Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Nihilisme Pasif Pada Remaja
23 Desember 2024 17:56 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Fikry Rakasadewo Amroe tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Nihilisme Pasif Pada Remaja: Ketidakpercayaan Remaja Terhadap Kehidupan dan Masa Depan Mereka Sendiri
ADVERTISEMENT
Di masa modern seperti sekarang ini, yang ditandai dengan perubahan sosial dan teknologi yang pesat, para remaja menghadapi berbagai tantangan dan tekanan yang unik. Salah satu fenomena yang menarik perhatian saya adalah munculnya nihilisme, nihilisme pasif lebih tepatnya, di kalangan remaja. Nihilisme, secara sederhana, adalah pandangan filosofis yang menyatakan bahwa kehidupan tidak memiliki makna, tujuan, atau nilai-nilai intrinsik, semua akan berakhir pada kekosongan dan kehampaan. Pandangan ini dapat memengaruhi berbagai aspek kehidupan remaja, mulai dari motivasi belajar, interaksi sosial, hingga masa depan mereka. Artikel saya kali ini akan membahas lebih lanjut tentang nihilisme, nihilisme pasif lebih tepatnya, pada remaja di masa sekarang, termasuk faktor-faktor penyebab, dampak, dan cara menghadapinya.
ADVERTISEMENT
Apa Itu Nihilisme?
Nihilisme berasal dari bahasa Latin "nihil," yang berarti "tidak ada." Mengutip dari Internet Encyclopedia of Philosophy, nihilisme adalah pandangan/paham bahwa semua nilai-nilai tidak memiliki dasar dan tidak ada yang dapat diketahui dan dikomunikasikan. Dengan kata lain, paham nihilisme menganggap segala sesuatu tidak berarti. Paham ini cukup ekstrim dalam mencari tujuan hidup.Penganut nihilisme percaya bahwa tidak ada tujuan yang inheren dalam kehidupan, dan bahwa semua nilai moral adalah buatan manusia. Pandangan ini dapat menimbulkan perasaan hampa, putus asa, dan tidak peduli terhadap kehidupan. Apakah menjadi nihilist berarti tidak peduli pada apapun, bahkan kehidupan diri sendiri? Mungkin saja, karena terdapat dua jenis nihilist. Menurut Friedrich Nietzsche, ahli filsafat dan kritikus budaya asal Jerman, ada dua jenis nihilist, aktif dan pasif.
ADVERTISEMENT
Nihilist Aktif : individu yang menolak makna dan nilai-nilai yang ada dan kemudian mereka menciptakan makna dan nilai-nilai mereka sendiri. Mereka menemukan kebebasan dan juga kedamaian di dalam kekosongan,kehampaan, dan ketidakadaan.
Nihilist Pasif : Individu yang menolak makna dan nilai-nilai yang ada dan tidak menciptakan makna dan nilai-nilai mereka sendiri. Mereka ditelan oleh kekosongan,kehampaan, dan ketidakadaan. Mereka akan merasa putus asa atau bahkan tidak peduli terhadap kehidupan.
Nihilist aktif akan merasa bahwa mereka dapat melakukan apapun karena tidak ada yang berarti dalam hidup(“karena tidak ada yang berarti, aku akan hidup semauku, aku akan menciptakan artiku sendiri”). Sebaliknya, Nihilist pasif akan merasa bahwa mereka tidak dapat melakukan apapun karena tidak ada yang berarti dalam hidup(“karena tidak ada yang berarti, lantas untuk apa aku hidup”).
ADVERTISEMENT
Nihilisme Pasif pada Remaja: Fenomena Masa Kini
Nihilisme pasif bukanlah suatu fenomena yang baru, tetapi sepertinya mengalami peningkatan di kalangan remaja saat ini. Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap hal ini antara lain:
Ketidakpastian Masa Depan: Krisis ekonomi, perubahan iklim, ketidakstabilan politik, dan masalah-masalah lainnya dapat menciptakan perasaan tidak pasti tentang masa depan. Hal ini membuat remaja merasa bahwa usaha dan harapan mereka sia-sia.
Tekanan Sosial dan Akademik: Tuntutan untuk berprestasi di sekolah, tekanan sosial dari teman sebaya, dan ekspektasi keluarga dan masyarakat dapat membebani remaja. Ketika mereka merasa tidak mampu memenuhi tuntutan ini, mereka mungkin akan merasa putus asa, seolah-olah mereka tidak berguna, dan kehilangan makna.
Paparan Informasi dan Konten Negatif: Internet dan media sosial memungkinkan remaja terpapar pada berbagai informasi dan konten-konten negatif, seperti kekerasan, kebencian, dan keputusasaan. Hal-hal seperti ini dapat memperkuat pandangan nihilistik.
ADVERTISEMENT
Kurangnya Dukungan: Remaja yang merasa terisolasi dari kehidupan sosial, yaitu yang tidak memiliki dukungan dari keluarga atau teman, atau mengalami kesulitan dalam membangun hubungan sosial, lebih rentan terhadap nihilisme pasif.
Faktor-faktor diatas dapat menyebabkan remaja menjadi seorang nihilist pasif. Mereka setelah mengalami hal-hal diatas mulai mempertanyakan diri mereka sendiri “Untuk apa aku berusaha?”, “Apakah benar masa depan itu ada?”, “Apa tujuan dari hidupku?”, “Apa arti dari semua ini?” dan mereka tidak dapat menjawab pertanyaan tersebut hingga akhirnya mereka mulai membuat kesimpulan/pernyataan “Hidup tidak ada artinya”.
Dampak Nihilisme pasif pada Remaja
Nihilisme pasif dapat berdampak negatif pada kehidupan remaja karena mereka sudah tidak peduli lagi dengan kehidupan dan masa depan mereka sendiri, di antaranya adalah:
ADVERTISEMENT
Penurunan Motivasi dan Prestasi: Remaja yang nihilistik mungkin kehilangan minat pada sekolah dan pembelajaran, karena mereka merasa bahwa pendidikan tidak memiliki tujuan yang berarti.
Masalah Kesehatan Mental: Nihilisme pasif dapat mengakibatkan timbulnya masalah kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan berlebih karena mereka terlalu memikirkan bahwa yang mereka lakukan akan sia-sia.
Isolasi Sosial: Remaja yang nihilistik mungkin menarik diri dari pergaulan dan merasa sulit untuk membangun hubungan yang bermakna karena merasa bahwa hal tersebut tidak penting dan pada akhirnya, akan berakhir.
Coping Yang Salah: Dalam beberapa kasus, nihilisme pasif dapat mendorong remaja untuk terlibat dalam perilaku-perilaku berisiko sebagai bentuk pelarian, seperti konsumsi alkohol berlebih, penggunaan obat-obatan terlarang atau bahkan perilaku merusak/menghancurkan diri sendiri.
ADVERTISEMENT
Menghadapi Nihilisme pasif pada Remaja
Meskipun nihilisme pasif dapat menjadi tantangan yang berat, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghadapinya, yaitu:
Support system yang Kuat: Dukungan dari keluarga, teman, dan komunitas dapat membantu remaja merasa lebih terhubung dan memiliki arti.
Mencari Makna dan Tujuan: Mendorong remaja untuk mengeksplorasi minat dan bakat, serta nilai-nilai mereka. Kemudian mencari aktivitas yang memberi mereka rasa tujuan dan pencapaian(aktivitas kegemaran/hobi seperti berolahraga, menggambar, menulis, bermusik, dll.)
Mengembangkan Keterampilan Coping: Membantu remaja mengembangkan keterampilan coping yang sehat untuk menghadapi stress dan emosi negatif.
Bantuan Profesional: Jika remaja mulai menunjukkan gejala-gejala gangguan kesehatan mental yang signifikan, penting bagi para orang tua untuk mencari bantuan profesional kesehatan mental.
Kesimpulan
Nihilisme pasif pada remaja adalah masalah kompleks yang membutuhkan perhatian dan pemahaman yang dalam. Dengan mengenali faktor-faktor penyebab, dampaknya, serta mengambil langkah-langkah yang tepat, kita dapat membantu remaja untuk tidak terjatuh dalam keputusasaan dan membantu mereka dalam menemukan makna serta tujuan hidup mereka. Penting bagi para orang tua, pendidik, dan juga masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang mendukung dan memberikan remaja rasa memiliki harapan dan kesempatan untuk berkembang, dan juga untuk mencapai masa depan.
ADVERTISEMENT