Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Kartu Prakerja sebagai Upaya Penanggulangan Pengangguran Akibat COVID-19
7 Februari 2022 15:50 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Faridah Nur Azizah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Covid-19 (corona virus disease) merupakan salah satu jenis penyakit menular yang menimbulkan ketakutan di seluruh belahan dunia. Penyakit ini mulai mewabah sejak bulan Desember 2019 di China. Dari sinilah semuanya bermula. Para korban pun mulai berjatuhan, hingga pada bulan Maret 2020, virus tersebut pun menyusup masuk ke dalam Indonesia. Pandemi ini menimbulkan banyak kasus kematian, akibatnya posisi ketiga sebagai negara yang memiliki kasus kematian penduduk paling banyak akibat wabah covid-19 di Asia diraih oleh Indonesia. Menyikapi hal tersebut, wabah covid-19 ini pun ditetapkan sebagai bencana nasional sejak 14 Maret 2020 oleh Pemerintah Indonesia berdasarkan pada Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007.
ADVERTISEMENT
Bukan hanya sektor kesehatan yang terkena dampaknya, sektor perekonomian pun turut terseret masuk ke dalamnya. Hampir seluruh negara mengalami penurunan pertumbuhan perekonomian sejak hadirnya virus ini, termasuk Indonesia. Badan pusat statistik menyatakan bahwa pertumbuhan perekonomian Indonesia mengalami penurunan sejumlah 5,32 persen pada triwulan ke-2 tahun 2020 apabila dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun sebelumnya.
Penurunan pertumbuhan ekonomi ini salah satunya disebabkan oleh adanya upaya pencegahan penyebaran virus oleh pemerintah yang kita kenal dengan istilah pembatasan sosial berskala besar. Dengan hadirnya kebijakan ini, masyarakat dihimbau untuk melakukan pembatasan kegiatan yang dilakukan di luar rumah pada sektor tertentu, masyarakat juga ditekankan untuk mengurangi kegiatan-kegiatan yang bersifat kelompok, termasuk di dalamnya berupa himbauan untuk bekerja dari rumah atau yang sering disebut sebagai kebijakan work from home, belajar dari rumah atau school from home, dan beribadah dari rumah.
ADVERTISEMENT
Di satu sisi, kebijakan yang ditetapkan pemerintah ini sangat bermanfaat dalam mengurangi tingkat penyebaran covid-19 di Indonesia, akan tetapi dengan pembatasan aktivitas masyarakat dan penutupan pada pasar-pasar modern maupun tradisional, justru mengakibatkan aktivitas perekonomian Indonesia terpuruk. Penutupan pasar sebagai tempat terjadinya jual beli ini mengakibatkan turunnya pendapatan bersih suatu perusahaan hingga mengakibatkan suatu perusahaan melakukan pemutusan hubungan kerja bagi para pegawainya. Tindakan tersebut mau tidak mau harus dilakukan oleh perusahaan demi menjaga tingkat kestabilan keuangan perusahaan. Pemberlakuan pemutusan hubungan kerja yang sedang marak dilakukan kepada para tenaga kerja di Indonesia mengakibatkan jumlah pengangguran meningkat drastis dari tahun-tahun sebelumnya.
Menurut badan pusat statistik, tingkat pengangguran di Indonesia pada bulan Agustus 2020 mencapai angka 7,07 persen, jumlah tersebut meningkat 1,84 persen poin dibandingkan dengan bulan Agustus tahun lalu. Dari persentase tersebut, diperoleh sebanyak 29,12 juta orang penduduk usia kerja yang terdampak covid-19, terdiri dari pengangguran karena covid-19 sejumlah 2,56 juta orang, bukan angkatan kerja (BAK) karena covid-19 sejumlah 0,76 juta orang, sementara tidak bekerja karena covid-19 sejumlah 1,77 juta orang, dan penduduk bekerja yang mengalami pengurangan jam kerja karena covid-19 sejumlah 24,03 juta orang.
ADVERTISEMENT
Guna menangani permasalahan ini, Pemerintah Indonesia telah menetapkan beberapa kebijakan, salah satunya yaitu penerapan kartu prakerja. Kartu prakerja ini merupakan salah satu bentuk realisasi janji Presiden Jokowi pada saat kampanye dulu, beliau berkeinginan untuk menciptakan generasi penerus bangsa yang tak kalah saing, baik dalam persaingan di luar maupun di dalam negeri, yang berfokus untuk melatih keterampilan individu sehingga para angkatan kerja lebih siap untuk bersaing dalam dunia kerja yang makin banyak jumlah permintaannya akan tetapi tidak diimbangi dengan jumlah penawarannya yang justru semakin sedikit.
Pada masa pandemi seperti saat ini, tentunya persaingan kerja semakin hari semakin ketat, oleh karena itu para tenaga kerja harus mampu untuk bertahan serta beradaptasi dengan situasi ini. Apabila mereka tidak mampu untuk beradaptasi, maka mereka akan kalah dalam kompetisi pencarian kerja ini, yang nantinya akan menyebabkan meningkatnya angka pengangguran.
ADVERTISEMENT
Kartu prakerja ialah sebuah sarana untuk mempersiapkan para tenaga kerja yang belum memiliki pekerjaan agar segera mendapatkan pekerjaan, yang dilakukan dengan cara memberikan pelayanan berupa pelatihan, baik secara langsung di tempat kursus maupun pelatihan secara online. Setelah program latihan selesai dilaksanakan, para peserta akan mendapatkan sertifikat kompetensi yang diberikan melalui tes kompetensi yang beracuan pada standar kompetensi kerja. Selain mendapat pelatihan dan sertifikat, peserta juga akan mendapat bantuan dana pencarian kerja sejumlah Rp600.000,00 per bulan dalam jangka waktu empat bulan setelah peserta menyelesaikan program pelatihan.
Dengan adanya insentif tersebut, masyarakat pun akhirnya semakin tertarik terhadap program yang diadakan pemerintah ini. Hal ini sesuai dengan sepuluh prinsip ekonomi yaitu orang bereaksi terhadap insentif. Setiap manusia pasti mengambil keputusan dengan membandingkan terlebih dahulu antara keuntungan yang akan mereka dapat dengan biaya yang harus mereka keluarkan. Ketika masyarakat memutuskan untuk mengikuti pelatihan pada program kartu prakerja ini, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, masyarakat akan mendapatkan insentif berupa bantuan dana pencarian kerja tanpa harus mengeluarkan uang sepeserpun.
ADVERTISEMENT
Sehingga, dengan demikian, makin banyak pula masyarakat yang terlibat dalam program pemerintah ini. Makin banyaknya masyarakat yang mengikuti pelatihan kartu prakerja, maka makin meningkat pula kualitas sumber daya manusia Indonesia. Kemampuan dan keahlian masyarakat yang semakin meningkat ini tentunya akan semakin mempermudah jalan mereka dalam mencari sekaligus menciptakan lapangan pekerjaan.
Karena seperti yang kita tahu, pengangguran tidak hanya disebabkan oleh kurangnya kompetensi atau keterampilan dari suatu masyarakat saja, atau yang sering kita sebut sebagai frictional unemployment, akan tetapi juga disebabkan oleh kurangnya lapangan pekerjaan yang memadai, atau yang sering kita sebut sebagai structural unemployment.
Frictional unemployment biasanya berlangsung dalam waktu yang singkat, lain halnya dengan pengangguran struktural yang berlangsung dalam waktu lama. Dilihat dari jangka waktunya, structural unemployment terbilang lebih berbahaya jika dibiarkan tanpa sebuah penyelesaian. Oleh sebab itu, dibutuhkan sumber daya manusia yang kreatif dalam menciptakan lapangan pekerjaan baru, yang tentunya akan tercipta dengan pelatihan kartu prakerja ini.
ADVERTISEMENT
Program kartu prakerja yang diadakan oleh pemerintah ini terbilang berhasil. Hal tersebut dapat dibuktikan melalui data yang tersaji dalam berita resmi badan pusat statistik Agustus 2021 lalu.
Badan pusat statistik mencatat bahwa tingkat pengangguran pada Agustus 2021 mencapai angka 6,49 persen, turun 0,58 persen poin dibandingkan dengan bulan Agustus tahun lalu. Dengan rincian 21,32 juta orang yang terdampak covid-19. Jumlah tersebut terdiri dari pengangguran karena covid-19 sejumlah 1,82 juta orang, bukan angkatan kerja (BAK) karena covid-19 sejumlah 700 ribu orang, penduduk yang sementara tidak bekerja karena covid-19 sejumlah 1,39 juta orang, dan penduduk bekerja yang mengalami pengurangan jam kerja karena covid-19 sejumlah 17,41 juta orang.