Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Pandemi Covid-19: Fenomena Tren Tanaman Hias
7 Juni 2022 19:17 WIB
Tulisan dari FATIMATUZZAHRO tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pandemi Covid-19 terjadi di Indonesia sejak pertama kali pasien terkonfirmasi positif pada 2 Maret 2020, penularan serta penyebaran terus mengalami peningkatan. Terbukti dari data web Satgas Penanganan Covid-19 di Indonesia, kasus terkonfirmasi positif mencapai 5.981.022 jiwa. Upaya yang dilakukan pemerintah yakni mengambil kebijakan PPKM. Masyarakat dituntut untuk melakukan segala aktivitas di rumah, sehingga masyarakat mulai menemukan aktivitas baru agar tetap produktif di masa pandemi. Salah satunya yakni melakukan budidaya tanaman hias, hal ini kemudian memunculkan tren tanaman hias di kalangan masyarakat. Dengan munculnya tren tersebut memberikan dampak positif bagi petani dan pengusaha tanaman hias. Seiring dengan meningkatnya permintaan tanaman hias, biaya produksi yang dikeluarkan juga semakin meningkat. Lalu, bagaimana fenomena ini dapat terjadi di tengah-tengah masyarakat?
ADVERTISEMENT
Fenomena Perubahan Perilaku Masyarakat di Masa Pandemi
Pandemi Covid-19 mampu mengubah hampir seluruh kegiatan masyarakat, sehingga siapapun harus beradaptasi dengan segala perubahan yang terjadi. Tidak hanya berdampak pada kesehatan, pandemi mengubah perilaku sosial masyarakat. Salah satu hal yang paling mencolok pada perilaku sosial masyarakat adalah kecenderungan untuk melakukan kegiatan bercocok tanam seperti mengoleksi berbagai tanaman hias. Tanaman hias diminati oleh berbagai kalangan masyarakat dikarenakan tanaman hias mampu menghilangkan rasa bosan sebab memiliki warna dan bentuknya yang indah. Selain itu, lahan yang digunakan untuk budidaya tanaman hias ini cukup minim serta perawatan yang relatif mudah.
Fenomena Koleksi Tanaman Hias di Kota Malang Saat Pandemi Covid 19
Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak tahun 2020 telah mengakibatkan pergeseran perilaku konsumsi masyarakat Indonesia, salah satunya minat beli masyarakat terhadap tanaman hias. Selama pandemi berlangsung daya minat beli masyarakat terhadap tanaman hias mengalami kenaikan secara signifikan. Hal ini dapat dibuktikan di Kota Malang bahwa dengan adanya tren ini membuat penjualan tanaman hias meningkat. Peningkatan tersebut terjadi akibat banyak faktor diantaranya yaitu adanya efek Bandwagon/ikut-ikutan/trend, efek Snob/gengsi, dan efek Veblen/pamer. Selain itu, mudahnya perawatan pada tanaman hias serta kondisi lingkungan yang mendukung membuat minat budidaya tanaman hias pada masyarakat Kota Malang semakin tinggi.
ADVERTISEMENT
Hubungan Peningkatan Daya Beli Tanaman Hias Dengan Biaya Produksi yang Dikeluarkan
Adanya tren koleksi tanaman hias, tentunya membawa dampak positif bagi petani dan pengusaha tanaman hias. Sesuai dengan hukum pasar, yakni ketika peminat terhadap suatu barang meningkat, maka harganya pun akan semakin meningkat. Namun dibalik keuntungan yang didapatkan, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi. Salah satunya yakni meningkatnya biaya produksi. Biaya produksi merupakan biaya kebutuhan bibit dan perawatan yang meliputi pupuk, pestisida, tenaga kerja, serta biaya lainnya. Tingginya biaya pembibitan dikarenakan harga tanaman hias yang terus mengalami peningkatan. Selain itu, biaya perawatan yang dibutuhkan untuk merawat tanaman hias yang belum laku terjual juga tidak sedikit.
Dampak Pandemi Covid-19 terhadap perubahan perilaku masyarakat salah satunya yaitu maraknya budidaya tanaman hias di rumah. Fenomena ini menjadi hobi baru untuk masyarakat yang juga memiliki peluang bisnis menjanjikan. Dengan meningkatnya minat masyarakat terhadap tanaman hias, tentu membawa dampak positif bagi petani dan pengusaha tanaman hias. Di samping itu, meningkatnya biaya produksi juga menjadi tantangan tersendiri bagi petani dan pelaku usaha.
ADVERTISEMENT