Konten dari Pengguna

Kisah Cinta Rama dan Sinta dalam Seni Tradisional Indonesia

Faulinda Adelia
Mahasiswi Sastra Indonesia di Universitas Pamulang
17 Desember 2023 18:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Faulinda Adelia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto Wayang Sinta dan Rama di Museum Wayang (sumber: dokumen pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Foto Wayang Sinta dan Rama di Museum Wayang (sumber: dokumen pribadi)
ADVERTISEMENT
Wayang adalah seni pertunjukan tradisional Indonesia yang menggunakan boneka kayu atau kulit. Wayang tersebut kemudian disusun untuk menghasilkan bayangan di atas kain putih. Kata "wayang" berasal dari bahasa Jawa dan berarti "bayangan" atau "bayangan hidup". Wayang menceritakan kisah-kisah dari epos dan mitos, sering kali menampilkan tema-tema dari epos Ramayana dan Mahabharata.
ADVERTISEMENT
Salah satu wayang yang terkenal akan kisahnya adalah Wayang Sinta Rama. Wayang ini juga dikenal sebagai Wayang Ramayana atau Wayang Purwa. Wayang Purwa adalah salah satu bentuk pertunjukan wayang yang mengisahkan kisah epik Ramayana. Asal usul Wayang Sinta Rama terkait erat dengan penyebaran agama Hindu di wilayah Nusantara.
Kisah Ramayana sendiri berasal dari India dan ditulis oleh Valmiki dalam bentuk puisi epik. Ramayana menceritakan kisah pangeran Rama yang berusaha menyelamatkan istrinya, Dewi Sita, yang diculik oleh Ravana, raja kedahsyatan dari kerajaan Alengka. Dalam perjalanan pencariannya, Rama dibantu oleh saudara-saudaranya, termasuk Lakshmana, dan berbagai makhluk mitologis seperti kera putih Hanuman.
Ilustrasi Ramayana (sumber: www.istockphoto.com)
Pada masa penyebaran agama Hindu ke wilayah Nusantara, kisah Ramayana juga dibawa dan diadaptasi ke dalam budaya setempat. Pertunjukan wayang Sinta Rama muncul sebagai hasil dari adaptasi tersebut. Wayang Sinta Rama menggambarkan kisah Ramayana dalam bentuk pertunjukan wayang. Media visual yang digunakan adalah boneka kayu atau kulit.
ADVERTISEMENT
Pada pertunjukan wayang Sinta Rama, karakter utama Rama, Sinta, dan tokoh-tokoh penting lainnya seperti Ravana dan Hanuman, dihadirkan dalam bentuk boneka wayang. Dalang, sebagai pemain utama, menggerakkan dan menghidupkan boneka-boneka tersebut serta dengan bantuan tangan dan suara yang dilakukannya. Dalang juga menggunakan berbagai alat musik seperti gamelan untuk menciptakan suasana dan mengiringi pertunjukan. Wayang Sinta Rama menjadi bagian integral dari tradisi wayang di Indonesia, terutama di Jawa dan Bali.
Ilustrasi Wayang (sumber: www.istockphoto.com)
Pertunjukan wayang ini tidak hanya sebagai hiburan semata, tetapi juga sebagai sarana pendidikan dan penyampaian nilai-nilai moral. Pengajaran agama kepada masyarakat juga dijelaskan dalam wayang ini. Kisah-kisah dalam Wayang Sinta Rama mengandung pesan moral, nilai-nilai kehidupan, dan ajaran-ajaran agama Hindu yang diadaptasi ke dalam konteks budaya Indonesia. Selain itu, pertunjukan ini memiliki nilai artistik, budaya, dan terus dijaga dan dilestarikan sebagai salah satu warisan budaya yang berharga.
ADVERTISEMENT
Seiring berjalannya waktu, Wayang Sinta Rama terus mengalami perkembangan dan variasi dalam bentuk pertunjukannya. Di beberapa daerah di Indonesia, terdapat variasi lokal dalam pertunjukan Wayang Sinta Rama, dengan perbedaan dalam bentuk boneka, gaya penceritaan, dan musik yang digunakan. Secara keseluruhan, Wayang Sinta Rama merupakan bagian penting dari tradisi wayang di Indonesia yang berasal dari adaptasi kisah epik Ramayana ke dalam budaya setempat. Pertunjukan ini memiliki nilai artistik, budaya, dan moral yang tinggi, serta terus dijaga dan dilestarikan sebagai salah satu warisan budaya yang berharga.