Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Salmonellosis, Penyebab Banyak Kematian di Dunia
11 Mei 2023 11:30 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Fannisa Putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Seperti yang dilansir Food Safety News, setidaknya ada 20 berita berkaitan dengan Salmonella outbreaks yang telah terjadi di berbagai belahan dunia dalam rentang waktu Januari hingga Mei 2023 dan ratusan berita lainnya dalam 5 tahun terakhir. Kejadian tersebut mengakibatkan banyak korban jiwa di kelima benua di dunia.
ADVERTISEMENT
Para korban dilaporkan mengalami berbagai gejala kesehatan setelah mengkonsumsi produk pangan yang belum dimasak sempurna, di antaranya tepung, produk ayam olahan, daging kebab, telur mentah, kerang mentah, susu segar, daging steak, sosis, serta beberapa buah dan sayur mentah, yang setelah dilakukan investigasi ternyata mengandung bakteri Salmonella.
Kasus terkini dari penyakit infeksi Salmonella adalah diperkirakan lebih dari 150 orang dari banyak negara terinfeksi Salmonella usai memakan cokelat merek Kinder.
Produsen cokelat Kinder telah menarik seluruh produknya. Sebagai bentuk waspada, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga melakukan pengujian acak terhadap sejumlah sampel Kinder Joy yang beredar di Indonesia.
Selain kasus Cokelat Kinder tersebut, ada banyak kasus keracunan massal di Indonesia juga disebabkan infeksi bakteri berbahaya, salah satunya Salmonella.
ADVERTISEMENT
Apa Itu Salmonellosis?
Salmonellosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri dari genus Salmonella yang menyerang saluran pencernaan, termasuk lambung, usus halus dan usus besar. CDC (Centers for Disease Control and Prevention) menuturkan gejala umum yang dirasakan pasien yang terinfeksi bakteri Salmonella yakni diare akut, demam tinggi dan kram perut serta muntah berkepanjangan hingga dehidrasi. Gejala biasanya dimulai 6 jam sampai 6 hari setelah tubuh terinfeksi dan gejala bertahan 4 sampai 7 hari.
Menurut Dr. dr. Wulan P.J Kaunang Grad.Dip, M.Kes, DK dalam buku Epidemiologi Penyakit Menular, penyakit ini dapat ditularkan dari hewan ke manusia (zoonosis). Salmonella menginfeksi manusia melalui berbagai makanan dari hewan yang terkontaminasi bakteri tersebut.
ADVERTISEMENT
Penyakit ini bersumber dari kotoran manusia dan hewan serta air yang tercemar oleh limbah tersebut. Bakteri ini umumnya ditemukan pada makanan yang berasal dari hewan seperti daging, termasuk daging sapi, unggas, dan telur.
Salmonellosis adalah penyakit yang ditemukan hampir di seluruh dunia, banyak kasus keracunan di Indonesia juga disebabkan oleh Salmonellosis. Adapun spesies Salmonella yang dilaporkan banyak menyebabkan penyakit ini yakni, Salmonella Typhimurium, Salmonella enteritidis, Salmonella infantis, Salmonella muenchen, Salmonella virchow, Salmonella bovismorbificans dan Salmonella agona.
Faktor Risiko
Anak di bawah usia 5 tahun (balita) dan lansia, orang yang memiliki daya tahan tubuh yang lemah, tinggal di lingkungan dengan sanitasi yang buruk, mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti kortikosteroid, antibiotik, dan antasida, menderita penyakit radang usus, serta memiliki hewan peliharaan di rumah, seperti anjing atau kucing dapat meningkatkan faktor risiko seseorang terinfeksi Salmonella meskipun Salmonellosis bisa menyerang siapa saja.
ADVERTISEMENT
Apabila anda merasakan diare yang berlangsung lebih dari 3 hari, disertai demam lebih dari 38 derajat celsius, serta terdapatnya darah pada tinja dan muntah secara terus menerus, segeralah lakukan pemeriksaan dokter di fasilitas kesehatan terdekat.
Namun jangan khawatir, pada kasus Salmonellosis ringan, pasien umumnya dapat melakukan penanganan mandiri di rumah, dengan menjaga tubuh tetap terhidrasi, mengkonsumsi makanan yang bernutrisi dan menghindari makanan atau minuman yang dapat memperburuk gejala. Pada kasus cukup parah, pasien umumnya perlu di rawat di rumah sakit dan mengkonsumsi obat-obatan yang diresepkan dokter.
Mencegah Lebih Baik daripada Mengobati
Penting diingat untuk selalu menjalani prinsip keamanan pangan dasar yakni Bersih, Pisah, Masak dan Dinginkan . Cuci tangan minimal 20 detik dengan sabun dan air mengalir sebelum makan, memasak, setelah menggunakan toilet setelah memegang hewan atau membersihkan kotoran hewan, juga mencuci bersih bahan makanan sebelum dikonsumsi.
ADVERTISEMENT
Pisahkan makanan matang dari makanan mentah, jaga agar tidak terjadi kontaminasi silang. Masak makanan dengan suhu yang tepat, hindari mengkonsumsi makanan mentah atau tidak matang yang kualitasnya tidak terjamin serta pastikan bahan makanan disimpan pada suhu yang tepat di dalam lemari pendingin anda.
Jagalah kebersihan dapur dengan alat-alatnya serta kebersihan lingkungan tempat tinggal anda dengan seksama dan jangan menyiapkan makanan untuk orang lain ketika sedang mengalami diare atau muntah.
Pada tahun 2019, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga telah meluncurkan Program Nasional “Ayo Cek KLIK sebelum belanja”. Cek KLIK (Cek Kemasan, Cek Label, Cek Izin Edar dan Cek Kedaluwarsa).
Berdasarkan Website resmi BPOM, Cek KLIK merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan masyarakat agar terhindar dari Obat dan Makanan yang berbahaya dan atau tidak memenuhi syarat. Jadilah konsumen cerdas dengan menjauhkan diri dari produk-produk berbahaya untuk dikonsumsi demi kesehatan tubuh kita.
ADVERTISEMENT