Konten dari Pengguna

Cara Memenuhi Kebutuhan Protein Anak untuk Mencegah Stunting

Faradila Danasworo Putri
A Pisces born in 1990. A mom and a wife. Currently blogging in faradiladputri.com to document my life stories and also share information with others :)
26 Desember 2019 16:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Faradila Danasworo Putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Stunting telah menjadi topik yang sering diperbincangkan di kalangan ibu-ibu milenial. Stunting ini merupakan masalah gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu yang lama. Salah satu ciri anak stunting adalah terhambatnya pertumbuhan maupun perkembangan anak. Sedihnya, pada tahun 2019 sebanyak 27.7% atau 7 juta anak Indonesia telah mengalami stunting.
ADVERTISEMENT
Meningkatkan asupan gizi yang baik untuk anak merupakan salah satu cara untuk mencegah terjadinya stunting. Beruntung, saya termasuk dari mom blogger yang hadir dalam acara KumparanMOM bersama dengan Frisian Flag yang hadir dengan tema “Belajar Seru Tentang Gizi” di Hotel Mercure Cikini pada tanggal 21 Desember 2019 kemarin.
I really love events by KumparanMOM. Ketua Redaksi KumparanMOM, Mbak Prameshwari Sugiri turut hadir dan menyambut para hadirin. Beliau mengingatkan lagi tentang tiga hal yang dipercayai oleh KumparanMOM yaitu, kemampuan ibu untuk terus belajar, kemampuan untuk membuat cara sesuai dengan keadaan masing-masing dan kemampuan untuk menciptakan semangat IBU PASTI BISA.
Reinita Arlin Puspita (MC), Prameshwari Sugiri (Ketua Redaksi KumparanMOM), Dr. Ir. Subandi Sardjoko, Msc. (Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan BAPPENAS), dr Diana Suganda (ahli gizi) dan Andrew F. Saputro (Corporate Affairs Director Frisian Flag Indonesia)
Berbagai narasumber juga turut hadir untuk memberikan pemaparan yang lebih detail soal gizi anak, khususnya tentang salah satu makronutrient yang dibutuhkan oleh tubuh yaitu protein. Pada acara #BelajarSeruTentangGizi ini hadir Dr. Ir. Subandi Sardjoko, Msc selaku Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan BAPPENAS, dr Diana Suganda selaku ahli gizi dan Bapak Andrew F. Saputro selaku Corporate Affairs Director Frisian Flag Indonesia memberikan banyak ilmu yang akan saya share juga di postingan ini. Silakan dibaca sampai selesai yaa
ADVERTISEMENT

Pentingnya Protein untuk Bayi dan Anak

Protein merupakan “building blocks” tulang, otot, hormon, darah dan vitamin. Bahkan 20% tubuh kita berupa protein. Jadi jelas ketika anak masih dalam masa tumbuh kembang, protein merupakan makronutrien komponen utama.
Ada dua jenis protein, yaitu protein hewani dan juga protein nabati. Dua-duanya penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi anak karena dari 20 asam amino yang membentuk protein, yang dihasilkan tubuh hanya 9.
Dokter Diana menyatakan bahwa protein hewani menjadi sorotan karena lebih mudah untuk diserap dan dicerna oleh tubuh. Selain itu, beberapa kandungan yang ada di dalam protein hewani yang lebih tinggi daripada protein nabati adalah :
Vitamin B12 – ada di ikan, daging, unggas, susu
ADVERTISEMENT
Vitamin D – ada di ikan berlemak, telur, produk susu
DHA – ada di ikan
Zat besih heme (lebih mudah dicerna daripada non heme di tumbuhan) – ada di daging merah
Zinc/Seng – ada di daging sapi, babi, kambing
Namun bukan berarti protein nabati kalah yaaa. Tetap dua-duanya baik dan dibutuhkan oleh tubuh. Jadi selalu pastikan ada protein hewani maupun protein nabati di menu sehari-hari.

Dampak Anak Kekurangan Protein

Dari penelitian yang dilakukan Abbott Nutrition pada tahun 2018, sebanyak 1 dari 7 anak umur sekolah (6-13 tahun) tidak memenuhi kecukupan asupan protein hariannya. Kadang kan kita ngasih makan anak sampai kenyang, tapi apa isinya? Apakah banyak karbohidratnya saja? Atau malah tidak ada sumber protein sama sekali? Jadi belum tentu kenyang itu bergizi yaaa.
ADVERTISEMENT
Jika anak kekurangan protein hewani, maka anak akan mengalami :
• Rasa lelah, letih dan lemah
• Kurang konsentrasi
• Pertumbuhan terganggu
• Nyeri tulang
• Penyembuhan luka lebih lama
• Penurunan respon imun.
Bahkan jika asupan proteinnya kurang dari awal 1000 hari pertama kehidupan, bukan tidak mungkin akan mengalami kekurangan gizi dan akan berakhir stunting. Kenapa Indonesia getol mencegah stunting terjadi? Bapak Subandi mengatakan bahwa di masa depan, stunting juga akan berpengaruh ke perkembangan dan juga ekonomi bangsa. Jadi jangan sampai hal ini terjadi yaa.
Satu hal menarik yang diungkapkan pada acara ini adalah bahwa makanan ibu juga harus diatur. It’s a cycle. Contoh yang nyata adalah jika para remaja putri dan para calon ibu menderita anemia, maka kemungkinan besar akan menurunkan kondisi tersebut ke anaknya kelak. Kekurangan gizi juga akan berpengaruh ke kualtas ovum dan juga perkembangan kehamilan. Maka dari itu, sangat penting untuk memenuhi kebutuhan gizi baik saat bayi, anak-anak, remaja hingga dewasa.
ADVERTISEMENT

Cara Memenuhi Kebutuhan Protein Anak

Literatur menyatakan bahwa kebutuhan protein untuk anak adalah sebesar 13 gram untuk 1-3 tahun, 19 gram untuk anak 4-8 tahun dan 34 gram untuk anak 9-13 tahun. Bahkan menurut Kemenkes di Peraturan No 75 Tahun 2013, untuk anak 1-3 tahun dibutuhkan 26 gram protein per hari! Cukup banyak yaaa. Tapi memang itu adalah jumlah yang ditargetkan untuk dikonsumsi anak kita per harinya.
Dokter Diana juga menambahkan arahan soal porsi protein, yaitu dengan panduan Isi Piringku. Jadi piring kita bagi menjadi 3 atau 4. Jika dibagi menjadi 3, maka 1/3 untuk protein, 1/3 untuk karbohidrat dan 1/3 terakhir untuk sayuran. Jika dibagi menjadi 4, maka 2/4 untuk protein, 1/4 untuk karbohidrat dan 1/4 terakhir untuk sayuran. Jadi pastikan tidak terlalu banyak karboohidrat ya, dan jangan lupa perbanyak protein dan sayur :D
ADVERTISEMENT
Beberapa tips yang diberikan oleh dr. Diana adalah :
1. Membuat jadwal makan yang teratur : 3 kali makan utama dan 2 kali snack sehat
2. Lengkapi makan dengan jumlah protein yang sesuai kelompok usia
3. Buat snack sehat yang berbasis protein
4. Perkenalkan berbagai jenis dan macam protein sejak dini
5. Jadilah role model untuk anak, kita juga makan makanan yang bergizi
6. Makan bersama
7. Variasikan menu masakan
8. Variasikan bentuk – bisa dibuat bento
9. Sabar
10. Tidak memaksa
11. Sajikan makanan dan minuman dengan penuh cinta
Bapak Andrew juga menyatakan bahwa Frisian Flag mempunyai visi bagaimana bisa memberikan nutrisi yang terjangkau bagi anak Indonesia. Nutrisi dalam hal ini adalah protein hewani dalam bentuk susu. Bagaimana Frisian Flag bisa memberikan susu berkualitas baik dengan mudah kepada masyarakat Indonesia, from grass to glass. Wah, #kebaikansusuFrisianFlag begitu nyata yaa.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Frisian Flag juga berkomitmen untuk membentuk lingkungan dan budaya kerja yang cukup friendly bagi para ibu agar bisa memenuhi kebutuhan gizi anaknya. Frisian Flag ternyata memberikan cuti melahirkan sepanjang 6 bulan loh (WOOOW!) dan juga menyediakan fasilitas nursing/pumping room di kantor maupun pabrik. Nice!

Membuat Local Lasagna Bersama Chef Astro

Selain belajar teorinya, para mom blogger juga melakukan berlomba memasak Local Lasagna yang dipandu oleh Chef Astrolem Putra di acara #kumparanMOMxFrisianFlag ini.
Apa itu Local Lasagna? Sama seperti lasagna biasa tapi bagian lasagna sheet diganti dengan potongan terung ungu. Ulalaaaa, jadi lebih bergizi yaa tentunya~ Siapa yang mau resepnya? Silakan komen yaa (nanti dibuatkan blog postnya hihi)
ADVERTISEMENT
Bagaimana hasilnya? Cakep banget! Apalagi dengan keju mozzarella yang melted dan bau harum bechamel sauce, hmm jadi ga sabar pengen nyicipin kan pas dikeluarkan dari oven.
Rasanya bagaimana? Enaaaak tapi masa kata Chef Astro kurang asin huhuhu. Kan dibuat untuk anak kecil, ga boleh asin-asin bahaha *tetep pembelaan*.
Apakah grup saya berhasil memenangkan cooking competition? Sayangnya tidak HAHAHA. Tapi kami tetap semangat untuk belajar lagi membuat aneka macam menu yang tentu lezat dan disukai oleh anak.
Semoga para moms and dads yang membaca ini juga semakin semangat memberikan buah hatinya makanan dan minuman yang bergizi. Thank you for reading!