Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Gestational Diabetes Melitus (GDM): Si Manis Pengancam Ibu Hamil
12 Desember 2024 16:43 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Achmad Nurul Falah Indriyanto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Diabetes telah menjadi salah satu masalah kesehatan dengan tingkat kedaruratan cukup tinggi di Indonesia. Menurut International Diabetes Federation (IDF) , Indonesia menduduki posisi ke-5 negara dengan jumlah diabetes terbanyak dengan 19,5 juta penderita berusia dewasa di tahun 2021 dan diprediksi akan menjadi 28,6 juta pada 2045. Angka yang tergolong tinggi tersebut menandakan bahwa kepekaan masyarakat Indonesia terhadap diabetes belum sepenuhnya muncul. Semua rentang usia, mulai dari anak-anak hingga dewasa nyatanya dapat terserang penyakit diabetes.
ADVERTISEMENT
Ibu hamil termasuk salah satu dalam rentang populasi yang rawan untuk menderita diabetes pada saat kehamilan. Diabetes seringkali dijuluki sebagai “Mother of All Diseases” pada dunia kesehatan. Penting bagi ibu hamil untuk terus mengontrol kadar glukosa dalam darah untuk terus mempertahankan kondisi primanya agar tidak terjangkit diabetes. Pemantauan secara berkala tidak hanya memberikan dampak positif bagi ibu saja, melainkan juga pada janin yang sedang dikandung oleh Ibu.
Diabetes yang dialami oleh ibu hamil ketika masa kehamilan dalam dunia kesehatan dijuluki sebagai Gestational Diabetes Melitus (GDM). Berbeda dengan diabetes melitus pada umumnya, kondisi GDM terjadi pada ibu hamil yang memang sebelumnya belum pernah memiliki penyakit diabetes sebelum masa kehamilan. Berdasar pada Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan Hiperglikemi dalam Kehamilan Tahun 2021, Gestational Diabetes Melitus didefinisikan sebagai keadaan intoleransi karbohidrat yang terjadi pada berbagai tingkatan masa kehamilan. GDM disebabkan adanya indikasi resistensi insulin sehingga sel-sel tubuh tidak bisa menyerap glukosa dalam darah dengan optimal.
ADVERTISEMENT
Seringkali ditemukan bahwa GDM dapat menyebabkan dampak jangka pendek (pada masa kehamilan) maupun jangka panjang (setelah masa kehamilan). Pada jangka pendek, adanya diagnosis GDM dapat meningkatkan resiko penyulit kehamilan seperti terjadinya preeklamsia dan eklamsia hingga potensi keguguran, juga penyulit kelahiran seperti bayi berukuran besar dan usia kehamilan yang lebih lama daripada usia kehamilan normal. Pada jangka panjang, GDM dapat memicu terjadinya obesitas dan diabetes melitus tipe 2 bagi ibu hamil maupun bagi anak yang dilahirkan.
Beberapa metode preventif terus dielaborasikan untuk mencegah terjadinya GDM pada ibu hamil. Metode pencegahan tersebut, diantaranya:
ADVERTISEMENT
GDM menjadi tantangan besar bagi setiap ibu hamil baik pada kehamilan pertama atau kehamilan selanjutnya. Besar harapan ibu hamil untuk terus menjaga dirinya dan janinnya agar tetap sehat. Oleh karena itu, penting untuk menjaga kondisi ibu dan kondisi janin ketika masa kehamilan guna mewujudkan generasi yang berkualitas di masa yang akan datang.
Referensi: