Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Partai Gelora & Jebakan Partai Personalistik
15 September 2020 19:07 WIB
Tulisan dari Farras Fadhilsyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Partai Gelora (Gelombang Rakyat) yang dulunya adalah ormas Garbi (Gerakan Arah Baru Indonesia) yang di inisiatorkan oleh Anis Matta dan Fahri Hamzah saat ini sudah menjadi partai politik yang aktif dalam kontestasi politik di Indonesia. Partai ini disinyalir menjadi pecahan para mantan elite dari PKS. Partai Gelora juga mempunyai sebuah pentolan atau bahasa formalnya yaitu leader utama yaitu Anis Matta dan Fahri Hamzah. Kedua tokoh ini seperti menjadi epicentrum ketokohan dari branding Partai Gelora
ADVERTISEMENT
Lagi-lagi Indonesia telah kedatangan partai baru yang dimana hampir setiap Pemilu nampaknya ada kelahiran partai baru. Kita lihat pada tahun 1999,2004,2009,2014,2019 yang dimana setiap tahun selalu melahirkan partai politik baru, baik partai politik personalistik hingga mempunyai basis ideologi dan pengkaderan yang kuat. Lalu dimanakah positioning Partai Gelora? Apakah akan menjadi partai personalistik? Atau partai berbasis ideologi dan pengkaderan seperti saudara lamanya seperti PKS?.
Positioning partai tentunya akan berpengaruh kepada target audiens/masyarakat dalam hal ini untuk mengambil hati rakyat yang akan menjadi suara didalam Pemilu. Heibing & Cooper mendefinisikan positioning sebagai membangun persepsi produk didalam pasar sasaran relative terhadap persaingan. Dengan demikian, positioning harus dilakukan dengan perencanaan yang matang dan langkah yang tepat. Pengelola pemasaran harus mengetahui bagaimana konsumen dalam hal ini masyarakat memproses informasi, menciptakan persepsi, dan bagaimana persepsi mempengaruhi pengambilan keputusannya. Gun Gun Heryanto juga mengatakan bahwa ketika konsep ini diadopsi dalam dunia politik dalam iklim persaingan partai politik harus mampu menempatkan produk-produk dan image politik dalam benak masyarakat.
ADVERTISEMENT
Tipe Partai
Pertama-tama dalam menjadi partai baru harus memiliki positioning yang jelas apakah tipe dari partai tersebut karena ini akan menjadi bagian target pasar masyarakat tipe apa yang akan menjadi sasaran basis suara. Dalam buku Kaum Demokrat Kritis ada beberapa tipe partai politik yaitu tipe partai sapu jagat (catchall), electoralist programmatic, dan tipe personalistic. Lalu yang menjadi pertanyaan Partai Gelora ini akan masuk kepada golongan tipe partai politik apa? Ini yang menjadi sebuah pertanyaan.
Untuk membuktikan hal itu butuh waktu dan reputasi agar masyarakat tahu Partai Gelora adalah partai yang berjenis tipe apa. Namun menurut penulis sepertinya Partai Gelora ini sepertinya akan condong menjadi partai personalistik. Karena disatu sisi pernyataan Fahri Hamzah mengatakan disalah satu media online “tak ingin terjebak dalam kategorisasi ideologis” ini menandakan nampaknya Partai Gelora akan berbeda dari kawan lamanya yaitu PKS. Melihat condongnya tipe personalistik terlihat dari menonjolnya Anis Matta dan Fahri Hamzah yang digadang-gadang sebagai partai.
ADVERTISEMENT
Dalam sejarah partai politik Indonesia, bahwa partai personalistik hanya dimiliki oleh salah satu personal kuat nasional yang memiliki jabtan tinggi atau elektabilitas tinggi dibidang yang ditekuni tubuh persona itu. Seperti demokrat dengan mempunyai SBY, Gerindra dengan Prabowo, Hanura yang dulu ditokohi oleh Wiranto. Nampaknya sulit bagi Partai Gelora jika hanya menonjolkan figuritas yang nampaknya sosok figur itu tidak menonjol didalam benak masyarakat dan juga tidak ada rekam citra kinerja yang kuat di masyarakat.
Dua Matahari Kembar
Terlepas bagaimana angka statistik electoral kedua tokoh Partai Gelora yaitu Anis Matta dan Fahri Hamzah, kedua tokoh tersebut juga berpotensi menjadi tokoh “Dua Matahari Kembar” didalam kubu internal Partai Gelora itu sendiri. Anis Matta yang menjadi penggagas Partai Gelora tentunya akan menjadi magnet bagi awal-awal para pengikut Gelora yang disinyalir banyak kader Partai Gelora adalah pindahan dari kapal lamanya yaitu PKS. Sebagai mantan Presiden PKS ia punya kharismatik tersendiri didalam kubu internal Partai Gelora yang dimana banyak angota partainya mantan kader PKS.
ADVERTISEMENT
Selain itu sosok Fahri Hamzah yang menonjol dalam media dan ketokohan aktivistnya menjadikan sebagai magnet kuat kedepan bagi Partai Gelora untuk menaikan popularity dan elektabilitas partai. Bahkan mungkin masyarakat awam pun mungkin kenal dengan Partai Gelora karena ketokohan Fahri Hamzah ketimbang dengan nama Anis Matta yang masih asing di telinga masyarakat akar rumput.
Dua matahari kembar ini menurut penulis bisa menjadi dua mata pisau, bisa menjadi anugerah jika bisa dimanfaatkan secara baik dan tepat guna, dan juga bisa menjadi malapetaka dikubu internal Partai Gelora dikemudian hari yang rentan dengan sengketa kekuasaan dan juga conflict of interest. Hal ini harus dipikirkan matang-matang oleh kubu internal Partai Gelora dan jangan menganggap remeh hal ini karena mengingat keliharan partai ini juga berangkat dari permasalah conflict of interest didalam kapal pesiar lamanya yaitu PKS.
ADVERTISEMENT
Sebagai partai baru yang berkecimpung dalam perpolitikan nasional, masih banyak pekerjaan rumah yang dimiliki oleh Partai Gelora. Melihat dari track record Pemilu 2019 partai baru yang disinyalir bermodalkan financial yang kuatpun belum lolos dalam parliamentary threshold, apalagi dalam Pemilu 2024 kemungkinan parliamentary threshold akan dinaikan. Tentunya hal ini menjadi tantangan yang sangat besar bagi partai baru dan terlebih saat ini masyarakat semakin cerdas akan literasi politik yang dimana masayarakat akan sanga menfilterisasi partai-partai politik pilihannya dimasa depan.
Penulis: Muhammad Farras Fadhilsyah (Anggota Komunikasi Politik Kajian Kopi Malam Institute)