kita pakai–tanda titik, koma, tanya, dan seru–tidak diberi spasi sebelum tanda baca tersebut, tetapi diberi spasi setelahnya. Beberapa kali saya juga menemukan orang-orang di sekitar saya masih memberikan spasi sebelum tanda tanya, atau orang-orang yang malas menyematkan tanda baca koma saat menyebutkan unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan. Hal ini tentu dapat mengubah pemaknaan kalimat atau memberikan kebingungan sementara bagi pembaca atau penerima pesan saat pertama kali mencoba mencerna isi pesan teks tersebut.
ADVERTISEMENT
Tanda baca mungkin hanya sebuah hal kecil di suatu tatanan kalimat. Tapi, penggunaannya pada kondisi tertentu dapat memiliki pengaruh yang cukup berdampak. Dalam Bulan Bahasa yang diperingati setiap Bulan Oktober ini, saya harap dapat menjadi salah satu momentum bagi masyarakat untuk mulai membiasakan diri menggunakan tanda baca dengan baik dan benar. Setidaknya, dapat dimulai dari tanda-tanda baca yang sering digunakan sehari-hari. Seperti, sesederhana dimulai dari tidak memberikan spasi sebelum tanda baca tanya atau seru dan menggunakan tanda baca koma juga titik secara tepat sesuai dengan kegunaannya.
Sebagaimana peribahasa lama, sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit. Sehari selembar benang, lama-lama jadi sehelai kain. Dengan terus membiasakan diri menerapkan kebiasaan kecil seperti ini, semoga dapat terus menjadi kebiasaan baru untuk selamanya.
ADVERTISEMENT