Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Apa yang Ditakdirkan untukku Tidak Akan Pernah Melewatkanku
14 Maret 2021 7:18 WIB
Tulisan dari Silvia Fibrianti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tahun 2019, tepatnya di bulan Maret, berawal pada saat membantu teman yang sedang mencari lowongan pekerjaan di instansi pemerintah sebagai pegawai pemerintah non pegawai negeri sipil, tanpa sengaja Saya melihat di salah satu situs web milik sebuah instansi pemerintah terpampang pengumuman seleksi terbuka jabatan pengawas.
ADVERTISEMENT
Setelah membaca pengumuman seleksi terbuka tersebut dan berbekal kepercayaan diri, Saya ikut mendaftar. Dokumen persyaratan Saya siapkan, yaitu pas foto, daftar riwayat hidup, fotokopi ijazah pendidikan terakhir, fotokopi surat keputusan jabatan dan pangkat/golongan terakhir, fotokopi sasaran kinerja pegawai dua tahun terakhir, dan surat persetujuan atasan langsung. Surat persetujuan atasan langsung ini merupakan dokumen yang paling krusial, karena Saya harus meminta restu kepada atasan langsung untuk seleksi jabatan tersebut.
Sehari sebelum Saya meminta persetujuan tersebut terus terang Saya bingung dan khawatir akankah nanti muncul banyak pertanyaan, tidak memberikan persetujuan atau kemungkinan-kemungkinan buruk lain yang terpikir oleh Saya pada saat itu. Pada keesokan harinya meminta restu kepada atasan langsung tidak seperti yang Saya bayangkan, Alhamdulillah beliau mendukung keinginan Saya untuk mengikuti seleksi tersebut.
ADVERTISEMENT
Selain persyaratan dokumen, hal lain yang harus disiapkan adalah sebuah makalah tentang inovasi dan terobosan apa yang akan diberikan pada jabatan yang dilamar, makalah tersebut nantinya akan disajikan pada saat tahap wawancara.
Topik makalah yang Saya pilih sebagai inovasi dan terobosan adalah sebuah sistem informasi terintegrasi yang membantu dalam mengelola dan menyimpan data mengenai perjanjian dan kerja sama. Topik tersebut dipilih berdasarkan hasil dari observasi Saya di situs web instansi pemerintah tersebut dan didapati belum ada sistem informasi semacam itu. Setelah dokumen-dokumen lengkap dan makalah sudah selesai disusun, Saya segera mengirimkan lamaran melalui surat elektronik dan pos.
Beberapa hari kemudian Saya mendapatkan surat panggilan untuk mengikuti seleksi tahap selanjutnya, yaitu psikotes dan leaderless group discussion (LGD), yang berarti Alhamdulillah lolos tahap seleksi administrasi.
ADVERTISEMENT
Pelaksanaan psikotes dan LGD dilaksanakan pada pagi hari sampai dengan petang. Psikotes dilaksanakan selama 2 jam, kemudian dilanjutkan dengan pembagian kelompok untuk LGD. Pelaksanaan LGD ini memakan waktu agak lama, karena bergiliran. Tiba giliran kelompok Saya mendapatkan kesempatan untuk melakukan diskusi. Dalam pelaksanaan LGD ini tidak ada pemimpin rapat, peserta diskusi mempunyai kedudukan dan hak yang sama dalam mengemukakan pendapat. Setiap kelompok didampingi dua orang penilai. Setiap kelompok berdiskusi membahas tema yang sudah ditentukan. Saya mendapatkan kesempatan pertama untuk mengemukakan pendapat.
Dalam LGD ini Saya belajar bagaimana berdiplomasi, yaitu mengemukakan pendapat dengan baik, mendengarkan pendapat peserta lain tanpa menjustifikasi, tidak memotong pembicaraan peserta lain. Selain itu juga belajar bagaimana mencari jalan tengah dalam perbedaan pendapat agar menghasilkan sebuah solusi atas permasalahan yang terjadi.
ADVERTISEMENT
Mau tahu apakah Saya lolos ke tahap selanjutnya? Yuk kita simak di “Apa yang Ditakdirkan Untukku Tidak Akan Pernah Melewatkanku Part 2”.