Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Gaya Hidup Mewah di Tengah Krisis: Gaya Hidup Keluarga Jokowi
25 November 2024 13:16 WIB
ยท
waktu baca 2 menitTulisan dari faniya oktafiya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Indonesia, pada usia kemerdekaannya yang ke-79, masih tampak jauh dari kata maju. Meski ada perkembangan dari segi jumlah penduduk, kemajuan itu tidak diiringi dengan peningkatan tingkat kemakmuran maupun kualitas hidup rakyat. Lebih miris lagi, Indonesia kini tengah menghadapi krisis ekonomi yang tak kunjung usai. Kenaikan harga kebutuhan pokok, inflasi yang melambung, serta tingginya tingkat pengangguran semakin menekan kehidupan masyarakat sehari-hari. Ketika masyarakat berharap pada bantuan dari presiden sebelumnya, banyak yang bertanya: apa sebenarnya yang diwariskan dari kepemimpinannya? Peningkatan pajak yang dianggap tidak masuk akal, tidak sebanding dengan penghasilan rakyat, hanya menambah beban hidup masyarakat di negara ini.
ADVERTISEMENT
Di tengah tekanan ekonomi ini, gaya hidup keluarga Presiden Jokowi menuai sorotan. Beberapa pihak menilai gaya hidup mereka terkesan glamor dan hedonis. Hal ini terlihat dari momen seperti pernikahan mewah anak presiden, penggunaan barang bermerek dengan harga fantastis, hingga perjalanan luar negeri menggunakan jet pribadi. Hal-hal ini menimbulkan pertanyaan: seberapa sesuai gaya hidup keluarga pemimpin dengan kondisi rakyat yang mereka wakili?
Banyak yang merasa gaya hidup tersebut tidak selaras dengan citra kesederhanaan yang selama ini ditunjukkan Jokowi. Sebagai sosok yang dikenal dengan julukan "presidene wong cilik", Jokowi awalnya dipilih karena dianggap dekat dengan rakyat dan berasal dari keluarga sederhana. Namun, setelah 10 tahun menjabat, gaya hidup keluarganya tampak berubah, bahkan menunjukkan kemewahan yang jauh berbeda dari sebelumnya. Tidak sedikit masyarakat yang merasa kecewa melihat perubahan tersebut.
ADVERTISEMENT
Masyarakat Indonesia mengidolakan pemimpin yang merakyat, yang tidak hanya turun ke lapangan tetapi juga menjalani gaya hidup yang mencerminkan empati terhadap rakyat. Dalam konteks ekonomi sulit seperti sekarang, solidaritas bisa diperkuat melalui gaya hidup sederhana pemimpin dan keluarganya. Sebaliknya, gaya hidup mewah dapat menciptakan jarak sosial yang memperlebar kesenjangan antara pemerintah dan masyarakat.
Pada akhirnya, gaya hidup keluarga presiden bukan sekadar urusan pribadi, tetapi bagian dari tanggung jawab moral pemimpin. Di tengah kesulitan ekonomi rakyat, pilihan gaya hidup yang sederhana akan lebih mencerminkan solidaritas dan kepedulian, sekaligus menjaga kepercayaan masyarakat terhadap pemimpin mereka.