Konten dari Pengguna

Konflik Ideologi dan Pencarian Jati Diri dalam Novel 'Atheis'

Fatma choirunnisa
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
9 Juli 2024 16:09 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fatma choirunnisa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dokumentasi Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Dokumentasi Pribadi
ADVERTISEMENT
Novel "Atheis" karangan Achdiat K. Miharja, Balai Pustaka menerbitkan pada tahun 1949, menceritakan tentang agama, keadaan, dan sosial selama Jepang menjajah Indonesia.
ADVERTISEMENT
Hasan, seorang ahli agama yang mendapat dididikan yang keras dari ayahnya untuk selalu taat beribadah. Hasan kembali bertemu dengan teman kecilnya, Rusli, dan seorang wanita yang bernama Kartini, yang mirip dengan mantan kekasihnya, Rukmini. Walaupun Rusli dan Kartini menganut paham marxisme yang beranggapan bahwa agama sebagai "candu", Hasan mempunyai tekad untuk berusaha membuat mereka menganut agama Islam, terutama Kartini yang telah menjadi pujaan hatinya.
Akan tetapi, Hasan kalah berargumen dengan Rusli yang mempunyai pikiran yang lebih masuk akal dan akhirnya mulai muncul rasa ragu tentang keislamannya sendiri. Hasan tertarik pada paham marxisme, walaupun ia menolak ketika disebut sebagai atheis. Pertemanan mereka semakin erat, dan Hasan mulai mengikuti pertemuan marxisme, yang semakin menguatkan keyakinannya bahwa agama tidak searah dengan logika dan sains. Hasan berubah drastis, ia sudah tidak lagi menjalankan ibadah dan mulai menjalankan gaya hidup bebas bersama Kartini.
ADVERTISEMENT
Kedatangan Anwar, teman lama Rusli, ke rumah mereka memperkeruh suasana. Walaupun pada awalnya Hasan tidak menyukai Anwar, mereka akhirnya menjalin pertemanan yang baik. Anwar berusaha membuat Hasan yakin untuk mengungkapkan kepercayaannya kepada orang tuanya, yang berakibat pada konflik dan usainya hubungan dengan keluarganya. Hasan lalu menikahi Kartini tanpa memberi kabar kepada orang tuanya, akan tetapi pernikahan mereka tidak harmonis dan mereka bercerai karena hubungan Kartini dengan Anwar.
Hasan, yang kini memiliki penyakit TBC, akhirnya memutuskan untuk kembali pulang ke rumah orang tuanya ketika mendapat kabar bahwa ayahnya sakit keras, akan tetapi kedatangannya ditolak. Setelah ayahnya meninggal, Hasan kembali ke Bandung dan mendapat kabar bahwa Kartini telah menikah dengan Anwar. Dalam kondisi fisik yang tidak baik dan situasi yang sangat berbahaya dengan tentara Jepang yang berkeliaran, Hasan berusaha untuk melakukan pembunuhan terhadap Anwar, akhirnya melakukan tembakan tepat di paha kiri.
ADVERTISEMENT
Tokoh-tokoh yang terdapat dalam Novel "Atheis":
1. Hasan
Hasan dididik dalam lingkungan yang agamis dan keras dari ayahnya mengenai agama Islam. Ia dipersiapkan untuk menjadi seseorang yang tetap teguh pada pendirian dan agama yang dianut sejak awal, akan tetapi ketaatan yang dia punya dalam beribadah lebih didorong oleh rasa takut masuk neraka, daripada menjalankan kewajiban sebagai seorang muslim. Hasan diceritakan sebagai seorang pribadi yang mudah terpengaruh dan tidak memiliki pendirian kuat, dan dibutakan oleh cinta. Ia mulai merasa ragu dengan keimanannya dan melihat agama sebagai suatu hal yang tidak bisa mendukung pemikiran yang berkembang sesuai zaman, tidak masuk akal, dan tidak sesuai dengan realita kehidupan.
2. Kartini
Kartini adalah wanita modis yang pernah menjalin pernikahan dengan saudagar Arab yang telah merebut kebahagiaannya. Ia menginginkan kebebasan dan menganut paham marxisme, seperti Rusli dan Anwar. Kartini merupakan seseorang yang membuat Hasan dari seorang yang agamis menjadi seorang yang menjalani gaya hidup bebas, walaupun kebebasan ini pada akhirnya menghancurkan hidup Hasan.
ADVERTISEMENT
3. Rusli
Rusli merupakan teman kecil Hasan yang jail akan tetapi tetap menjadi teman meski mempunyai keyakinan yang berbeda. Rusli memegang erat paham kalau tidak ada kelas sosial dan semua orang sederajat. Ia mempunyai pengetahuan yang luas dan cara bicara yang membuat lawan bicaranya merasa nyaman. Rusli memberi tahu pendapatnya dengan menggunakan kata-kata yang mudah dipahami, logis, dan sesuai dengan realita, yang pada akhirnya membuat Hasan terpengaruh dan meninggalkan agamanya.
4. Anwar
Anwar merupakan teman Rusli yang menganut paham marxisme. Ia percaya bahwa semua orang itu sederajat dan tidak memandang kelas sosial. Anwar mempunyai pendirian kalau Tuhan merupakan diri kita sendiri yang selalu berusaha memperlihatkan dalam segala hal. Ia juga dikenal sebagai pria yang suka bermain perempuan, salah satunya Kartini, teman mereka.
ADVERTISEMENT