Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Calon Pegawai Negeri Sipil
9 Maret 2021 15:00 WIB
Tulisan dari Silvia Fibrianti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Menjalani tahap demi tahap seleksi pengadaan calon pegawai negeri sipil dan lulus sampai dengan tahap akhir merupakan kebanggaan bagi diri sendiri dan keluarga yang menginginkan anaknya menjadi seorang pegawai negeri sipil. Walaupun sebetulnya saat itu saya sudah bekerja di salah satu instansi pemerintah yang kenamaan dengan penghasilan yang besar, tetapi mewujudkan mimpi kedua orang tua adalah tujuan utama saya sebagai anak sulung.
ADVERTISEMENT
Lega rasanya setelah berjuang mengikuti 3 kali seleksi dalam 3 tahun pengadaan calon pegawai negeri sipil pada tahun sebelumnya belum berhasil, membeli dan mempelajari banyak buku soal-soal dan kiat lolos tes untuk menjadi pegawai negeri sipil.
Sempat putus harapan, sampai terucap sambil berurai air mata meminta restu melalui telepon sembari berkata “kenapa susah banget ya ma, mau jadi pegawai negeri sipil aja?” kepada kedua orang tua sebelum memulai tes seleksi di gedung Badan Kepegawaian Negeri pada tahun 2014. Menarik kisah ke belakang, ternyata saat meminta restu melalui telepon, sontak ibu saya pergi mengambil wudu dan berdoa sambil juga berurai air mata meminta kepada Allah SWT. Betapa terbukti bahwa doa ibu itu bagaikan roket yang langsung bisa melesat dan dikabulkan oleh Sang Maha Pencipta.
ADVERTISEMENT
Setelah pengumuman tahap akhir, kami para calon pegawai negeri sipil menunggu kurang lebih satu bulan menunggu pemanggilan untuk pemberkasan, yang nantinya akan ditetapkan dalam keputusan dan surat perintah menjalankan tugas sebagai calon pegawai negeri sipil. Dalam surat perintah melaksanakan tugas itulah tertera tanggal awal kami mulai bertugas sebagai calon pegawai negeri sipil.
Kami menjalani masa orientasi selama 1 tahun, menggunakan pakaian atasan berwarna putih dan bawahan berwarna hitam. Pada hari pertama masuk, kami diberikan pengarahan awal sekaligus penyerahan Keputusan dan surat tugas secara simbolis oleh Menteri kepada kami sebagai calon pegawai negeri sipil.
Keesokan harinya kami berkeliling berkenalan dengan unit kerja di kantor, terutama di unit kerja di mana kami ditempatkan. Pada saat itu juga kami mulai berkenalan dengan senior dan pimpinan di unit kerja dan merupakan momen yang menyenangkan sekaligus gugup, karena khawatir salah dalam bertingkah laku, bertutur kata di pertemuan awal sebagai “new kid on the block”.
ADVERTISEMENT
Momen lainnya yang juga menyenangkan adalah pada saat kami mendapatkan meja dan kursi untuk kami bekerja. Walaupun pada saat itu kami belum mendapatkan komputer untuk bekerja. Sehingga kami diminta untuk membawa laptop masing-masing sambil menunggu pengadaan komputer untuk para calon pegawai negeri sipil yang baru bergabung.
Saya mulai mendapatkan beberapa tugas dari pimpinan dan senior, diantaranya fotokopi dokumen, mengonsep surat, mengonsep rincian anggaran biaya untuk kegiatan serta mempelajari hal-hal penting dan mendasar mengenai tugas dan fungsi serta Kementerian. Melalui tugas-tugas itulah sedikit demi sedikit mulai mempelajari karakter dari masing-masing orang yang ada di sekitar, gaya kepemimpinan, cara bekerja, tata aturan, dan budaya bekerja. Banyak kesempatan yang diberikan kepada Saya untuk bisa mengikuti beberapa rapat dan kegiatan, sehingga mendapatkan banyak ilmu yang bisa diserap.
ADVERTISEMENT
Saya juga mendapatkan pengalaman pertama rapat mewakili pimpinan, pengalaman ini sungguh tidak akan pernah terlupakan, penugasannya mendadak pada pagi hari, selang 30 menit kemudian saya harus hadir, terus terang sebagai seorang calon pegawai negeri sipil saya gugup, takut, dan khawatir, karena tidak memahami substansi apa yang akan dibahas sekaligus tidak mendapatkan arahan apa pun dari pimpinan.
Berbekal bismillah saya hadir di rapat tersebut, beberapa menit rapat berjalan, tibalah unit kerja yang saya wakili mendapat giliran untuk menyampaikan pendapat dan informasi. Hal itu membuat saya kaget dan bingung. Pada akhirnya saya berterus terang bahwa saya tidak bisa memberikan informasi yang diminta karena tidak ada arahan dari pimpinan dan meminta waktu untuk bisa berkonsultasi lebih lanjut dengan pimpinan. Setelah saya menyampaikan hal tersebut, seorang pimpinan rapat berkata “bagaimana Anda ini mewakili rapat, tapi ga tau apa-apa, trus ngapain Anda hadir rapat”. Kalimat itu yang sampai sekarang memotivasi dan mengingatkan saya untuk selalu mempersiapkan apa pun sebelum menghadiri rapat. Sungguh pelajaran dan pengalaman yang sangat berharga.
ADVERTISEMENT
Menjadi calon pegawai negeri sipil pada saat itu menjadi pengalaman yang unik bagi Saya dan teman-teman seangkatan, karena kami merasakan era transisi berganti nomenklatur Kementerian dan berpindah kantor, selama 8 bulan kami berkantor di Thamrin, kemudian kami diminta pindah ke kawasan Sudirman, Senayan lebih tepatnya, bergabung dengan teman-teman direktorat jenderal pendidikan tinggi pada saat itu. Kondisi itu menuntut kami juga untuk kembali beradaptasi dengan orang-orang dan lingkungan baru.
Berpindah unit kerja berarti tugas dan fungsi pun berubah, di mana sebelumnya saya bertugas untuk mereview, mengonsep, dan memproses Memorandum of Understanding (MoU), nota kesepahaman, berubah menjadi menyusun peraturan perundang-undangan. Kalau slogan kerennya “dimulai dari nol ya”. Beradaptasi dan belajar lagi di tugas dan unit kerja baru. Hal tersebut mengingatkan saya bahwa menjadi pegawai negeri sipil harus siap menghadapi tantangan apa pun dan bersedia ditempatkan di mana saja. Tentu saja pergantian pimpinan, nomenklatur, unit kerja, dan tugas akan menjadi hal yang akan menghiasi dunia pemerintahan, terutama bagi pegawai negeri sipil.
ADVERTISEMENT
Sampai akhirnya tepat satu tahun kami menjadi calon pegawai negeri sipil, pada tahun 2016 kami dilantik sebagai pegawai negeri sipil (PNS) dari sebelumnya calon pegawai negeri sipil (CPNS) huruf “C” kami akhirnya lepas. Lepasnya huruf “C” tersebut selain karena perjuangan kami selama satu tahun juga akhirnya kami bisa mendapatkan gaji 100%, yang sebelumnya 80%. Selain itu bagi teman-teman yang ingin melanjutkan studi, dengan dilantik menjadi PNS, terbuka kesempatan untuk mendaftar beasiswa dalam rangka melanjutkan studi. Setelah dilantik menjadi PNS kami juga berhak atas cuti tahunan.
Jadi teman-teman yang sedang berjuang untuk menjadi calon pegawai negeri sipil, tetap semangat jangan putus asa, terus berusaha dan jangan lupa berdoa, mintalah restu dan doa dari orang tua. Setelah lulus dan menjadi calon pegawai negeri sipil jangan lupa bersyukur, berterima kasih kepada kedua orang tua, jalankan tugas sebaik-baiknya, jadikan setiap tugas adalah pengalaman dan pelajaran, serap ilmu sebanyak-banyaknya. Setelah dilantik menjadi PNS, jaga integritas, konsisten, dan jadilah PNS yang amanah.
ADVERTISEMENT