Nopia VS Mino: Apa Perbedaannya?

sumber pribadi

Jika Anda berkunjung ke Banyumas, Jawa Tengah, dua camilan tradisional yang tidak boleh dilewatkan adalah Nopia dan Mino. Meskipun memiliki banyak kesamaan, seperti bahan dasar dan proses pembuatan, Nopia dan Mino sebenarnya memiliki perbedaan signifikan.

Nopia merupakan salah satu jajanan tradisional khas Banyumas yang memiliki bentuk unik menyerupai bola kecil dan tekstur kulit yang keras tetapi renyah. Makanan ini sering dijadikan oleh-oleh khas daerah tersebut. Nopia berbentuk bulat seperti telur, dengan permukaan luar yang keras dan sedikit berwarna kecokelatan karena dipanggang. Bagian dalam nopia biasanya diisi dengan gula merah atau campuran gula kelapa yang membuat rasanya manis legit. Namun, kini ada juga variasi isian lain seperti cokelat, pandan, bahkan nanas. Bahan utama pembuatan nopia adalah tepung terigu yang kemudian diolah hingga membentuk adonan, lalu diisi dan dipanggang hingga matang.

Salah satu ciri menarik dari nopia adalah cara memasaknya. Nopia dipanggang di dinding tungku tanah liat yang panas, mirip seperti teknik memanggang roti naan di India. Proses ini membuat kulit luar nopia menjadi keras, sementara bagian dalam tetap lembut dan manis.

Selain nopia, ada juga Mino atau mini nopia, yang merupakan versi kecil dari nopia. Ukurannya lebih kecil dan cocok sebagai camilan ringan. Mino juga memiliki isian gula merah atau varian rasa lainnya. Dengan ukurannya yang mungil, Mino menjadi camilan ringan yang praktis, renyah, dan manis, sehingga digemari oleh berbagai kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Mino juga dikenal sebagai salah satu oleh-oleh khas Banyumas yang banyak diburu wisatawan. Nopia dan Mino ini dapat anda jumpai pada pusat oleh-oleh disekitar wilayah Banyumas, Sokaraja. Salah satu tempat oleh-oleh yang dapat anda datangi ialah Pusat Oleh-Oleh Khas Banyumas Mba Ucih.