Konten dari Pengguna

Dunia Tanda: Menjelajahi Pemikiran Ferdinand de Saussure

Fathia Indah
Mahasiswa PBSI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
23 Desember 2024 10:10 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fathia Indah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
pixabay.com
ADVERTISEMENT
Tanda merupakan bagian yang tidak pernah lepas dari kehidupan manusia. Tanpa disadari, menusia selalu dikelilingi oleh tanda-tanda yang membentuk cara kita dalam memahami dunia. Sebagai salah saatu tokoh semiotik, Ferdinand de Saussure, seorang linguis asal Swiss, telah memperkenalkan pendekatan semiotik untuk mempelajari tanda-tanda yang ada disekitar kita, sehingga hal tersebut telah manjadi dasar dalam kajiaan bahasa, budaya, dan komunikasi.
ADVERTISEMENT
Konsep Dasar Semiotik Ferdinand de Saussure
Ferdinand de Saussure menjelaskan tanda sebagai entitas yang terdiri dari dua elemen utama, yaitu: Signifier (penanda) dan Signifier (petanda).
Saussure menjelaskan bahwa hubungan yang terdapat antara penanda dan petanda ini bersifat arbiter, yang berarti keduanya tidak memiliki hubungan yang alami. Sebagai contoh, kata "pohon" digunakan sebagai penanda yang hanya bermakna "tumbuhan besar berkayu" (petanda) karena adanya kesepakatan sosial dalam bahasa tertentu. Sedangkan dalam bahasa Inggris, penanda yang digunakan adalah "tree" yang berarti pohon.
Selain itu, Saussure juga menjelaskan antara langue (sistem bahasa) dan parole (penggunaan bahasa).
ADVERTISEMENT
Dunia yang Dipenuhi Tanda
Dalam kehidupan yang modern, teori Ferdinand de Saussure ini menjadi sangat relevan karena dunia manusia dipenuhi oleh berbagai tanda. Sebagai contoh, bisa dilihat sebagai berikut:
1. Iklan dan Branding
Iklan menggunakan tanda untuk menciptakan hubungan yang emosional kepada audiens. Seperti logo merek terkenal, Nike dengan "swoosh", yang menjadi penanda dalam mewakili nilai-nilai seperti kecepatan, semangat, dan prestasi (petanda).
2. Budaya dan Tradisi
Simbol-simbol budaya, seperti pakaian adat, bendera, serta makanan khas juga termasuk dalam tanda. Dalam konteks Indonesia, bendera merah putih merupakan tanda yang melambangkan keberanian dan kesucian, merupakan makna yang telah disepakati bersama.
ADVERTISEMENT
3. Media atau Hiburan
Dalam sebuah film, tanda sering digunakan untuk menyampaikan pesan yang dalam kepada penonton. Seperti, cahaya yang bersinar terang menjadi tanda harapan dalam sebuah narasi, sedangkan kegelapan menjadi simbol ancaman atau ketidakpastiaan.
Melalui pemahaman semiotik menurut Saussure ini, kita dapat menganalisis bagaimana sebuah makna dapat dibangun dan diinterpretasikan dalam kehidupan. Hal ini dapat membantu kita agar menjadi pembaca yang kritis terhadap pesan-pesan yang disampaikan melalui iklan, budaya, dan juga media lainnya.
Teori semiotik yang diperkenalkan oleh Saussure juga dapat membuka wawasan kita mengenai bagaimana tanda dapat berfungsi dalam kehidupan sehari-hari. Dunia ini telah menjadi dunia tanda, yang di mana setiap elemennya memiliki makna yang harus dipahami. Dengan mempelajari semiotik, kita tidak hanya memahami bahasa saja, namun juga cara kita dalam membentuk dan memahami secara realitas.
ADVERTISEMENT